TdS 2019 Mengaspal, Kemenpar: Iven ini Harus Berdampak pada Masyarakat

oleh -504 views
oleh
504 views
Meriah peresmian TdS-XI tahun 2019 di Pantai Gondoriah Pariaman, pagi ini 108 resmi mengaspal. (foto: dok/ panpel)

Pariaman,—Tour de Singkarak (TdS) XI tahun 2019 pagi ini mengaspal, bendera start dikibaskan di Pantai Gondariah Pariaman.

Semalam (Jumat 1/11) pada peresmian TDS-XI 2019 Staf Ahli Kementrian Pariwisata RI Bidang Multikultural sekaligus Ketua pelaksana CEO Calender Of Event 2018, Esthy Reko Astuti menegaskan, iven sport tourism Tour de Singkarak sekarang penyelenggaraan yang ke-11, harus berdampak secara ekonomi terhadap masyarakat luas.

“TdS ini cukup lama. Dulu diadakan pasca bencana (gempa 2009) untuk memulihkan kondisi. Tahun ini berbeda, berkembang menjadi Sembilan etape. Ada Dua Provinsi yang ikut (Sumbar dan Jambi). Etapenya lebih panjang dan juga hadiahnya cukup besar. Dampaknya tidak saja untuk promosi wisata, namun juga berdampak kepada masyarakat,”ujar Esthy Reko Astuti dalam pidato sambutannya saat Grand Opening TdS di Kawasan Pantai Gondoriah, Kota Pariaman, malam tadi.

Menurut Esthy penyelenggaraan iven sport tourism Tour de Singkarak, tidak hanya terus berkembang dan berdampak terhadap kemajuan pariwisata Sumbar. Namun juga sudah menjadi pionirnya Tour de yang ada di Indonesia. Salah satunya yakni Tour de Ijen di Banyuwangi.

“TdS sudah berkembang. Banyuwangi itu belajar dari TdS. TdS pionirnya Tour de. Tour de Ijen tingkatnya sudah exelent. TdS sejak awal sudah masuk kalender of event. Perlu dipertahankan mulai dari teknis maupun penyelenggaraan. Harus kita dukung kegiatan ini supaa bisa berdampak ke masyarakat. Bukan hanya saja infrastruktur,”ujar Esthy Reko Astuti.

Wagub Sumbar Nasrul.Abit coba sepeda balap peserta TdS-XI saat peresmian di Pantai Gondariah, Pariaman Jumat 1/11 (foto: dok/ panpel)

Terkenal ke Dunia

Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit menyebutka kalau, iven Tour de Singkarak, telah membuat Ranah Minang tidak saja dikenal ditingkat Nasional, namun juga mancanegara karena sudah masuk pada agenda tahunan UCI.

Model penyelenggaraan seperti Tour de Singkarak ini, memberikan estafet pemahaman bagaimana sebuah iven tersebut dikelola dengan berorientasi kepada kenyamanan pengunjung sebagai upaya pencitraan sebuah destinasi wisata.

“TdS taun ini akan dilaksanakan dengan Sembilan etape dengan melewati berbagai macam daya tarik wisata. Jambi tahun ini masuk (ikut serta). Dan ini yang pertama, etape Delapan ada di Kerinci. Ada tawaran dari provinsi lain. Mungkin tahun mendatang bisa saja kita melintasi wilayah Sumatera. Tapi ikonnya tetap TdS,”kata Nasrul Abit.

Menurut Nasrul Abit, selain hadiahnya tahun ini cukup besar yakni Rp 2.3 miliar, jarak tempuh lintasan juga cukup lanjang. Jarak yag terpanjang yakni dari Sungai Penuh ke Kota Painan. Lebih dari 200 kilometer. Jalan di Kawasan Mandeh juga merupakan rute baru dan baru akan di lewati oleh pembalap.

“Saya ucapkan semua pihak yang telah membantun iven ini. Ada beberapa yang tidak ikut (kabupaten). Tapi, mudah-mudahan tahun mendatang ikut. Selain itu, harapan kami, setiap lokasi star dan finish, harus ada manfaat untuk masyarakat sekitar. Ada bazar dan pametan. Sehingga, pengunjung tidak hanya menonton saja, tapi ada transaksi jual beli,”tutup Nasrul Abit.

108 Pembalap dari 25 Negara

Dari catatan panitia TdS-XI 2019, sebanyak 108 Pembalap dari 25 Negara tergabung pada 20 tim, siap beradu strategi, ketangkasan dan kecepatan di iven Sport Tourism Tour de Singkarak 2019,  2-10 November 2019 mendatang.

Pambalap.TdS bakal adu skil dan strategi untuk melahap rute sepanjang 1362 kilometer tebagi pada sembilan etape.(rilis/own)