Sungguh Allah Maha Pengasih Maha Penyayang

oleh -319 views
oleh
319 views
Ust Mulyadi Muslim, banyak cerita di Tanah Makkah tentang sungguh Allah itu sayang kepada hamba Nya. (dok)

Oleh: Ust H Mulyadi Muslim

Ar Risalah (part 2)

PEMERINTAH  telah membuat regulasi peserta haji tahun 2022 sedemikian rupa. Menetapkan kriteria umur tidak boleh lebih dari enam puluh lima tahun dan harus istitho’ah (rekam medik sehat).

Tapi lamanya perjalanan dan beratnya prosesi ibadah yang dijalani,maka keberadaan Allah dengan kasih sayangNya betul-betul terasa oleh jamaah haji, mulai dari keberangkatan hingga kembali ke tanah air.

Beragam cerita dan nostalgia tentang kasih sayang Allah terekam dalam memori jamaah haji. Mulai dari kekhawatiran hilang atau tersesat di Makkah, kondisi kesehatan yang menurun, makanan yang tidak cocok, ataupun sekedar peralatan seperti sandal yang hilang.

Ada jamaah haji sejak dari berangkat dari rumahnya dalam suasana duka mendalam, karena istrinya meninggal dua hari sebelum berangkat, padahal rencananya akan sama-sama berangkat. Dalam perjalanan yang bersangkutan bertemu dengan banyak orang yang mampu menghibur dirinya, padahal belum kenal sebelumnya, sehingga kesedihan dan dukanya baru muncul dan tumpah ketika doa wukuf di Arafah.

Ada jamaah yang secara psikis tidak bisa fokus dan khusyu’ beribadah karena kondisi kesehatan yang tidak fit, di mana setiap setengah jam harus buang air kecil, selera makanpun juga menurun. Maka yang dia cemaskan bagaimana cara menuntaskan umrah, siapa yang akan mendampingi ke kamar mandi, di mana titik kumpul,dan kalau tidak bisa menjalankan syarat dan rukun umrah serta haji bagaimana?.

Ternyata kebutuhannya untuk ke kamar kecil per setengah jam hilang ketika tawaf dan sai, dia tidak pernah tersesat dan bahkan selera makannya stabil, sehingga semua makanan yang disediakan maktab, habis dia santap.

Ada jamaah yang sejak dari tanah air sangat bergantung kepada pendampingan istrinya, karena dalam pemulihan kesehatan, berat badan over dan daya ingat sudah lemah. Kemana-mana harus didampingi, tapi sejak selesai umrah bisa mandiri dan ketergantungan kepada istrinya hanya untuk hal tertentu saja, yaitu untuk jadwal makan obat dan ke kamar mandi

Ada pula jamaah termuda, usia 20 tahun, karena lupa memakai payung atau topi ketika kunjungan ke tempat penyemblihan hewan dam haji tamattu’, demam tinggi dan dehidrasi, sehingga harus dipasangi infus oleh perawat hingga ke Arafah.

Ibunya cemas luar biasa melihat kondisi anaknya, tapi takdir Allah selesai khutbah wukuf dia pulih seperti awal kedatangan dan bisa melontar jamarat tanpa diwakilkan, padahal perjalanan dari tenda mina ke jamarat jaraknya 3,5 km.

Ada lagi jamaah yang kehilangan sandal di masjidil haram, di Arafah, tiba-tiba ada saja orang yang tidak dia kenal sama sekali, berbaik hati mengasihnya sandal, sehingga dia aman dari panasnya aspal jalan Saudi Arabia.

Ada juga jamaah yang terpisah dari temannya, baik di Masjidil Haram, Arafah, Muzdalifah ataupun Mina karena terlambat berjalan, kebutuhan ke kamar mandi, tertidur dan lain sebagainya.

Ketika dia menyusul atau mencari temannya, tidak dia temukan. Ketika sudah letih mencari dan mulai panik, dia istirahat, istigfar, sholat sunnat. Ketika selesai salam, dia belum berdiri bahkan masih duduk, dia lihat teman yang dicarinya ada di depannya atau samping kiri-kanannya dengan jarak dua atau lima meter, padahal sebelum istigfar dan sholat, nggak nampak sama sekali.

Begitu banyak cerita jamaah haji, tentang betapa dekatnya Allah dengan mereka. Mereka rasakan betul kasih sayang Allah, turunnya pertolongan Allah di saat mereka mengadu dan butuh pertolongan. Padahal waktu di tanah air mereka merasa bukan orang yang taat apalagi wali Allah.

Sesungguhnya kasih sayang Allah senantiasa ada, kapan dan di mana saja, dalam kesendirian ataupun bersama, dalam duka ataupun bahagia. Syaratnya adalah buktikan ketaatan dengan sungguh-sunguh. Mengadulah kepada Allah, maka pasti Allah akan hadir memberikan pertolongan dengan caranNya. Allah berfirman,

“Berdoa dan memintalah kepada Ku,maka akan Aku kabulkan, Sesungguhnya orang-orang yang sombong,tidak mau menyembah Ku, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina” ( Q.S Al mukmin/Ghafir ayat 60) (analisa/bersambung)