Unand Tolak LGBT, Picu Pro Kontra

oleh -1,351 views
oleh
1,351 views
Khairul Anwar dukung Unand Padang tidak menerima mahasiswa baru berprilaku LGBT
Khairul Anwar dukung Unand Padang tidak menerima mahasiswa baru berprilaku LGBT

Padang,—Universitas Andalas (Unand) Padang menolak menerima mahasiswa baru yang terkena penyakit Lesbian, Guy, Biseksual dan Transgender (LGBT), penolakan itu mengundang pro-kontra dan menjadi viral di lini massa.

Kalangan yang melakukan penolakan beralasan HAM dan pemerataan pendidikan diteriakan oleh kalangan NGO, seperti Nurani Perempuan, LAMPK Unand dan LBH Padang.

Tapi kalangan pro atas sikap Unand Padang itu pun tak kalah hebatnya, Wagub Sumbar Nasrul Abit justru tegas mengatakan yang LGBT dan mendukung LGBT sebaiknya tinggalkan Sumbar.

“Tidak ada tempat bagi LGBT di Sumbar, kalau ada juga baik pelaku maupun pendukung LGBT sebaiknya tinggalkan provinsi ini,”ujar Nasrul Abit, Sabtu 29/4 di Padang.

Dukungan juga datang  dari dari Politisi Gerindra Pusat Andre Rosiade.

“Apa yang diterapkan Unand adalah pas dan pantas diapresiasi,”ujar Wasekjend DPP Gerindra Andre Rosiade Sabtu malam tadi.

Bahkan Satgas BNN Sumbar Khairul Anwar, MH gelar Tan Rajo sekaligus Akademisi Hukum Tata Negara di Sumbar meluruskan sikap kalangan kontra terhadap larangan Unand itu.

“Soal hak mendapat pendidikan yang layak saya setuju sekali karena itu kebutuhan dasar warga negara, cuma untuk LGBT tidak bisa mereka kuliah di kampus Unand biasa saja, tak perlu heboh menyikapinya,”ujar Khairul Anwar, Minggu 30/4 di Padang.

Menurut Khairul Anwar, kaum LGBT itu termasuk orang berkebutuhan khusus.

“Mereka seperti siswa sekolah luar biasa, sama dengan pecandu Narkoba, harus ada lembaga khusus merehabilitasinya,”ujar Khairul Anwar.

Mereka pelaku LGBT itu kata Khairul Anwar adalah penderita “Kampus mereka adalah kampus khusus, bukan kampus biasa, seperti Unand karena virus LGBT bisa menyebar ke warga kampus lain,”ujarnya. Khairul Anwar Tan Rajo mengatakan sangat mendukung pelaku LGBT mendapat pendidikan sebagai amanat undang.

“Tapi bagaimana upaya semua pihak agar mereka dididik dan direhab secara khusus, jika mereka pulih, kembalilah ke Unand, UNP atau kampus lain,”ujar Tan Rajo.

Tapi kalau tidak sehat juga maka kata Khairul Anwar, mereka harus tetap berpendidikan dikampus rehabilitasi LGBT tersebut.

“Jadi saya minta juga pada LBH, Nurani Perempuan, LAMPK Unand, menjalankan amanat undang-undang dalam keterkaitannya dengan hak. Tidak bisa memakai kaca mata kuda, saya sangat patuh kepada UU dan regulasi negara,” ujarnya.

Unand atau Kampus lain tidak menerima mahasiswa LGBT, menurut Khairul Anwar tidak berarti melarang hak mereka mendapatkan pendidikan.

“Ayo kita letakkanlah sesuatu di tempatnya jangan latah dengan UU, HAM dan aturan lain apalagi berdalih keadilan, sadarkah kita semua LGBT tu sakit, maka mari kita didik mereka dengan layak, berkeadilan, profesional dan proporsional,”ujar Khairul Anwar.

Khairul Anwar juga mendesak Wagub Sumbar untuk melihat ini tidak sekedar menyuruh pelaku LGBT angkat kaki dari tanah Sumbar.

“Mestinya Wagub Sumbar merencanakan sekolah khusus untuk merehabilitasi penderita LGBT ini dan menyiapkan anggaran berkelanjutan di APBD Sumbar, sakit pasti ada obat dan metode menyembuhkan mereka,”ujar Tan Rajo. (andi)