Ulah Tronton Jembatan Ambruk di Nagari Sundatar

oleh -578 views
oleh
578 views
Kapolsek Lubuk Sikaping Pasaman Joni Hayes meninjau jembatan putus akibat tronton bawa escavator, warga cemas karena perbaikan menggunakan material bekas, Rabu 17/7 (foto: dok/ical)

Pasaman,—Sekitar seratusan warga di Sundatar Kecamatan Lubuk Sikaping Pasaman sulit akses ke kebunnya karena ulah tronton jembatan Hulu Sumpu putus dan ambruk.

Kapolsek Lubuk Sikaping Joni Hayes yang tahu keresahan warga meninjau jembatan ambruk yang tengah diperbaiki dengan peralatan serba ada.

Menurut data diperoleh Kapolsek, Jembatan Hulu Sumpu putus tidak bisa dilewati kendaraan terjadi beberapa hari lalu. Pion Joni Hayes, mengatakan menurut informasi warga  jembatan tersebut putus akibat sebuah mobil tronton mengangkut ekscavator melintas di jembatan itu.

Alat berat dimiliki seorang pegusaha asal Rao  tersebut untuk mengerjakan sebuah proyek penggalian tapak Sutet di sebuah nagari yang ada di kecamatan itu.

Masih cerita warga, kata Kapolsek, ketika mobil tronton bermuatan alat berat itu belum sampai di seberang, jembatan yang dilewati langsung ambruk sehingga mobil dan barang yang diangkutnya terjun ke sungai.

“Beruntung tidak ada korban jiwa pada musibah itu. Sopir tronton nahas itu dapat selamat dan keluar dari sungai setelah beberapa saat kemudian tanpa bantuan orang lain,”ujar Joni Hayes.

Akibat jembatan putus, mobilitas ratusan masyarakat yang tinggal di Tonang dan para petani dari arah Lubuk Sikaping tidak bisa melanjutkan aktifitasnya,

“Sampai saat ini daerah di seberang jembatan itu terisolasi karena warga tidak bisa keluar dan masuk untuk melaksanakan aktifitasnya,”ujar Kapolsek.

Menurut Kapolsek kondisi jembatan sudah tua dan jembatan rentan menahan kendaraan berat seperti tronton membawa eskavator kemarin itu.

“Konstruksi bangunan jembatan yang sudah berumur sekitar 10 tahun tersebut hanya berkekuatan sekitar 5 ton dan tidak layak untuk kendaraan alat berat,”ujarnya.

Selama ini jembatan tersebut sangat besar manfaatnya bagi masyarakat di nagari itu. Perekonomian masyarakat yang tinggal sekitar 14 kilometer dari Lubuk Sikaping atau 260 kilometer dari Kota Padang mayoritas sebagai petani karena luasnya lahan perkebunan di daerah itu.

“Tujuh nagari itu merupakan daerah perkebunan terbesar setelah Kecamatan Panti,”ujar warga.

Menurut Joni Hayes dari kesepakatan warga dengan pemilik kendaraan, jembatan ambruk diperbaiki oleh pengusaha tersebut. Tapi warga kecewa dan khawatir karena material untuk memperbaiki jembatan memakai bekas jembatan itu. Alasan pengusaha dari Rao, material bekas jembatan lama menurut Jasa Marga Provinsi Sumbar masih layak pakai.

Warga khawatir karena perbaikan jembatan memakai material.bekas jembatan lama. “Cemas juga, karena besi penyangga bengkok bekas jembatan lama yang putus masih dipakai, pasti tidak tahan lama, dan mengancam keselamatan warga uang melintasi jembatan nantinya,”ujar warg lain menimpali. (ical)