Tak Seindah Namanya”, IKA Unand Kupas Tuntas Covîd-19

oleh -631 views
oleh
631 views
dr Andika ahli paru (kiri) narsum di diskusi webinar IKA Unand Jabodetabek, Sabtu 9/5 (foto: dok)

Jakarta,—-Kiprah Alumni Unand ‘berjibaku’ disegala lini menghadapi pendemi Covid-19 kian menunjukkan daya ungkit spektakuler.

Setelah ‘mewakafkan’ para pejuang di Ranah, maka kali ini fõrum ťingkat nasiònal dirambah alumni di Jabodetabek.

Dampak pandemi Covid-19 yang meluas sangat terasa di seluruh sektor kehidupan, termasuk aspek Kesehatan, Ekonomi dan Hukum.

Persoalan itu di kupas tuntas dalam webinar Ikatan Alumni Universitas Andalas Jabodetabek oleh pakar jebolan kampus dengan tagline “Untuk Kedjajaan Bangsa”.

Dipandu Ketua IKA Unand Jabodetabek dr. Mulyađi Muchtiar, MARS, tampil sebagai pembicara dr Andika Chandea Putra SpP (K), Ph.D; Rudi Rusli, SE, Akt. MSi dan M. Rizqi Azmi, SH, MH. Ketiganya menambah deretan alumni mumpuni yang berkiprah pemikiran di medan laģa Covid 19.

Dalam pemaparan di sesi pertama, dr. Andika menguraikan dengan detail menggunakan bahasa yang mudah dicerna.

“Corona itu tidak seindah namanya karena 80% penderita adalah orang tanpa gejala (otg) dan mereka hampir tidak ada keluhan”, ungkap dokter Spesialis Paru di Rumah Sakit Persahabatan yang kini ‘dikaryakan’ sebagai Dokter khusus Covid-19 Rumah Sakit Wisma Atlet.

Untuk menghindari transmisi/ penularan diperlukan karantina wilayah yang efektif, sehingga dapat mencegah penyebaran ke berbagai daerah. Kedisiplinan adalah kunci dari pemutusan mata rantai penyebaran covid 19.

“Semua orang tidak cukup dengan kesadaran saja tetapi harus disiplin dan konsisten menjalankan aturan”, sambung ketua IKA FK Jabodetabek ini.

Pada giliran berikutnya, Rudi Rusli menyampaikan pemaparan terkait dampak ekonomi secara global.

“Dalam menghadapi pendemi Covid-19, yang menjadi “panglima” adalah protokol kesehatan”, ucap Rudi.

“Sedangkan sendi-sendi kehidupan lainnya harus mengalah dan harus rela tidak menjadi prioritas karena efeknya
ke seluruh perekonomian dunia”, sambung Sekjen FKKBA Unäňd yang berkarya di Kantor Kementerian BUMN. Tampil terakhir pembahasan dari sisi Hukum oleh M Rizqi Azmi (Direktur Legal Culture Institute).

Beragam tanggapan alumni berseliweran di wall sejumlah grup IKA Unand.

“Iven menarik, apresiasi buat sahabat dr. Mulyadi dan teman-teman. Kita landaiķan kurva ‘daily cases’ dengan disiplin. Jangan sampai ada gelombang kedua penyebaran,” demikian cuit Ketua Harian Surya Tri Harto.

“Kapan kelanjutan diskusi ini, aģar pengetahuan masyarakat kian dalam dan merata menghadapi wabah pendemi ini,” respon alumni FISIP Wirdanengsih, yang juga dosen FIS ÜNP.

Langkah yang dilakukan IKA Unand Jabodetabek ini layak diberi apresiasi karena dari momen seperti ini masukan sekaligus penguatan komprehensip kepada upaya yang harus dilakukan masyarakat dapat tersosialisasi dengan baik. Pada gilirannya perjuangan para pahlawan kesehatan inì menjadi tidak sia-sia tentunya. Inshaa Allah. (***)