Tak Tabuik kalau tidak ‘Bacakak’, Hari Ini Tabuik Dihoyak

oleh -238 views
oleh
238 views
Wako Parian Genius Umar tengah menyaksikan pesiapan akhir pesona hiyak tabuik, Minggu 14/8-2022. (dok)

Pariaman, —Budaya tabuik di Kota Pariaman sudah sejak zaman dahulunya dua tabuik, pasa dan subarang menjadikan heroiknya perang karbala itu mentradisi turun temurun di Pariaman Sumatera Barat.

…Piaman langang batabuik mako e rami… sebuah bait lagu yang menggambarkan bagaimana meriah dan mebludaknya pengunjung di puncak hari tabuik di Pariaman.

Hendri Chaniago tokoh Pariaman yang juga Kadis PMD Kota Pariaman mengatakan, ada bermacam prosesi sebelum. hari puncak tabuik. Dan itu biasanya dan lumrah ada gesekan antara tabuik pasa tabuik subarang.

Ketika basalisiah (bacakak), dua masyarakat pembuat tabuik, pas di tugu tabuik Kota Pariaman itu terjadi perseteruan yang kadangkala dibumbui keributan.

“Tidak tabuik kalau tidak bacakak, dan itu pas momen proses sampai puncak saja, setelah itu kembali rang piaman itu bersaudara,” ujar Hendri di pesawat saat menuju Jakarta, Jumat 12/8-2022..

Bagi yang tahu tabuik itu kulitnya saja maka prosesi tabuaik ada bacakaknya itu pasti dibilang horor.

“Tapi bagi kami yang menjadikan tabuik sebagai budaya tradisi, bacakak (berselisih) itu adalah bunga dari sebuah budaya,” ujar Hendri Chaniago.

Puncak gesekan itu ketika Tabuik diarak dan dibuang kelaut dua tabuik, subarang dan pasa itu pasti saling gesekan untuk. saling mendahului tabuik mana yang pertama dibuang kelauik.

Musik gandang tasa mengiringi prosesi puncak hari tabuik. menambah llibido perhelatan budaya itu sendiri.

Puncak hari tabuik di Pariaman hari ini Minggu 14 Agustus 2022. Diperkirakan melimpah pengunjung karenna sejak pandemi tabuik tidak digelar.

“Ya, sejak masa pandemi hiyak hosen tabuik ditiadakan, hari ini kembali digelar, diperkirakan ratusan ribu warga menyaksikan proses budaya klosal rang piaman ini,” ujar Hendri Chaniago.

Bahkan puncak tabuik itu juga menjadi daya tarik perantau piaman pulang kampuang.

“Betul, selain mudik lebaran dan pesta perkawinan keluarga, biasanya puncak hari tabuik juga menjadi magnit pukangnya perantau piaman (pariaman),” ujar Hendri lagi.

Selamat batabuik jadikan tabuik sebagai budaya yang menjadikan Piaman beda dari kota lain di Indonesia, (adr)