Sumbar Butuh Tol, Ini Analisis Bernas Nasrul Abit

oleh -585 views
oleh
585 views
Nasrul Abit pastikan jalan Tol Sumbar sudah lewati kajian, Selasa 25/2 (foto: dok)

Padang,—Jalan Tol Sumbar mulai dikerjakan, pro dan kontra pembangunan pun terjadi di tataran masyarakat, tapi apa betul Sumbar butuh Jalan Tol dan apa untungnya?

Berikut ini analisis bernas dari Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit yang disebut maju Cagub Sumbar pada Pilkada Gubernur tahun ini.

Nasrul Abit menekankan bahwa Sumbar sangat membutuhkan adanya Tol Trans Sumatera. Kenapa? Karena jika ingin tidak ketinggalan dari daerah lain yang ada di Sumatera, memiliki jalan tol adalah salah satu caranya.

“Riau, Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumatera Utara punya tol, sedangkan kita (Sumbar) tidak punya. Jangan sampai kita ketinggalan,”ujar Nasrul Abit Selasa 25/2, saat melakukan kunjungan ke Payakumbuh.

Jalan Gol Sumbar bagian Trans Sumatera kata Nasrul Abit, banyak manfaat didapatkan oleh Sumbar apabila tol tersebut sudah diselesaikan, mulai dari wisata sampai ke perdagangan.

“Setiap Jumat bisa jadi masyarakat dari Pekanbaru datang ke Sumbar untuk berwisata, karena hanya tiga setengah jam ke Padang. Bayangkan berapa dampaknya untuk perekonomian kita,” sebutnya mencontohkan.

Diketahui, sebelumnya, sejumlah warga di Nagari Koto Baru Simalanggang dan Taeh Baruah, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat meminta agar pembangunan jalan tol Trans Sumatera yang melewati wilayahnya dapat digeser ke lokasi yang tidak padat penduduk dan kawasan tidak produktif.

Terkait hal ini, Wagub meminta masyarakat agar tidak langsung menolak ketika ada rencana pembangunan, masyarakat diimbau untuk melihat dulu kajian-kajian yang dilakukan dalam pembangunan.

“In Sya Allah saat ini tidak ada penolakan, karena beberapa waktu lalu saya sudah bertemu langsung dengan beberapa perwakilan masyarakat,” sebut Wagub.

Menurutnya, di daerah yang sempat melakukan penolakan tersebut, pembangunan Tol Trans Sumatera akan dibuat melalui terowongan sehingga tidak akan merusak lahan masyarakat.
“Di sini kita harus melakukan mufakat, mulai dari niniak mamak, alim ulama cadiak pandai, bundo kanduang, tokoh masyarakat, perantau dan pemuda yang ada. Kita harus bersama-sama memikirkan untuk membangun daerah,” sebutnya.

Ditegaskan, untuk membangun sebuah jalan tol tidak bisa sembarangan.

“Ada kajian dari ahli dan juga memiliki analisis untuk dampak lingkungan. Apabila merusak lingkungan tentu tidak akan kita bangun,” tukas Nasrul Abit.

Karena itu, sesungguhnya masyarakat tidak perlu khawatir jika sebuah pembangunan jalan tol akan dilakukan setelah didasarkan kepada hasil kajian-kajian terkait sebelumnya. (rilis/koko)