UMKM Go Online untuk Produk UKM Daerah Tertinggal

oleh -708 views
oleh
708 views
Ditjend PDT Kemendes PDTT sosialisaiskan GO Online produk UKM daerah tertinggal, Kamis 4/7 di Sorong. (foto: .humker/kdpdtt)

Sorong,—Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT) bekerjasama dengan Shopee untuk meningkatkan pemasaran dan penjualan produk-produk UKM di daerah tertinggal gelar kegiatan Literasi E-Commerce di Daerah Tertinggal dengan tema UMKM Go Online.

Saat ini sudah lebih dari 200 UKM di Daerah Tertinggal yang telah dikenalkan dengan sistem penjualan secara online dan produknya terlisting di Marketplace Shopee.

200 UKM didaerah tertinggal tersebut tersebar di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, Bima, Dompu, Donggala dan Kabupaten Sorong.

“Melalui kerjasama ini diharapkan dapat mendorong peningkatan penjualan produk-produk di Daerah Tertinggal dan terjalinnya kemitraan serta kerjasama pengembangan ekonomi lokal serta mendorong terciptanya lapangan pekerjaan di Daerah Tertinggal,” kata Dirjen PDT Kemendes PDTT Samsul Widodo usai menghadiri kegiatan Literasi E-Commerce di Daerah Tertinggal dengan tema UMKM Go Online bersama marketplace Shopee di Kabupaten Sorong, Papua Barat pada Kamis 4/7 lalu.

Kegiatan literasi e-Commerce, kata Samsul diharapkan masyarakat UKM di Kabupaten Sorong dapat memanfaatkan internet untuk mengembangkan potensi yang ada di desanya, salah satunya dengan memasarkan produknya secara online melalui marketplace yang ada.

Lebih lanjut, Samsul menjelaskan bahwa Pembangunan Daerah Tertinggal dijalankan sebagai mandat PP No.78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Berdasarkan Perpres No. 131 Tahun 2015 Tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019.

Saat ini terdapat 122 daerah tertinggal di Indonesia. Papua Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki banyak daerah tertinggal. Dari total 13 Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 7 Kabupaten merupakan daerah tertinggal.

“Diperlukan strategi untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal salah satunya melalui pengembangan ekonomi lokal masyarakat,” katanya.

Menurutnya, persoalan pemasaran produk di Daerah Tertinggal tidak hanya terkait aksesibilitas dan minimnya sarana prasarana, namun juga rendahnya pengetahuan masyarakat tentang literasi e-commerce.

“Potensi produk unggulan di daerah tertinggal cukup besar, seperti potensi pertanian, perikanan, perkebunan dan pariwisata. Namun hingga saat ini terdapat kendala terkait pemasaran produk agar dapat diterima dengan baik oleh pasar,” katanya.

Perlu diketahui bahwa Shopee memiliki program Kreasi Nusantara yaitu laman khusus di Shopee yang didedikasikan khusus untuk memberikan sorotan bagi produk lokal. Setiap minggunya, Kreasi Nusantara telah mengkurasi sekitar 25.000 produk lokal antara lain makanan ringan, kerajinan tangan, Kain Tenun, essential oil, VCO dan lain-lain dengan peningkatan transaksi hingga 8 kali lipat sejak pertama kali diluncurkan.

“Melalui Kreasi Nusantara dari Lokal untuk Global, UMKM dapat memaksimalkan potensi penjualan produk lokal ke luar negeri via Shopee. Selain itu, UMKM juga dapat mempelajari bagaimana cara mengembangkan strategi ekspor melalui kelas Kampus Shopee,” katanya.(rilis: humker/kdpdtr)