Untuk Adik, Gubernur Sumbar Lobi Gerindra

oleh -1,834 views
oleh
1,834 views
Arifki, pemerhati muda politik pesinis jika pasangan Mahyeldi-Adib mendulang suara signifikan di Pilkada Padang 2018, Sabtu 12/8 di Padang.

*Andre Rosiade : Masak sih Pak IP Mau..*

Arifki, pemerhati muda politik pesinis jika pasangan Mahyeldi-Adib mendulang suara signifikan di Pilkada Padang 2018, Sabtu 12/8 di Padang.

Merdeka,—Adib Alfikri disebut media sebagai penerus klan politik Irwan Prayitno di Sumbar, meski sebagai pejabat ASN kayaknya Pilkada 2018 Adib banting setir ke dunia politik praktis.

Untuk mempertahankan dinasti politik Gubernur Sumbar Irwan Prayitno demi Adib Alfikri, kabarnya berupaya melobi Gerindra pusat dan menyingkirkan calon dari kader Gerindra Andre Rosiade yang lagi di atas angin saat ini.

“Bagi Pak Irwan Prayitno mendapatkan Gerindra untuk Adib sangat mudah seperti membalikan telapak tangan,”ujar Pemerhati Muda politik Sumbar Arifky, Sabtu 12/8 di Padang.

Apalagi kata Arifki, IP (Irwan Prayitno) punya kartu Pilkada Sumbar, untuk menduetkan kader PKS dengan Nasrul Abit atau kader Gerindra lainnya.

“Deal-dealnya pasti memposisikan kader Gerindra mengalah dulu di Pilkada Kota Padang,”ujar Arifki

Apalagi semua tahu, ketua Gerindra Sumbar Nasrul Abit merupakan wakil gubernur yang hubungannya sampai tiga tahun pasca Pilgub masih mesra.

“Dan ingat ada politik balas budi bagi Gerindra dan Prabowo khususnya kepada Irwan karena mampu meraih suara besar pada Pilpres lalu saat itu IP ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta,”ujarnya.

Persoalannya apakah politik dinasti mangkus memperkuat elektabilitas Mahyeldi yang semakin surut terus sejak Desember 2016.

“Nah ini menarik, perlu kajian soalnya phisikologis politik Padang, Sumbar umumnya sulit menerima politik dinasti itu, lihat saja tidak seberapa faktor genetik di politik yang bersinar,”ujarnya.

Arifki pesimis kalau Mahyeldi-Adib akan mendulang suara signifikan pada Pilkada 2018, karena kekuatan mesin partai hanya ada di PKS.

“Pasti, sulit bagi Gerindra untuk fokus dukung Mahyeldi jika ada perjanjian yang tak terlihat (dukungan gratis). Itu lumrah saja bagi partai politik mana pun, meskipun Gerindra-PKS sudah menjadi sekutu secara nasional,”ujarnya.

Politik dinasti juga sulit berkembang di Sumbar, lihat saja politisi hebat Sumbar tak banyak yang mewarisi kehebatannya kepada genetiknya apakah itu adik atau anak sekalipun.

“Dan kalau Mahyeldi-Adib berpasangan dengan koalisi PKS-Gerindra di Padang terujud maka Pilkada makin sengit semua pasangan calon berpeluang untuk menang,”ujar Arifki.

Sementara santernya kabar Irwan Prayitno turun tangan lobi elite Gerindra Pusat otomatis akan menyingkirkan kader potensial dari partai pemenang Pileg 2014 di Padang, seperti Andre Rosiade dan Afrizal.

Andre dihubungi akan langkah catur IP yang berdampak akan menggergajinya dengan santai menjawab oh ya.

“Masak sih pak Irwan mau kerja keras sampai begitu, yang saya tahu Pak IP itu kerja politiknya terukur yakni berdasarkan angka-angka survey, masak memaksakan Adib walau itu adik kandung beliau sendiri, Adib hasil surveynya baik popularitas dan elektabilitasnya kagak nendang,”ujar Andre heran.

Tapi Andre penganut paham politik dinamis, dia mengatakan segalanya bisa mungkin, ketidak mungkinan menjadi mungkin itulah politik.

“Saya tersanjung sekali kalau untuk menyingkirkan saya dari bursa pilkada Padang, figur sekaliber Irwan Prayitno harus turun tangan, kalau benar kabar Pak IP lobi elite Gerindra Pusat untuk adiknya itu,”ujar Andre.

Dan Andre sebagai kader akan mengikuti arahan dari Partai. Saat ini waktu masih ada dua hingga tiga bulan politik dinamis harus dijalani dengan enjoy.

“Jangan serius banget dengan politik pencalonan, saya sebagai kader disuruh maju saya maju disuruh setop pasti Andre berhenti,”ujarnya.(dedi)