Wakil Walikota Buktinggi, Politisi Panutan PKS

oleh -319 views
oleh
319 views

Oleh: Bagindo Yohanes Wempi

KEDATANGAN Penulis di Balai Kota Bukittinggi mengagetkan Buya Marfendi. Tanpa menelpon, tanpa kordinasi dengan ajudan, tanpa memberi kabar terlebih dahulu pada Bapak Wakil Walikota, tahu-tahu sudah nongol di depan pintu ruangan, hari jumaat siang.

Sambil tersenyum khas, lalu Buya berkata “aa kok datang mendadak sajo sambil melihat jam tangan, Kini ana sedang menunggu tamu, jika tamu datang nanti keluar ya”.

Sambil tertawan kecil Penulis menjawab “Aman Buya, Kito kalua beko, kalau dak mau usir gai. Tapi karena ruangan kosong bia awak mahota dahulu”. “Silahkan kata Buya sambil tertawa kecil”.

Penulis ketemu Buya Marfendi terakhir di saat masa kampanye Pilkada Kota Bukittinggi, setelah itu tidak ketemu lagi. Baru hari ini bisa bertemu tampa terlebih dahulu berkordinasi. Namun karena Penulis sudah lama kenal Buya Marfendi, doa diperbanyak dalam perjalanan, insyallah bisa ketemu guru. Ternyata Allah. SWT mempertemukan di ruangan kerjanya.

Pertama kenal Buya Marfendi semenjak 2002 di mana waktu itu beliau anggota Dewan Propinsi Sumbar. Pada waktu itu Penulis mengundang Buya Marfendi untuk mengisi materi berjudul Ukhwah Islamiyah saat acara di Kampus Unand. Menurut Penulis semenjak kenal pertama sampai sekarang tidak ada yang berubah pada sosok beliau.

Buya Marfendi yang Penulis kenal selalu mudah senyum setiap bertemu, beliau selalu memberi motivasi kepada Penulis, walaupun terkadang sering berdebat hangat. Pernah suatu waktu membahas Pilkada Padang Pariaman Penulis dengan Buya Marfendi pernah acam-mengancam, tapi waktu Penulis karek kapalo lo. Namun akhirnya akur lagi. Sosok Buya Marfendi secara silaturrahim tidak pernah marah. Walaupun secara politik perdebatan itu tidak sopan, malah agak kurang ajar.

Selama kenal Buya Marfendi tidak pernah melihat marah berkepanjangan dan dendam ke sesama kader PKS. Jika ada yang dianggap salah maka selalu beliau sampaikan dengan suara tenang, dengan nada ucapan yang berisi kata-kata marah menusuk jantung.

Menurut Penulis Buya Marfendi sosok tokoh PKS yang selalu bisa menghibur atau menenangkan orang-orang PKS yang dalam kerja selalu dianggap pembangkang.

Secara pribadi, Penulis sudah menganggap Buya Marfendi sebagai guru politik dakwah Sumbar yang bisa menjadi inspirasi dan tauladan semua. Sosok Buya Marfendi yang berkesan adalah beliau pekerja partai dakwah tanpa lelah, beliau kader PKS yang gigih berjuang untuk memenangkan Pileg, Pilkada dan lainnya yang akhirnya bisa menjadi Wakil Walikota Buktinggi.

Kemarin sempat dihitung-hitung maju sebagai calon, menurut hitungan Buya Marfendi maju dalam pemilihan dalam waktu 2009-2020 sebanyak 6 kali, berarti setiap Pemilu baik Pilkada dan Pileg, beliau selalu tampil. Coba dibayangkan berapa terkurasnya energi pada akhirnya berbuah manis ini.

Buya Marfendi saat pertemuan di ruangan menyampaikan akan membantu Wali Kotanya agar bisa mensejahterakan, sampai juga bisa membahagiakan warga Kota. Banyak gagasan program unggulan yang akan dilakukan Beliau mohon doa, dukungan dari semua pihak yang tidak ber-KTP di Bukittinggi. Insyallah mari sama Kita doakan. Aamiin.

Namun pada tulisan ini Penulis tidak mengupas tentang program beliau. Namun Penulis lebih banyak menjelaskan sosok pribadi beliau seperti dikupas sedikit dibagian atas. Sosok Buya Marfendi sama seperti Bung Akbar Tanjung (politisi senior Partai Golkar) jika dilihat dari kegigihanya berjuang untuk bisa membantu masyarakat melalui kekuasaan.

Penulis mengalami, Buya Marfendi sosok yang sempurna dalam politik dakwah PKS. Apalagi membangun silaturahim politik dengan semua tokoh-tokoh lintas partai. Menurut Penulis sosok beliau juga bisa mempengaruhi kearah kebaikan para politisi lain.

Dan banyak tokoh politik lain yang memiliki hubungan istimewa dengan Buya Marfendi. Jika tidak salah, PKS Sumbar selalu memberikan kepercayaan kepada Buya Marfendi untuk membangun komunikasi awal apa pun dengan pihak luar lintas partai.

Pertemuan Penulis dengan Wakil Walikota Buktinggi kemarin itu tidak tergangu dengan kedatangan tamu yang sudah berjanji datang di jam itu. Penulis heran juga, sudah 2 jam lebih bercerita, ketawa-ketawa, diskusi namun tamunya Buya Marfendi tidak nongol-nongol juga.

Lalu Penulis penasaran, bertanya ke Buya Marfendi kenapa tamunya belum datang-datang juga, akhirnya Buya Marfendi mengontak ulang tamunya tersebut. Ternyata tamu Buya menyangka pertemuanya di rumah Dinas bukan di kantor Wali Kota, saat itu tamu beliau sudah menunggu semenjak kedatangan Penulis di kantor Wali Kota.

Dengan kondisi prihatin karena tamu sudah menunggu di rumah Dinas lama, Penulis mintak izin agar Buya Marfendi bisa pulang kerumah Dinas untuk menemui tamunya tersebut. Kebetulan sudah jam 16.00 Wib juga saatnya jam pulang untuk ASN di Balai Kota.

Alhamdulillah begitulah takdirnya, walaupun Penulis silaturahim tampa kordinasi ternyata Allah SWT memberikan waktu panjang untuk bertemu Buya Marfendi. Akhirnya bisa berlama-lama, banyak juga ilmu baru yang Penulis dapat dalam pertemuan Wakil Walikota Buktinggi tersebut[*analisa).