Sumbar Red Zone, Ngeriii APD RSUD M Natsir Kosong

oleh -1,268 views
oleh
1,268 views
APD Kosong, Masker bedah dan Masker N95 kosong di banyak intalasi kesehatan saat Sumbar jadi red zone Covid-19. (foto: dok/ wag-kawalcovid19-sumbar)

Padang,—- Apa mau dikata lagi semuanya harus dijalani, dari nihil pasien positif Covid-19, tapi sejak Kamis sudah ada pasien positif corona, bahkan Sabtu ada pasien positif yang meninggal dunia.

Selama inj banyak ribut di berbagai media sosial mulai pembatasan orang masuk sampai kesiapan alat kesehatan menangani pasien Cobid-19, termasuk bagaimana perlakuan manusiawi kepada petugas medis.

Dokter dan tenaga medis maupun laboran merupakan pejuang garis depan untuk menangani pasien Covid-19. Tapi faktanya RSUD M Natsir Solok data hari ini kosong APD standar.

”Pak tolonglah APD standar ke RSUD Solok yang termasuk rumah sakit rujukan, satu kali didrop oleh provinsi itu pun sudah terpakai, kini faktanya Face shield, Google, Hazmat dan masker N95, semua nol,”ujr dr Ve menyuarakan kegalauan institusi medis di Sumbar.

Itu sekelas RSUD kondisinya bagaimana pula dengan Puskesmas yang menjadi pintu gerbang pertama masyarakat memeriksa kesehatan dirinya.

”Hampir sama, mohon sampaikan jangan kami tidak mau memeriksa pasien karena gejalanya mirip pasiej Covid-19, kami butuh masker bedah dan masker N95,”ujar dr Ve.

IDI sendiri juga sudah menyatakan sikap tetap bekeeja sesuai sumpah dan janji profesi tapi Pemprov Sumbar mohon diperhatikan  APD.

Ingat Sumbar sudah ada terkonfirmasi dokter positif Corona, dan masih menunggu hasil laboratorium terkait pemeriksan awak medis yang selama ini berjibaku menahan Covid-19 di Sumbar.

Penggagas Gerakan Bersama Lawan Covid-19 Sumbar Sari Lenggogeni menegaskan bahwa APD standar dan fasilitasi tenaga medis adalah tugas pemerintah.

”Kami sudah mengajak para donatur untuk berdonasi dan Allhamdulillah sudah menyalurkan 200 APD dari hasil donasi para donatur, rencana sedang dalam perjalanan 200 stell APD lagi.”ujar Sari Lemggogeni.

Menurut Sari selagi pasien Covid-19 masih ada maka selama itu APD tidak pernah cukup-cukup.

”Karena APD itu adalah alat sekali pakai, saat pergantian jadwal dokter dan perawat maka APD itu harus dimusnahkan,”ujar Sari.

Infonya kata Sari Pemprov Sumbar sudah memberdayakan UMKM memproduksi APD yang bisa produksi 700 stek setiap hari.

”Semoga ini menjadi kesiapan Sumbar menghadapi Covod-19, dan pembagiannya juga harus sampai ke Puskesmas se Sumbar,”ujar Sari menginfokan. (koko)