Apa Sebenarnya Budaya Politik Indonesia?

oleh -631 views
oleh
631 views
Indah Sakina (dok)

DENGAN bentuk negara yang terdiri dari berbagai bangsa besar membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan permasalahan cukup kompleks.

Selain masalah kesejahteraan dalam berbagai sektor yang sampai saat ini masih menjadi cita- cita besar bangsa, masalah keamanan dan data negara, masalah stabilitas pangan juga ekonomi, serta yang paling penting masalah stabilitas politik yang akan memengaruhi kestabilan negara.

Stabilitas politik berpengaruh besar terhadap stabilitas negara. Bagaimana kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah, nantinya akan berdampak di segala sektor, serta mampu menguntungkan semua pihak yang terlibat dengan menghasilkan kerugian paling minimum.

Maka tak heran stabilitas politik sering disandingkan dengan stabilitas ekonomi, karena hal tersebut memang beirisan.

Indonesia sendiri melakukan stabilitas politik terlebih dahulu. Hal ini dibuktikan dengan gencarnya rezim Soekarno membangun lebih dulu aspek- aspek politik negara di usia Indonesia yang masih muda.

Setelah beberapa lama barulah stabilitas ekonomi digaung-gaungkan. Negara dengan stabilitas politik dan ekonomi yang baik akan tercipta menjadi negara yang damai dan Bahagia. Semua kebutuhan aan terpenuhi, dan kesejahteraan akan segera didapatkan.  

Untuk mencapai sebuah stabilitas politik yang ideal Indonesia harus memenuhi banyak tantangan. Bahkan stabilitas politik sekarang pun masih diusahakan oleh negara. Stabilitas politik di Indonesia belum ter implementasi sempurna, karena ditinjau dari beberapa kasus kedaerahan yang masih banyak meributkan tanah, wilayah, dan banyak konflik adat lainnya. Bahkan sampai sekarang masih ada gerakan-gerakan separatis untuk memisahkan diri dari NKRI.

Sehingga menjaga kestabilan politik merupakan hal yang harus dilakukan Bersama, agar dapat dilakukan dengan maksimal. Jika nantinya kestabilan politik sudah berada pada level bangsa yang menggerakkan negara, maka hal tersebut sudah dikatakan berhasil. Namun dirasa Indonesia masih cukup labil untuk dikatakan sudah matang dalam stabilitas politik, karena masih banyak konflik-konflik yang terjadi di daerah-daerah.

Stabilitas politik dapat dilakukan salah satunya melalui budaya politik. Budaya politik merujuk pada keyakinan atau nilai- nilai atau pun kegiatan politik yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari masyarakat. Budaya politik mencangkup beberapa aspek seperti: tingkah laku atau respon Masyarakat terhadap fenomena politik yang terjadi di sekitar mereka.

Fenomena politik dapat berupa pemilu, cara pandang terhadap pemerintah, da partisipasi masyarakat. Tingkah laku Masyarakat dalam merespon fenomena politik yang terjadi merupakan budaya politik. 

Budaya politik dapat diidentifikasi dalam beberapa hal, seperti tingkat partisipasi politik, arah politik, dan orientasi politik. Partisipasi politik masyarakat merujuk pada nilai apakah masyarakat dapat berpartisipasi dengan baik dalam masyarakat atau tidak, arah politik seperti mereka memilih akan menentang rezim atau bahkan akan mendukung status quo, sedangkan orientasi politik melihat seberapa besar pengaruh mereka dalam politik.

Umumnya budaya politik dibagi dalam 3 tipe, yaitu budaya politik parokial, budaya politik subjektif, dan budaya politik partisipan. Masing- masing budaya politik memiliki ciri yang berbeda. Sederhananya politik parokial di pahami dengan partisipasi politik masyarakat sangat kurang, dimana masyarakat merasa politik bukan objek yang relevan menurut dia, sehingga masyarakat cenderung apatis terhadap politik. Sedangkan budaya politik subjektif masyarakat hanya sebagai partisipan pasif. Masyarakat hanya berperan sebagai pengamat tidak terlibat langsung. Politik partisipan dipahami sebagai budaya politik paling ideal. Karena budaya politik ini melibatkan masyarakat secara aktif berpartisipasi dalam fenomena politik.

Keinginan besar pemerintah adalah menciptakan masyarakat dengan budaya politik partisipan. Budaya politik ini nantinya akan menciptakan kesadaran politik yang tinggi, sehingga produk kebijakan yang dikelurkan oleh pemerintah memang bertujuan untuk rakyat. Apabila partisipasi masyarakat sudah bagus maka demokratisasi akan tercipta, dan kesejahteraan bisa diwujudkan dengan maksimal.

Kondisi bangsa yang besar membuat Indonesia menjadi salah satu bangsa dengan budaya politik belum partisipan, namun bukan subjektif bahkan jauh dari parokial. Masyarakat Indonesia sudah bisa menentukan pilihan politik sendiri walaupun belum maksimal dalam partisipasi politik. Bahkan beberapa sumber mengatakan bahwa budaya politik Indonesia adalah penggabungan antar 3 budaya politik tersebut.

Daerah- daerah pedalaman masih terdapat budaya politik parokial yang kental. Masyarakat di sana tidak memiliki suara besar dalam pemilihan. Mereka masih percaya dengan apapun kata kepala suku, jika kepala suku mengatakan untuk memilih Paslon A, maka semua masyarakat akan mengamini.

Sedangkan di desa- desa yang sudah memiliki akses yang cukup, mereka sudah melakukan pemilihan namun mudah sekali terdistraksi dengan masalah- masalah seperti politik uang, politik keluarga, dan beberapa faktor lainnya. Sedangkan politik parokial bisa ditemukan di beberapa kelompok masyarakat, seperti kalangan menengah ke atas, kelompok pelajar, dan biasanya pada kelompok- kelompok elit.

Untuk terciptanya budaya politik partisipan dalam masyarakat, maka dibutuhkan kesadaran penuh masyarakat serta dukungan dari pemerintah.

Seluruh sektor harus ikut berperan dalam usaha mewujudkan budaya politik ini. Pemerintah mungkin sudah melakukan usaha pembangunan politik dan sekarang giliran masyarakat membantu usaha tersebut.(analisa)

Oleh: Indah Sakina

Mahasiswi departemen Ilmu Politik Universitas Andalas