Wawako Mardison Peringati HUT Hari Gizi Nasional ke-63

oleh -54 views
oleh
54 views

Pariaman–Wakil Walikota Pariaman, Mardison Mahyuddin selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Angka Stunting (TPPAS) Kota Pariaman secara resmi mencanangkan Desa Binaan DPC Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kota Pariaman, Desa Pauh Kurai Taji dalam rangka HUT Hari Gizi Nasional ke-63 Tahun 2023 dengan tema “Cegah Stunting dengan Protein Hewani”, bertempat di Kantor Desa Pauh Kurai Taji, Kecamatan Pariaman Selatan Kota Pariaman, Selasa (14/2/2023).

Pencanangan Desa Kurai Taji, Kecamatan Pariaman Selatan sebagai desa binaan Persagi Kota Pariaman tersebut ditandai dengan pemukulan gong dan pemotongan tumpeng oleh Wawako Mardison disaksikan langsung oleh Sekretaris Dinas Kesehatan, Satri Yerlina, Kepala Puskesmas Kurai Taji, Hendri Putra, Ketua DPC Persagi Kota Pariaman, Elvia Desianti, Sekretaris Camat Pariaman Selatan, Rempi, Kepala Desa Pauh Kuraitaji, Jaswirman beserta tamu yang hadir.

Wawako Mardison dalam arahannya mengatakan, peran Ahli Gizi, sangat penting kehadiranya di tengah masyarakat, dan diharapkan, para Ahli Gizi ini, dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat di Kota Pariaman. Karena pemenuhan gizi merupakan hak bagi setiap orang, dan salah satu cara untuk mengatasi masalah stunting.

“Kasus stunting saat ini telah menjadi program prioritas nasional, sesuai dengan apa yang disampaikan oleh presiden dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, semua stakeholders harus bekerjasama dan berkomitmen untuk mencegah masalah stunting ini ,” ujarnya.

Mardison mengatakan, yang melatarbelakangi terjadinya kasus stunting ini adalah kurangnya gizi pada anak. Dimulai pada saat ibu mengandung sampai bayi berusia 2 tahun harus mendapat asupan gizi yang memadai dan sesuai kebutuhan.

“Ibu hamil harus ingat dengan gizi anak dalam kandungannya. Kalo si ibunya sehat dan banyak asupan gizi tentu anaknya juga akan sehat. Masyarakat dihimbau untuk memberikan makanan yang sehat dan bergizi untuk keluarganya ,” kata Mardison.

Kemudian, imunisasi anak juga harus lengkap, karena imunisasi menghambat terjadinya perkembangan virus dan bakteri dalam tubuh yang dapat mengganggu pertumbuhan anak. Jika kita secara rutin memeriksa kesehatan anak, insyaallah anak menjadi sehat dan kuat, terjauh dari masalah stunting.

Atas nama Pemko Pariaman dan selaku Ketua TPPAS Kota Pariaman, Mardison mengucapkan terima kasih kepada Persagi Kota Pariaman dan stake holder lainnya yang telah melakukan upaya-upaya dalam membantu pemerintah untuk memerangi masalah stunting di Kota Pariaman. Kita berharap kedepannya terwujud zero stunting di Kota Pariaman, sehingga fokus kita kedepan untuk mensejahterakan masyarakat.

Sekretaris Dinkes Kota Pariaman, Satri Yerlina mengatakan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, angka stunting di Kota Pariaman mengalami penurunan yakni 16 persen.

Selain dari data SSGI, data rutin dari pelaksanaan posyandu atau hasil pertimbangan massal, dimana dari 39 anak di Desa Pauh Kuraitaji sebanyak 22 anak beresiko stunting.

Kita berharap, semoga dengan dibentuknya desa binaan oleh Persagi Kota Pariaman di Desa Pauh Kuraitaji ini dapat menekan angka tersebut menjadi zero kasus.

Ketua DPC Persagi, Elvia Desianti mengatakan, kegiatan pencanangan diisi dengan kegiatan edukasi penyuluhan tentang pemberian makanan bayi dan anak, penimbangan massal, pemberian tablet cacing, pemberian kapsul vitamin A, dan pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang disediakan oleh DPC Persagi Kota Pariaman yang merupakan contoh dari PMT penyuluhan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Polindes Desa Pauh Kurai Taji.

“Bentuk kegiatannya ialah edukasi gizi dan pendampingan keluarga, seperti edukasi tentang manfaat mengkonsumsi gizi seimbang terutama protein hewani, porsi gizi seimbang dan frekuensi makan dengan konsep isi piringku dan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA),” jelasnya.

Harapannya dengan edukasi ini, dapat meningkatkan pemahaman keluarga tentang isi piringku dan sebagai solusi untuk pemenuhan makanan keluarga. Sehingga dapat mendorong terciptanya perubahan perilaku yang menjadi suatu kebiasaan dan berdampak terhadap pengurangan angka stunting di desa binaan.

“Diharapkan kegiatan ini terus berlanjut dan menjadi rol model bagi desa lainnya. Sasaran dari kegiatan pembinaan desa ini adalah seribu HPK (Hari Pertama Kehidupan) dan balita resiko stunting. Besar harapan kami semua pihak yang terkait dapat bekerjasama dan bahu membahu dalam kelanjutan kegiatan ini ,” tutupnya mengakhiri. (Erwin)