Wajar Jalur Tradisionil Padang Bukittinggi Sempit Karena Akses Lain Gak Dibangun-Bangun

oleh -2,406 views
oleh
2,406 views
M.Zuhrizul, Penganat Mass Tourism.(doc)

Padang, —Jarak dengan waktu tempuh jalur tradisionil Padang Bukittinggi via Lembah Anai tak sesuai lagi.

Ke Bukittinggi lebih lama di jalan karena jalan sempit.  Solusi Tol Padang Sicincin yang belum selesai-selasai juga dianggap pengamat belum solusi konkret meniadakan horor Padang-Bukittinggi itu.

“Itu jalur sudah sempit, pertumbuhan kendaraan tidak sebanding dengan perluasan jalan itu, sehingga adalah wajar dan sabar saja pengendara kalau Padang-Bukittinggi bisa tiga jam atau lebih,” ujar Pengamat Mass Tourism, Muhammad Zuhrizul Rabu 21/6-2023 di Padang.

Dampak waktu tempuh lama, maka triliuan rupiah setahun bisa diakumulasikan pengendara di ruas Padang Bukittinggi itu membakar uang karena antri, macet bahkan terperangkap jalur buka tutup.

“Beruntung di ruas Padang Bukittinggi via Lembah Anai ada banyak spot legend yang mampu merefreshing kepala pengendara saat terjebak macet dan antri,” ujar Metek Zuhrizul biasa Muhammad Zuhrizul disapa banyak kalangan di Sumbar.

Bagaimana dengan Tol apakah solusi, menurut Metek Zuhrizul tentu solutif asal Tol itu dibangun tidak bersegmen-segmen.

“Pembanguanan langsung Padang-Payakumbuh atau langsung ke Pekanbaru, tidak seperti saat ini baru sampai Sicincin. Belum solutif justru yang terjadi botlenect di ruas Sicincin Bukittinggi nya.

Mestinya para ahli infrastruktur jalan dan transportasi memberikan masukan ke pemerintah daerah Sumbar (Gubernur dan DPRD), untuk membangun akses jalan baru yang layak dilewati bus pariwisata.

“Akses itu bisa menjadi jalan alternatif menghindari kemacetan yang menghubungkan kabupaten /kota di Sumbar,” ujar Metek Zuhrizul.

Kata Muhammad Zuhrizul ada mungkin ada blueprint jalan alternatif itu, seperti jalan Asam Pulau Padang Pariaman – Malalo Tanah Datar, jalan Alahan Panjang – Kiliran Jao, jalan Lubuk Minturun Padang – Singkarak Solok, jalan alternatif Malalak-Sungai Batang Maninjau.

“Bangun jalan itu, bisa dilewati bus 40 seat dan jalan akses lainnya itu yang membuat lahirnya daya tarik baru di Sumbar agar wisatawan tidak jenuh dengan destinasi yang ada sekarang ini,” ujar Metek Zuhrizul.

Terus bagaimana pembiayaannya menurut Bacaleg DPR RI PKS ini harus dengan semangat kolaboratif.

“Saya berandai-andai saja nih, ada sindikasi dana Pokir DPRD Sumbar dan Gubernur, misalnya saja Rp 2 miliar per anggota DPRD Sumbar dan 10 Miliar dari Gubernur, mereka baiyo batido itu bisa terkumpul Rp 140 miliar pertahun, dibantu anggota DPR RI dari Sumbar yang membawa dana infrastruktur Rp 100 miliar saja setahun, maka satu ruas bisa terselesaikan. Ini solutif memecah antri dan macet di jalur Padang-Bukittinggi via Lembah Anai tadi, pertanyaannya mau gak?,”ujar Muhammad Zuhrizul tersenyum kecut. (***)