Upaya Sumbar Menjaga Ketahanan Pangan di Masa Pandemi : Kunci Ketahana Pangan Sumbar (2)

oleh -373 views
oleh
373 views
Dekan Fakultas Pertanian Unand Dr. Ir. Indra Dwipa. MS, (foto: dok)

Oleh: Dr. Ir. Indra Dwipa. MS

GANDUM juga merupakan sumber karbohidrat kedua yang dikonsumsi masyarakat Sumatera Barat. Sumatera Barat dari dulu terkenal dengan daerah pertanian terutama komoditas padi sehingga hampir semua petani di Sumatera Barat sampai saat ini berpofesi sebagai petani padi.

Padi hampir ditanam di semua wilayah Sumatera Barat kecuali di dataran tinggi dan bahkan sekitar 30-40 tahun yang lalu, dataran tinggi Sumatera Barat seperti Alahan Panjang, penduduk disana berbudidaya padi sebelum berbudidaya bawang seperti saat sekarang ini.

Hal ini dikakeranakan umur padi hingga panen di dataran tinggi Alahan Panjang bisa mencapai 6 bulan dan umur padi selama itu tidak efektif dan menjanjikan bagi kelangsungan hidup petani. Luasnya areal persawahan di Sumatera Barat menjadikan Sumbaer sebagai salah satu lumbung padi di pulau Sumatera sehingga Sumbar bisa menyangga kebutuhan padi provinsi tetangga seperti Riau,

Riau Kepulauan, Jambi dan Bengkulu. Beberapa Kabupaten di Sumatera Barat merupakan lumbung padi seperti Kabupaten Solok, Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, Pasaman, Pasaman Barat dan Pesisir Selatan. Namun, dalam beberapa tahun ini, produksi padi di Sumbar mengalami fluktuatif akibat beberapa faktor yang mempengaruhi seperti bencana alam dan lain-lain.

Peningkatan penduduk Sumbar yang 1,19 pertahun juga menjadi permasalahan serius jika tidak dipirkan dari sekarang. Produksi padi Sumbar yang fluktuatif bisa menjadi sebuah bom waktu yang bisa membuat Sumbar tidak bisa memenuhi kebutuhan pangansendiri.

Pada Maret 2020, Indonesia resmi terkena dampak dari pandemi Covid-19 yang telah meyebar diseluruh dunia. Sejak setahun yang lalu, Indonesia resmi melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membuat masyarakat Indonesia harus berdiam diri dirumah. Provinsi Sumatera Barat tidak lepas dari efek pandemi covid-19 ini. Banyak lini kehidupan yang terdampak akibat pandemi covid-19 ini baik dari bidang pendidikan, ekonomi pariwisata dan pertanian. Menurut BPS, pada triwulan ketiga tahun 2020, ekonomi Sumbar terkontraksi ke angka 2,87%. Sumatera Barat yang selama ini banyak mengandalkan pariwisata sebagai andalan untuk pemasukan keuangan daerah harus merasakan pahitnya akibat dari pandemi ini.

Sektor pariwisata berhubungan dengan pertanian karena hotel-hotel yang ada di kota-kota besar di Sumbar bekerja sama dengan pemasok di bidang pertanian. Rendahnya kunjungan tamu hotel menyebabkan tersendatnya distribusi pertanian sehingga berdampak terhadap pengusahan di bidang pertanian.

Permasalahan yang dihadapi Sumbar akibat beras dan gandum yang menjadi makanan pokok di Sumatera Barat membuat kita harus mencari sumber karbohidrat selain dari padi dan gandum atau diversifikasi pangan di Sumatera Barat.(analisa-bersambung)