Tak Layani Orang tak Berpuasa, RM Sederhana Raih Berkah Ramadhan

oleh -1,023 views
oleh
1,023 views
Syafnil (kanan) anak Lintau sukses mengelola RM Sederhana di Kebun Jeruk Jakarta.
Syafnil (kanan) anak Lintau sukses mengelola RM Sederhana di Kebun Jeruk Jakarta Barat (foto: dedi).

Jakarta,—Meski hidup di era siapa loe siapa gue, tapi untuk prinsip dan aturan tetap tidak bisa dikalahkan.

Seperti yang dirasakan oleh pengelola rumah Makan Urang Awak karena teguh berprinsip memperoleh berkah yakni omzet penjualan naik.

Syafnil GM RM Sederhana Kebun Jeruk (foto: dedi)

“Selama Ramadhan kita menerapkan kebijakan khusus dalam penjualannya selama bulan Ramadhan dan ini sudah lumrah di Jakarta,”ujar GM RM Sederhana Kebun Jeruk Jakarta Barat Syafnil kepada media ini, Senin 12/6.

Menurut Syafnil, selama Ramadhan, restoran tetap melayani pemesanan dalam bentuk bungkusan.

“Tetapi tidak melayani pelanggan yang ingin makan di tempat sebelum waktu berbuka puasa tiba, itu tegas dan sudah menjadi SOP bagi RM Sederhana,”ujarnya

Selama bulan puasa restorannya kata Syafnil tutup sejak sekitar Subuh sampai Dzuhur, dan itu diumumkan lewat spanduk di depan pintu masuk bertuliskan jadwal buka restoran siang-malam-dinihari dari pukul 12.00-04.00 WIB. Padahal di bulan selain bulan Ramadhan RM Sederhana buka sari 08.00 WIB sampai 22m00 WIB.

“Kebijakan itu diberlakukan menghormati agungnya Ramadhan dan menghormati pemeluk agama Islam khususnya yang berpuasa. Kebijakan ini pun bukan bermaksud tidak menghormati yang tidak berpuasa,”ujarnya.

Kebijakan buka seperti ini  kata Syafnil bukan pula membeda-bedakan penganut agama lain. “Tapi ini sudah menjadi peraturan lama kami,”ujarnya.

Syafnil perantau asal Lintau ini mengatakan, peraturan buka RM Sederhana itu bukan sekadar pajangan.

“Kan, ada ya (pengelola rumah/warung makan) yang masih sembunyi-sembunyi membolehkan makan di tempat. Kalau kami betul-betul tidak boleh,” ujarnya.

RM Sederhana Kebun Jeruk Jakarta Barat. (foto: dedi)

Saat ditanya apakah kebijakan itu berpengaruh menurunnya omzet, Safnil menjawab, manajemen mereka tidak takut akan hal itu, justru berkah yang dirasakan.

“Ya sekarang aja, sampai Ramadhan ke 17sudah mulai omzet terasa omzet naik, awal awal memang agak stag, tapi itu biasa, namun pengalaman Ramadhan tahun lalu, omzet rata setiap hari Rp 10 smapai 20 juta,” ujar Syafnil yang sudah berpengalaman 15 tahun kelola rumah makan.

Menurut Syafnil kiat berhasil dalam kelola rumah makan yakni layani pembeli dengan sepenih hati.

“Jangan setengah hati, melayani pembeli ya, kalau sepenuh hati pasti rumah makannya sukses,”ujar Syafnil tersenyum.

Rumah Makan Sederhan dikelola Syafnil sudah berkembang menurutnya ada di beberapa tenpat, seperti di Bekasi dan emapt cabangbdi di Pekanbaru Riau. (Dedi)