Wow..Ada Puluhan Atraksi Seni ‘Pekan Nan Tumpah’ Selama 7 Hari Di Tambud Padang

oleh -465 views
oleh
465 views

Padang–Pagelaran Festival Pekan Nan Tumpah adalah suatu wadah ekspresi berbagai komunitas anak muda yang terkekang selama pandemi dua tahun terakhir. Festival akan digelar selama tujuh hari dari tanggal 1 – 7 Juli 2022, berlangsung di Taman Budaya (Tambud) Sumatera Barat.

Tagline “Pandemi Hahahihi, Lain Sakit Lain Diobat” pada festival ini sebagai salah satu kritikan bernada sarkas pada stake holder sebagai pengambil kebijakan, artinya apa yang seharusnya dibenahi tidak sinkron dengan apa yang dilakukan oleh pengambil kebijakan alias pemerintah.

Kurator Mahatma Muhammad menyebutkan festival Ini merupakan wadah untuk karya dari berbagai seniman dalam lintas komunal didukung Sumbar Kreative Forum

“‘Pandemi hahahihi’ adalah sebuah ekspresi optimisme bangkitnya pertunjukkan seni setelah dua tahun pandemi yang seakan menenggelamkan pelaku seni dan festival  komunal ini bertujuan membangkitkan ekosistem dan bentuk tata kelola budaya dengan konsep tematik dan independen yang melekat di diri seniman” ujar Mahatma saat jumpa pers di Kafe Kupi Batigo, Rabu (29/6/22).

Festival yang digarap secara mandiri dan kolaborasi berbagai komunitas seni ini bakal menampilkan berbagai atraksi seni mulai dari pagelaran musik, tari, pameran lukisan, teater dan stand UMKM.

Untuk menikmati atraksi seni di pekan nan tumpah ini pengunjung hanya perlu merogoh kocek 10 ribu rupiah dimulai pukul 11 pagi sampai 11 malam.

Sebagai Pengarah Forum Sumbar Kreatif, Maetek Zuhrizul yang ikut mengapresiasi dan mensupport festival ini, menerangkan bahwa agenda ini merupakan pagelaran yang ke-enam dan akan berkelanjutan.

“Ledakan karya di Pekanan Nan Tumpah ini merupakan gelaran kolaborasi yang memanfaatkan space luas di Taman Budaya dimana tumpahan imajinasi seniman Sumbar akan menjadi nilai wisata peradaban baru di Sumbar kedepan, karena pariwisata trend kedepan dibalut dengan kekayaan budaya,” ujar Zuhrizul

Ketua Forum Sumbar Kreatif Yulviadi ‘Adek’ menekankan bahwa festival ini adalah ajang ekspresi pelaku seni hebat yang mengedepankan kolaborasi dan inovasi tata kelola seni yang baru.

“Pekan Nan Tumpah (PNT) merupakan event 2 tahunan dimana kali ini festival yang ke 6 , artinya sudah berumur 12 tahun. PNT ini adalah bentuk nyata kolaborasi antar komunitas seni kreatif yang ada di sumbar.
Sumbar Kreatif Fokus berharap PNT bakal jadi icon seni Sumbar dan literasi seni budaya di Indonesia” ucap Adek

Kurator Rijal Tamenan didampingi Yuniza dan Ketua Sumbar Kreative Forum Adek owner Kupi Batigo mengatakan gelaran Pandemi Hahahihi ini adalah kolaborasi 34 komunitas seni yang mana anggaran nya didapatkan secara mandiri dan tidak terikat dengan lembaga atau instansi apapun.

Ia optimis melahirkan landscape seni Sumbar baru dan tidak lari dari tematik, tajam, aktual dan seni antara tragedi dan selebrasi yang mampu menggerakan dinamika hingga menghasilkan karya seniman.

“Output dari kegiatan ini intinya kita ingin menunjukkan eksistensi tata kelola seniman secara eksternal dan membangun mentalitas seniman yang positif sehingga melahirkan paradigma berkesenian secara profesional” kata Rijal. (monsis)