Warga Padang Waspadalah!!!!

oleh -205 views
oleh
205 views
Tim Mahasiswa Tugas Akhir Mata Kuliah Psikologi Bencana di Lubuk Buaya satu dari daeeah rawan bencana di Kota Padang. (dok)

Padang,— Masyarakat Kota Padang Sumatera Barat di tengah cuaca tak menentu diminta waspada terhadap kemungkinan terburuk bencana alam.

Pasalnya Padang dikenal sebagai kota supermarket bencana dan bencana alam  bisa terjadi kapan saja, salah satunya banjir.

Setiap musim penghujan tiba, terlebih saat hujan lebat dengan intensitas tinggi, beberapa lokasi di Kota Padang beresiko terkena banjir yang mana menyebabkan masyarakat di lokasi tersebut terkena dampak menahun.

Berdasarkan informasi dari BPBD Kota Padang, terdapat sejumlah titik rawan terkena banjir. Lubuk Buaya yang berada di Kecamatan Koto Tengah lokasi rawan salah satunya.

Menyikapi permasalahan tersebut, Program Studi Psikologi Universitas Andalas menurunkan mahasiswanya untuk melakukan intervensi peduli di beberapa daerah yang rawan terjadi bencana dan juga menjadi tugas akhir untuk mata kuliah Psikologi Bencana.

Setelah dilakukan riset awal, salah satu bencana yang perlu untuk mendapatkan perhatian adalah banjir di kelurahan Lubuk Buaya.

Fitra Yenni (55 tahun) salah satu warga yang tinggal di kawasan Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah, mengaku sejak dirinya menetap 2007 lalu, banjir seringkali merendam pemukiman tersebut.

“Kalau seharian hujan dan nggak berhenti-berhenti, kami akan menaikkan barang perabot ke atas lemari yang sudah disediakan. Dari dulu seperti itu,”ujar Fitra Yenni.

“Kalau mobil sudah terparkir di tapi jalan besar kata Fitra, tandanya masyarakat sudah waspada kemungkinan datang banjir,” ujar Suami Fitra,  Masrul Asmon 63 tahun kepada tim intervensi bencana Fakultas Psikologi UNAND.

Menurut Tim Intervensi dari mahasiswa Tugas Akhir mata kuliah Psikologi Bencana hasil riset dan wawancara pada beberapa keluarga yang lain, mahasiswa sepakat untuk memberikan intervensi Pengurangan Resiko Bencana (PRB) mengingat mereka berada di lokasi yang rawan terjadi bencana, terlebih situasi seperti ini sudah mereka alami dalam kurun tahunan.

PRB adalah salah satu usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana yang terjadi.

Mahasiswa Psikologi UNAND memberikan edukasi kepada masyarakat untuk belajar melihat potensi dan gejala terhadap perubahan sosial dan lingkungan yang disebabkan bencana.

Mengingat latar belakang keilmuan psikologi, PRB yang dilakukan mahasiswa pun didasarkan pada upaya-upaya menjaga kesehatan mental para penyintas bencana.

Resiliensi keluarga mengacu pada kemampuan untuk bangkit kembali setelah bencana terjadi. Ini juga berdasarkan hasil wawancara yang didapat dari masyarakat. Terlebih juga terdapat individu dengan disabilitas yang terdampak bencana banjir ini.

“Orang tua itu yang paling terkena mentalnya. Mikirin sekolah anak, makan dan tidur anak istri.. itu yang bikin kepikiran,”ujar warga lain yang diwawancarai.

Hal ini menjadi perhatian khusus mahasiswa dengan menekankan edukasi resiliensi kepada berbagai pihak, baik keluarga maupun komunitas.

Resiliensi mengacu pada kemampuan untuk bangkit kembali setelah bencana melanda. Dalam suatu pemukiman, istilah ini diartikan sebagai kemampuan individu dan komunitas untuk melawan, mengatasi, dan pulih dari bencana.

Psikoedukasi diberikan secara langsung kepada keluarga yang diwawancarai, terangkum dalam selembar pamflet berwarna tentang urgensi PRB, strategi dan manfaatnya, serta upaya yang bisa dilakukan untuk membangun resiliensi keluarga dan cara memperolehnya.

Intervensi psikoedukasi juga diberikan bersamaan dengan langkah-langkah evakuasi banjir yang bisa dilakukan warga. Pamflet tersebut dibagi-bagikan kepada penduduk serta diserahkan ke pihak kantor kelurahan Lubuk Buaya.

“Terima kasih, nak.. semoga ini bisa bermanfaat bagi kami warga kampung ini” ungkap warga serempak saat dibagikan pamflet psikoedukasi.(adr)