5 Tokoh Ini Mengupas Rahasia Jejak Mulia Buya Safi’i Maarif

oleh -243 views
oleh
243 views

Padang–Buya Safii Maarif merupakan tokoh cendekiawan terhormat dan panutan bagi masyarakat Indonesia, kebanggaan orang minangkabau. lahir di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau pada 31 Mei 1935 dan wafat pada , 27 Mei 2022.

Dipimpin oleh moderator, Sukri Umar yang nerupakan Pemimpin Redaksi Harian Rakyat Sumbar, diskusi bertajuk Tadarus Kebangsaan yang digelar oleh Garda Pemuda Nasdem  ini menghadirkan lima pembicara yang merupakan tokoh- tokoh di Sumatera Barat seperti Ketua DPW Nasdem Sumbar, Fadly Amran (walikota padang padang), Rizky Ankasari Ketua DPW Garda Pemuda (GP) Nasdem Sumbar (Wabup Limapuluhkota), David Krisna Alka dari Maarif Institute, Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Padang Panda Jaya Nababan, Erianjoni, Akademisi Sekretaris UNP dan Ketua PW Muhammadyah Sumatera Barat Sofyan Karim. Diskusi berlangsung di Hotel Basko, Padang, Rabu (16/10).

Menurut Sofyan Karim banyak pelajaran besar yang bisa diambil dari Buya Syafii yang bisa merangkul semua unsur bangsa Indonesia.

“Beliau adalah pejuang Islam yang berdasarkan kemanusiaan yang mana dalam setiap kesempatan beliau selalu menyebut ‘Ketuhanan dan Kemanusiaan’. Oleh karena itu, beliau bisa bergaul dengan semua golongan, tanpa beda agama, lapisan sosial, politik dan bangsa,” ungkap Sofyan Karim.

Hal tersebut senada dengan ungkapan Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Padang, Panda Jaya Nababan mengenai cara pandang dan pemikiran toleransi tinggi dari seorang tokoh nasional yang rendah hati.

“Pemikirannya amat membumi dan menyentil kesadaran setiap insan tentang konsep toleransi beragama. Dimana perbedaan tak semestinya dipertentangkan tetapi dipandang sebagai keberagaman yang melengkapi satu sama lain dan saling merangkul” tutur Pendeta Panda.

Bagi Rizky Ankasari sosok Buya Syafii Maarif adalah Guru bangsa yang dihormari dunia tidak terlepas dari kontribusi pemikirannya tentang negara dan agama .

“Beliau orang yang selalu berpikir umat bisa lepas dari kemiskinan, beliau juga berpikir islam agama yang humanis dan universal sehingga beliau selalu menjunjung keutuhan NKRI”. ungkap Rizky

Secara garis besar, benang merah diskusi ini adalah bagaimana rahasia pemikiran Buya Safi’i Maarif bisa diimplementasikan pemuda dalam membesarkan dan merawat bangsa yang multi kultur, banyak suku, golongan dan agama.

Sukri Umar menuntaskan diskusi dengan menyimpulkan bahwa pemikiran Buya Syafii Maarif merupakan khazanah intelektual yang sangat berharga dimana sikap intelektual, kebersahajaan, dan keteladanan yang ada pada diri Buya bisa menjadi virus positif bagi segenap Masyarakat di Indonesia, terutama di kalangan Garda Pemuda Nasdem untuk diterapkan. (monsis)