UNP Gelar Workshop Peningkatan Kompetensi Guru untuk Pendidikan Berkualitas

oleh -715 views
oleh

Pesisir Selatan – Dalam rangka mewujudkan Quality Education dan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, tim dosen dan mahasiswa Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Padang mengadakan sosialisasi dan pelatihan peningkatan kompetensi guru dalam merancang modul dan instrumen P5 berdiferensiasi di SMAN 1 Basa Ampek Balai Tapan, Kab. Pesisir Selatan. Workshop yang diselenggarakan pada Sabtu, 27 Juli 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru-guru dalam merancang instrumen dan modul ajar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) berdiferensiasi. Workshop ini juga melatih guru agar mampu melakukan penilaian yang benar dengan mengutamakan perbedaan kebutuhan siswa sehingga memudahkan guru dalam mengevaluasi ketercapaian dari P5. Modul P5 berdiferensiasi dapat dijadikan acuan untuk meninjau pembentukan Profil Pelajar Pancasila di sekolah serta menumbuh kembangkan kompetensi dan karakter peserta didik.

Kegiatan PKM ini diketuai oleh Nurlizawati, S.Pd., M.Pd dan juga dihadiri oleh Bapak Junaidi S.Pd., M.Si selaku dosen Departemen Sosiologi Universitas Negeri Padang. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh 17 orang guru, serta turut hadir Bapak Sasra Mulyadi S.Pd selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Basa Ampek Balai. Dalam sambutannya, beliau menerima dengan baik kedatangan tim PKM UNP dalam menyosialisasikan terkait modul P5 kepada guru-guru di sekolahnya. “Kami dari pihak sekolah mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh tim PKM UNP terutama perubahan kurikulum pada P5 ini dengan menghadirkan narasumber yang juga pakar di bidang pembelajaran berdiferensiasi. Kami menerima dengan tangan terbuka kegiatan akademik seperti ini kedepannya kapanpun.”

Kegiatan diawali dengan paparan tentang modul P5, pembelajaran berdiferensiasi dan instrumen penilaian oleh narasumber berkompeten, Dendy Marta Putra, M.Pd selaku dosen praktisi Departemen Sosiologi, UNP. Rangkaian kegiatan berlanjut dengan penyampaian materi yang lebih inklusif terkait instrumen penilaian dalam P5. Pelatihan ini diikuti dengan antusias oleh para peserta yang mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru terkait modul P5 berdiferensiasi.

Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi dimana para peserta dapat berbagi pengalaman, informasi serta mendapatkan penjelasan lebih lanjut terkait perancangan modul dan instrumen P5. Tanggapan muncul dari seorang guru peserta, Ibu Widya Rahmawati, “Pelatihan ini sangat menarik dan memberikan wawasan baru. Awalnya kita hanya tahu P5 itu sekadar projek saja, tapi kini juga mengerti bagaimana implementasi programnya pada siswa agar memberikan hasil dan dapat mengubah karakter siswa.”

Dengan pelatihan pengimplementasian P5 ini diharapkan terjadi peningkatan kemampuan guru dalam merancang modul P5 berdiferensiasi sesuai dengan potensi sekolah dan lingkungan sekitar. Terselenggaranya pelatihan ini dengan sukses juga dilengkapi dengan output berupa panduan asesmen modul P5 untuk pembelajaran berdiferensiasi. (Syabrina)