Payakumbuh -- Ini menarik, memprotes ok, tapi kalau mencatut nama untuk protes di situ handeh-nya.Ini terjadi ketika protes hasil Konferensi Daerah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Luak Limopuluah (Payakumbuh-Limapuluh Kota.red) yang digelar 1 Oktober kemaren, infonya 10 orang menyatakan protes tentang konfersensi itu bermasalah.
Tapi setelah heboh, ternyata protes hasil itu pun diprotes, karena beberapa nama yanf protes, mengaku namaa mereka dicatut. Sebelumnya menurut berita, pertemuan itu diprotes 10 anggota dari 17 anggota PWI Luak Limopuluah.Sebelumnya menurut pemberitaan di salah satu portal online mereka (orang yang protes.red) menulis lagi dengan tujuan Ketua Umum PWI Pusat dengan tembusan Ketua DK PWI Pusat. Surat tersebut bertanggal 25 Desember 2022 ditandatangani sebanyak 10 anggota PWI. Mereka yang protes adalah; Nahar Sago,Yon Erizon, Jefri Ricardo Magnis, Aswin Anza, Afrimas, Syafril Nita, Eri Mukhlis, Syardi Nefri, Robi Mukhlis.
Hal tersebut sangat disayangkan oleh wartawan senior Luak Limopuluah Eri Muklis, menurut Eri Muklis yang sudah puluhan tahun berkiprah di dunia jurnalist, dia tidak tahu menahu soal protes itu, Eri mengatakan bahwa namanya di Catut."Saya terkejut dapat info dari salah satu anggota PWI saudara Taufik, di mana yang ribut-ribut dalam Keputusan 10, saya tidak tahu menahu persoalannya.
" Apa itu, jangan buek (buat) kacau, janganlah mendiskreditkan atau mencatut nama orang, sehingga menjadikan fiitnah, terutamanya terhadap keterangan saya itu," ujar Eri Muklis.Kemudian Eri Muklis sangat menyayangkan kejadian ini, menurut Eri PWI adalah organisasi jurnalistik tertua di Indonesia, seharusnya PWI jadi suri tauladan dan panutan bagi organisasi pers yang lainya.
"Jadi teman-teman bersifat bijaklah kita, apalagi dalam kepengurusan organisasi, mungkin senior di segi umur ataupun di segi jurnalistiknya. Saya mengajak mari bagi yang senior bisa menjadi panutan bagi jurnalist pemula," tutup Eri.Bukan hanya Eri Muklis yang menyatakan namanya dicatut, di sisi lain Syardi Nefri juga melayangkan protes atas pencatutan namanya itu. Menurut Syardi itu adalah tindakan yang tidak patut dicontoh."Saya kaget, kenapa tiba-tiba ada nama saya dalam orang yang mempersoalkan Konferensi PWI Luak Limopuluah, saya sangat menyayangkan pencatutan nama saya, kita berharap kejadian ini tidak terjadi lagi," ujar Syardi Nefri.Kemudian terpisah, ketua PWI Luak Limopuluah terpilih Aspon Dedi saat di wawancari terlihat santai saja. Menurut Aspon semua permasalahan yang diprotes itu semua sebelum pemilihan sudah saya serahkan.
"Sedangkan untuk kartu, kita sudah menyerahkan semuanya, dari kartu muda tahun 2015, kartu biasa 2018 dan perpanjangan kartu biasa tahun 2021 telah diserahkan kepada PWI Sumbar, silahkan cek saja," kata Aspon.Untuk diketahui PWI Luak Limopulah memiliki anggota biasa sebanyak 17 orang, artinya hanya 17 orang yang memiliki hak suara. Dari pantauan media, menurut pemberitaan di portal online hanya ada 9 orang yang protes bukan 10 orang, kemudian di antara 9 yang protes ada namanya yang di catut dan ada yang baru masuk ke PWI tidak memiliki hak suara.
Selain Eri Muklis dan Syardi Nefri ada nama yang baru bergabung dan tidak memiliki hak suara juga disebut dalam pemberitaan itu yaitu Roby Muklis.Artinya dari hitungan Kepala Perwakilan www.tribunsumbar Luak Nan Bungsu, dari 17 orang yang memiliki hak suara, karena adanya nama yang dicatut dan bukan anggota biasa, jadi 6 orang yang protes dari 17 orang anggota biasa PWI Luak Limopuluah. (han)
Editor : Adrian Tuswandi, SH