Wisata Edukasi Sains di Bukit Nobita Kota Padang dan Peluang Budidaya Galo-Galo

oleh -576 views
oleh
576 views
Sosialisasi Galo-galo, Dosen Bioligi UNAND di Bukit Nobita Padang. (dok)

Oleh: Robby Jannatan, M.Si

Dosen Jurusan Biologi FMIPA UNAND

BUKIT Nobita adalah salah satu tujuan wisata di Kota Padang Sumatera Barat untuk menikmati lanskap Kota Padang dari ketinggian.

Nama asli Bukit Nobita adalah Bukit Batu Jarang, namun karena viral di kalangan anak milenilal di media sosial, bukit Batu Jarang kemudian diberi nama Bukit Nobita yang terinspirasi dari sebuah bukit yang terletak di belakang sekolah Nobita di dalam film kartun Doraemon.

Nama Bukit Nobita kemudian dibranding oleh masyarakat dan Pemerintah Kota Padang sebagai salah satu tujuan wisata di Kota Padang. Bukit Nobita bisa ditempuh sekitar 20 menit dari pusat Kota Padang dengan jarak sekitar 10 kilometer.

Dalam pengembangan kawasan wisata Bukit Nobita, Pemerintah Kota Padang bekerjasama dengan FMIPA UNAND. Tim dari FMIPA UNAND kemudian menawarkan Bukit Nobita untuk dikembangkan menjadi wisata edukasi sains yang melibatkan masyarakat, perguruan tinggi, dan pemerintahan.

Pada Kamis, 28 Juli 2022, Tim dari Departemen Biologi FMIPA UNAND yang terdiri dari beberapa orang dosen dan mahasiswa bertemu dengan pejabat Kelurahan Kampung Jua Nan XX, Pokdarwis Bukit Nobita dan Karang Taruna Kelurahan Kampung Jua Nan XX untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi Budidaya Galo-Galo (lebah tanpa sengat) untuk menunjang perekonomian masyarakat. Budidaya Galo-Galo nantinya juga ditargetkan sebagai salah satu wahana wisata edukasi yang akan dikembangkan di kawasan Bukit Nobita.

Penyampaian materi dan sosialisasi dilakukan Dr. Henny Herwina yang merupakan Dosen Departemen Biologi FMIPA UNAND sekaligus praktisi budidaya galo-galo bergantian dengan Robby Jannatan, M.Si. .

Dr. Henny Herwina yang akrab disapa Dr. Henny ini bersama Robby Jannatan M.Si menyampaikan bahwa galo-galo merupakan kelompok lebah tanpa sengat dan merupakan polinator yang sangat potensial pada tanaman pertanian dan perkebunan.

Selain menghasilkan madu dan bee polen, galo-galo juga menghasilkan propolis yang mempunyai berbagai manfaat seperti anti mikroba, anti inflamasi, anti oksidan sehingga dapat dikembangkan dalam dunia farmasi dan pengobatan. Galo-galo telah menjadi objek yang diminati untuk diternakkan karena nilai ekonomi yang tinggi dari produk yang dihasilkannya dalam sepuluh tahun terakhir.

Galo-galo membuat sarang pada batang pohon berongga, di tanah maupun celah bebatuan, serta pada bagian tertentu dari bangunan. Koloni alami galo-galo dapat dibudidayakan dengan cara membuat sarang buatan dari kotak kayu yang biasa disebut toping koloni. Perkembangan koloni galo-galo yang telah mencapai toping bisa diamati dan dipantau hingga dapat diketahui waktu yang tepat untuk pemanenan produk galo-galo berupa madu, bee polen, maupun propolis.

Masyarakat sekitar kawasan Bukit Nobita sangat antusias dan berminat untuk melakukan budidaya galo-galo dengan pendampingan yang dilakukan oleh FMIPA UNAND Khususnya Departemen Biologi.

Dukungan Pemerintah juga dibutuhkan untuk menanam lokasi Bukit Nobita dengan tumbuhan yang cukup seperti tumbuhan berbunga dan tanaman buah, yang selain berguna sebagai pakan koloni galo-galo nantinya, juga akan menambah keindahan dan potensi sekitar kawasan Bukit Nobita. Hasil dari koloni galo-galo berupa madu, bee polen dan propolis nantinya bisa menjadi produk oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Bukit Nobita.

Harga madu galo-galo pun cukup menjanjikan sehingga berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dan perekonomian masyarakat. Biologi FMIPA UNAND juga menyampaikan bahwa pembudidaya galo-galo terus bertambah secara signifikan, dari puluhan peternak hingga menjadi ratusan yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Barat yang menandakan tingginya konsumen dari produk galo-galo ini.

Tim FMIPA akan mengintegrasikan pengembangan kawasan wisata edukasi Bukit Nobita ini dengan pengabdian kepada masyarakat, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan KKN tematik. Kegiatan pengembangan Kawasan Bukit Nobita yang akan dilaksanakan dari bulan Juli hingga Desember 2022.

Kegiatan sosialisasi ini diharapkan nanti bisa berkelanjutan dalam bentuk pendampingan pembuatan budidaya galo-galo yang langsung dikerjakan oleh masyarakat sehingga Bukit Nobita sebagai Kawasan Wisata Edukasi bisa terwujud nantinya seiring dengan pembangunan infrastruktur pendukung.

Rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tim Departemen Biologi FMIPA UNAND ini diharapkan menjadi salah satu bentuk peran perguruan tinggi dalam pengembangan daerah dan masyarakat khususnya di Sumatra Barat.(analisa)