Tangis Bahagia Penerima PKH di Dharmasraya untuk Jokowi

oleh -632 views
oleh
632 views
Amelia penerima PKH di Dharmasraya menangis bahagia diuntukan buat Presiden Joko Widodo. (foto: dok)

Dharmasraya,—Siang itu, Amelia, 939 tahun) masih sibuk melayani sejumlah pembeli di kedainya miliknya yang seukuran meja tenis di Jorong Pasar Lama, Nagari IV Koto Pulau Punjung, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya.

Dia tampak begitu semangat, dan cekatan melayani pembeli yang mayoritas anak-anak sekolah. Ibu tiga anak itu baru saja memperbaharui kedainya yang terbuat dari papan, yang juga menjadi rumah tempat keluarga kecilnya.

Dengan kedai yang tampil baru, membuat Amelia lebih terpacu untuk mengais rezeki untuk membantu ekonomi keluarganya.

“Iya ini baru saja saya renovasi, sebelumnya kondisinya memperihatinkan. Dulunya sudah banyak yang lapuk dan bocor. Alhamdulilah saya dapat bantuan melalui Program Keluarga Harapan (PKH), dan saya manfaatkan untuk memperbaiki ini (kedai),” ujarnya, Rabu 6/3.

Amelia mengatakan, sejak 2018 dia sudah menerima PKH yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Sosial, dan pada 2019 ini ia masih menerima bantuan tersebut.

PKH baginya program yang sangat membantu, baik untuk modal usaha juga untuk pendidikan tiga orang anaknya yang dua masih Sekolah Dasar (SD) dan satu di Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Saya dapat mengurangi beban suami, yang dulunya saya hanya berjualan kecil-kecilan kini sudah punya kedai, dan sudah pula direnovasi, perlahan-lahan membeli papan, kayu hingga selesai. Untuk sekolah anak, saya dapat membelikannya sepatu, tas dan kebutuhan belajarnya.

Amelia mengaku, mendapat bantuan bakal meningkat usahanya lagi, dan berharap bantuan dari PKH tersebut tetap berlanjut karena begitu rasa sangat membantu keluarganya.

Sambil mengungkapkan harapannya, Amelia tak kuasa membendung air matanya, pipinya basah. Ia begitu merasa terbantu oleh pemerintah pusat.

“Insha Allah kalau dapat lagi, saya ingin menambah isi kedai ini. Dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Jokowi, Kementerian Sosial. Saya berterima kasih kepada semua orang yang sudah mendukung usaha saya ini. Semoga kami sekeluarga tetap kuat menjalani ini,” tuturnya sambil menyeka air matanya.

Tak hanya Amelia, Indrayeni (36 tahun) warga Jorong Lubuk Bulang, Kenagarian bababa, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, mengaku terbantu dengan adanya PKH, bahkan ia sudah menerima bantuan tersebut sejak 2014.

Ia menyampaikan, sebelum mendapat PKH, ia bekerja serabutan dan terkadang ke sawah. Namun, sejak adanya PKH ia mulai mengumpulkan modal dengan usaha kecil-kecilan, dan kini ia dapat membeli motor kredit untuk sarana berjualan es krim keliling.

“Dari modal inilah saya berjualan es krim keliling menggunakan motor ini. Suami saya juga berjualan keliling. Alhamdulilah ini membantu sekali, terutama untuk kebutuhan anak-anak kami yang sekolah,”ujarnya.

Yeni mengaku, bantuan PKH dari 2014 yang diterimanya kini terus bertambah. Pada awalnya ia menerima sekitar Rp450 ribu dan kini menjadi Rp1,7 juta.

“Anak saya yang besar, saat ini sudah kelas 3 SMP dan sangat butuh biaya, apalagi nanti masuk SMA. Saya berterima kasih kepada bapak Presiden Joko Widodo melalui program PKHnya, keluarga kami sangat terbantu,” ucapnya.

Pada Rabu (7/2) Presiden Joko Widodo menyerahkan secara simbolis Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan PKH kepada warga Dhamasraya tepatnya di Lapangan Bola Koto Agung, Kecamatan Sitiung.

Presiden menjelaskan, dalam kartu PKH terdapat dana Rp1.890.000,00 yang boleh diambil langsung oleh penerimanya melalui perbankan. Namun ia mengingatkan, dana tersebut tidak boleh untuk beli rokok suami penerima PKH. Untuk itu, Presiden meminta penerima PKH agar memberitahu suami masing-masing mengenai penggunaan dana PKH.

“Dana PKH Ini adalah untuk gizi anak, untuk pendidikan anak, untuk hal-hal yang berkaitan dengan sekolah anak. Tidak boleh untuk beli rokok, jadi Bapak enggak boleh minta untuk beli rokok,” kata Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, anggaran PKH ada Rp1.890.000,00/penerima kartu, yang bisa diambil Rp500.000,00 pada tahap pertama, tahap kedua Rp500.000,00, tahap ketiga Rp500.000,00, dan terakhir sisanya.

Adapun untuk Kartu Indonesia Pintar, menurut Presiden Jokowi, untuk SD diberikan sebesar Rp450.000, untuk SMP Rp750.000, dan untuk SMA/SMK Rp1.000.000 per siswa.

Jokowi mengingatkan, dana KIP sama dengan PKH semuanya diperuntukkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dengan sekolah.

“Untuk beli pulsa ini tidak boleh, kalau ada uangnya yang ada di sini dipakai untuk beli pulsa kartunya akan dicabut. Oke, jadi ini juga dananya hanya dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan sekolah,” tutur Presiden Jokowi.

Kepala Negara juga menyampaikan, bahwa Indonesia adalah bangsa yang beragam dengan 17.000 pulau, 714 suku, serta 1.100 lebih bahasa lokal dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai pulau Rote.

“Betapa negara kita ini sangat beragam, sangat bermacam-macam, sangat berbeda-beda, suku agama suku daerah semuanya berbeda-beda,” terangnya.

Jokowi juga mengingatkan, bahwa negara Indonesia besar sekali dengan 2/3 Indonesia adalah air, baik samudra, laut, maupun sungai, yang di dalamnya terdapat banyak ikan.

Seusai melakukan dialog dengan sejumlah penerima PKH dan KIP, Presiden Jokowi berpesan kepada anak-anak agar belajar dan beribadah dengan baik, dan tidak lupa berolahraga untuk kesehatan.

“Ïbu-ibu saya titip perhatikan secara penuh, berikan perhatian yang baik pada anak-anak kita biar anak-anak kita bisa menempuh sekolah pendidikan dengan baik, dan kita harapkan mereka bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik dari kita, bisa bersaing dengan negara-negara lain dalam kancah kompetisi global yang akan datang,”ujar Joko Widodo.(rilis)