Tingkatkan Reputasi Jurnal di Sumbar, RJI Sumbar Gelar Roadshow DOAJ 2019

oleh -562 views
oleh
562 views
Workshop jurnal ilmiah untuk genjot jurnal ilmiah terakreditasi di Sumbar. (foto: dok)

Padang,—Relawan Jurnal Indonesia (RJI) Sumatera Barat menyelenggarakan kegiatan untuk meningkatkan atmosfir jurnal dan publikasi ilmiah di Sumatera Barat.

Setelah sebelumnya bekerjasama dengan Universitas Baiturrahmah, dalam kegiatan kali ini RJI Sumbar menggandeng Universitas Negeri Padang (UNP) dalam kegiatan Roadshow DOAJ 2019 dengan “workshop pengelolaan jurnal elektronik terindeks DOAJ”.

Kegiatan worskshop dilaksakanakan pada tanggal 3 oktober 2019, di Ruang Sidang Lantai 4 Rektorat UNP.
Ketua Korda RJI Sumbar, Firdaus menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan RJI secara nasional.

Seluruh RJI Daerah yang ada di Indonesia melaksanakan kegiatan serupa dalam rentang waktu September-Oktober 2019.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong agar jurnal ilmiah di Indonesia terindeks di DOAJ yang merupakan lembaga pengindeks jurnal internasional bereputasi menengah. Di Sumatera Barat sendiri, kegiatan juga bertujuan untuk mendorong agar jurnal-jurnal yang ada di Sumatera Barat bisa terakreditasi nasional,”ujar Firdaus pada rilis diterima redaksi, Senin 7/10.

Menurut Firdaus belum banyak jurnal di Sumatera Barat terakreditasi nasioanal. “Jumlah jurnal di Sumbar yang terakreditasi Sinta 2 masih hitungan. Untuk itu, perlu memperbanyak kegiatan untuk mendorong dan menfasilitasi agar semua jurnal tersebut dapat terakreditasi nasional dan bereputasi Internasional,”ujar dosen pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ini.

Mewakili UNP, kepala Pusat Publikasi dan HKI LP2M UNP, Ifdil sangat mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat penting untuk membangun sinergi dan kolaborasi pengelolaan jurnal ilmiah agar bereputasi.

“Mengelola jurnal adalah kerja ilmiah yang tidak dapat dilakukan sendirian, oleh karena itu sinergi dan kolaborasi antar pengelola jurnal sangat penting,”ungkap dosen dan praktisi Bimbingan & Konseling ini.

“Semoga dengan dilaksanakannya kegiatan ini, kita dapat saling bekerjasama dalam mengembangkan dan memajukan publikasi ilmiah di Sumatera Barat,”sambungnya.

Hadir sebagai pemateri Ikhwan Arief, ambassador DOAJ untuk Indonesia. Dalam paparan materinya, Ikhwan mengungkapkan bahwa banyak jurnal Indonesia yang submit DOAJ terbentur di pemegang copyright dan lisensi.

Permasalahan utamanya adalah ketidaksingkronan antara pernyataan yang dicantumkan di web jurnal dengan yang dicantumkan full text artikel.

“Ini tentu kontradiktif dan membingungkan” pungkas Dosen Teknik Unand ini. Selain itu, DOAJ juga konsen dengan APC (Article Prosessing Charge) yang dicantumkan di laman jurnal. Jangan sampai di deskripsi tidak ada pembayaran, namun angka nominalnya tercantum sejumlah biaya tertentu. Atau sebaliknya” jelas Ikhwan menekankan.

DOAJ tidak mepermasalahkan jurnal mengambil APC kepada penulis karena kata Ikhwan fokus DOAJ adalah keterbukaan akses pembaca terhadap artikel yang diterbitkan. Prinsip DOAJ itu Open Akses imbuh Ikhwan yang merupakan tim ahli RJI.

Selain Ikhwan Arief, RJI Sumbar juga menghadirkan narasumber lain, yaitu Lucky Zamzami yang merupakan asesor akreditasi jurnal nasional. Lucky yang merupakan dosen Antroplogi Unand ini memaparkan bahwa sistem penilaian kareditasi jurnal terdiri dari dua aspek, yaitu teknis dan substansi. Aspek teknis mencakup atribut jurnal seperti panduan penulisan, template, etika publikasi dan sebagainya. Sementara substansi, mencakup substansi naskah yang dipublikasikan.

“Penilaian substansi ini lebih penting dan lebih tinggi nilainya dibanding aspek teknis. Untuk itu, penting memperhatikan substansi artikel yang dipublish di jurnal yang dikelola” pungkas Lucky yang merupakan doktor jebolan Tokyo University of Marine Science and Technology ini.
Selain kedua narasumber di atas, Firdaus dalam kapasitas tutor RJI juga menyampaikan materi tentang Digital Object Identifier atau dikenal dengan DOI.

Firdaus menyampaikan bahwa DOI merupakan salah satu unsur penting dalam sistem akreditasi jurnal nasional. DOI yang terdiri dari prefix dan suffix merupakan nomor identitas unik yang diberikan untuk setiap artikel yang diterbitkan di jurnal ilmiah. Dengan nomor unik tersebut, pencarian artikel di mesin penelusuran akan mudah dan sangat akurat.

“DOI ini produk crossref. Untuk mendapatkannya secara langsung ke crossref, biayanya cukup mahal, yaitu sebesar USD 275/tahun untuk biaya annual fee. Namun, biaya ini akan sangat murah jika pengurusan dilakukan melalui RJI. Dengan mengurus DOI melalui RJI, annual Fee yang sebanyak Rp 3.8 juta-an tersebut hanya Rp 500.000/tahun,” terang Firdaus.

Kegiatan yang dimulai sejak pagi ini dihadiri oleh sekitar 80-an pengelola jurnal dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Sumatera Barat dan Riau. Peserta dari Sumatera Barat datang dari berbagai kampus yang ada di kota Padang, Bukittinggi, Solok, Dharmasraya, 50 Kota, Tanah Datar, Pasaman Barat dan lainnya. Sementara dari Riau, peserta yang datang berasal Universitas Islam Kuantan Singingi dan Universitas Tuanku Tambusai.
Salah seorang peserta menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan mutu pengembangan jurnal ilmiah di kampusnya.

“Materi-materi yang disampaikan dalam workshop ini sangat penting dalam pengembangan jurnal di kampus kami. Karena reputasi jurnal sangat erat hubungannya dengan reputasi kampus,”terang peserta ini.(rilis)