Kebijakan Pemerintah Kota Medan Terhadap Tingginya Angka kriminalitas

oleh -361 views
oleh
361 views

MARAKNYA kriminalitas di Sumatra Utara khususnya Medan telah menjadi perhatian khusus dari pemerintah kota Medan.

Sementara itu, untuk seluruh wilayah Sumut, tercatat ada 2.436 kasus curat (pencurian berat) dan 324 kasus curas (pencurian dengan kekerasan) di semester pertama 2023. Setelah dicek, di angka ini jadi yang tertinggi di Indonesia.

Kota Medan mempunyai tingkat kejahatan yang tinggi, apalagi jika dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Sumatera Utara. Persentase tingkat kejahatan tertinggi terdapat di kota Medan

Menanggapi kasus kriminalitas yang tinggi di Provinsi Sumatera Utara itu, Kapolda Sumut, Irjen Agung Setya, di awal kepemimpinannya menyebut bakal melakukan pemetaan terlebih dahulu. Setelah itu baru ia bisa menyusun strategi mengelola keamanan di wilayah Sumut. 

 “Saya akan mengarahkan seluruh staf saya, para pejabat utama dan Kasatker di jajaran Polda Sumut, dan itu akan memberikan peta, memberikan arah, apa dan bagaimana mengelola keamanan dan ketertiban di wilayah Sumut ini,” kata Agung kepada wartawan Jumat (22/7).

Saya yakin masyarakat mendambakan bagaimana polisi menciptakan area publik ini aman, nyaman dan bisa menggerakkan semua orang untuk dengan aman bisa melakukan apa saja, memajukan Sumut,” tuturnya.

Tidak hanya Kapolda Sumut, Wali kota Medan Bobby Nasution pun mulai angkat suara mengenai kriminalitas yang semakin menjadi-jadi dan meresahkan masyarakat kota Medan. Wali Kota Medan Bobby Nasution kembali menyampaikan dukungan pada aparat kepolisian untuk menembak mati para pelaku kejahatan jalanan seperti begal dan geng motor.

Kalau memang diperlukan (tembak mati), ya tetap menyampaikan itu kepada pihak kepolisian. Jangan dikembangkan yang saya sampaikan kemarin. Posisinya itu saya di Polres Belawan yang bilang tembak mati dan tegas itu untuk unsur penegak hukum. Bukan untuk yang lain” kata Bobby di Stadion Teladan Medan, Minggu malam (16/7).

Sebelumnya Bobby menyampaikan pernyataan serupa lewat Twitter. “Saya baru saja mendapatkan informasi bahwa Kapolrestabes Medan beserta jajarannya telah berhasil menembak mati salah satu pelaku begal sadis yang sangat meresahkan. Hal ini sangat kami apresiasi, karena begal dan pelaku kejahatan tidak punya tempat di Kota Medan karena sangat mengganggu ketenangan dan keamanan masyarakat,” cuit Bobby pada 10 Juli lalu.

Kebijakan pemerintah kota Medan terhadap kriminalitas, khususnya kejahatan jalanan, melibatkan berbagai upaya dari Pemerintah Kota Medan, TNI-Polri, dan masyarakat. Beberapa kebijakan yang diambil antara lain:

  1. Dukungan penyekatan dan patroli : Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mendukung penuh Polda Sumut, Kodam I/BB, dan TNI-Polri dalam melakukan penyekatan dan patroli di sejumlah titik dan perbatasan Kota Medan untuk mencegah tindak kriminal di jalanan, termasuk terhadap aksi begal. Pemko Medan juga berkoordinasi dan berkolaborasi dengan unsur Forkopimda Kota Medan, terutama unsur TNI-Polri, dalam melakukan patroli rutin untuk mendukung keamanan dan menjaga masyarakat.

 

  1. Dukungan terhadap tindakan tegas : Wali Kota Medan, Bobby Nasution, juga menyampaikan dukungan pada aparat kepolisian untuk menembak mati para pelaku kejahatan jalanan seperti begal. Pemko Medan mendukung kepolisian dalam tindakan tegas terhadap pelaku kejahatan.

 

  1. Penanggulangan aksi premanisme : Polrestabes Medan melakukan penanggulangan aksi premanisme dalam rangka memelihara keamanan dan kesejahteraan masyarakat di Kota Medan. Upaya tersebut meliputi peningkatan pengetahuan dan kemampuan personel, meningkatkan kegiatan patroli, membangun partisipasi dan kerjasama, meningkatkan kepedulian masyarakat, pemberdayaan petugas polmas/bhabinkamtibmas, dan koordinasi dengan instansi terkait.

 

  1. Pemasangan LPJU : Pemerintah Kota Medan memasang 1.700 unit LPJU (Penerangan Jalan Umum) untuk memberikan rasa aman dan meminimalisir tindak pidana.

 

Meskipun ada upaya yang dilakukan pemerintah kota Medan dalam mengatasi kriminalitas, masih terdapat kendala dalam menanggulangi aksi-aksi premanisme di jalanan. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya angka kriminalitas di Kota Medan antara lain kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, dan faktor sosial. (analisa)

Oleh: Muhammad Azmi Baihaqi
Mahasiswa Ilmu Politik UNAND