Kemana Arah Koalisi Pilpres tahun 2024

oleh -192 views
oleh
192 views
Webinar Series VI Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, (DIP FISIP) Universitas Andalas (UNAND) kembali digelar, Sabtu 3/6-2023. (Sumber : Istimewa)

Padang, – Webinar Series VI Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, (DIP FISIP) Universitas Andalas (UNAND) kembali digelar, Sabtu 3/6-2023.

Webinar mengusung tema Kemana Arah Koalisi Pilpres tahun 2024?.Webinar ini terbuka untuk umum dan dibuka Wakil Dekan I FISIP Universitas Andalas Dr Lucky Zamzami, M.Soc, SC.

Peserta yang hadir pada kali ini berjumlah sembilan puluh orang yang terdiri dari Narasumber dan Peserta. Pada kegiatan kali ini dihadiri oleh pemateri yang berasal dari beberapa partai yang maju dalam pemilu nantiya serta dari akademisi Universitas Andalas dibidang Politik.

H. Hidayat, S.S., M.H dari Partai Gerindra sebagai pemateri pertama membahas bagaimana koalisi partai Gerindra kedepanya dengan mengusung Prabowo sebagai capres pada PEMILU tahun 2024.

“Fakta bebrrapa survey elaktabilitas menujukkan bahwa prabowo unggul daripada dua calon lainya. prinsip kebersatuan dan kebermanfaatan bagi bangsa dan negara ketika mengelola dan memimpin bangsa negara yang sangat kompleks yang sangat besar ini apalagi dikaitkan dengan percaturan politik ekonomi global.

“Pada posisi seperti itu sehingga Gerinda mencoba menawarkan konsep-konsep kerjasama koalisi melakukan Roso atau silaturahmi pertemuan dengan ketua-ketua partai politik di luar Gerindra PKB, sebelumnya sudah ada pertemuan dengan ketua PBB ketua Yusril (Partai Bulan Bintang), termasuk juga dengan ketua umum Perindo, juga dengan ketua ketua umum Golkar dengan PAN untuk membangun komunikasi termasuk juga dengan PPPP bahkan untuk acara mendatang juga sedang dirancang pertemuan antara Prabowo Subianto selaku ketua umum Gerindra dengan ketua umum PDI perjuangan Ibu Megawati Soekarno Putri,”ujar Hidayat.

inten berkomunikasi politik telah menunjukkan bahwa koalisi partai Gerindra sangat terbuka untuk partai-partai lain yang ingin bergabung, juga terdapat romantisme hubungan antara Prabowo dengan Jokowi karena kedekatan serta chemistry antara kedua orang ini telah terbangun sejak lama.

“Tentu sangat memungkin adanya endorsement presiden Jokowi terhadap Prabowo pada Pemilu mendang,” ujar Hiidayat.

Yogi Yolanda yang merupakan politisi dari partai PDI-P yang membahas peluang pemenangan Ganjar Pranowo dalam PEMILU pada PILPRES t2024 mendatang dalam melawan koalisi besar partai politik yang menjadi lawanya nanti.

Yogi di pemaparanya menyebutkan tegaskan bahwa ada kemungkinan Ganjar dan Prabowo bersatu dalam Pipres nantinya,.

“Juga sudah adanya komitmen politik yang terbangun antara PPP dan Hanura, kemungkinan Ganjar-Prabowo itu ada,”ujar Yogi.

Yogi juga menyebutkan bahwa elatabilitas Ganjar sudah tinggi walaupun dalam beberapa survey popularitas Ganjar berada di bawah Prabowo dan Anies, sehingga PDI-P cukup optimis peluang popularitas dari Ganjar naik dan diikuti oleh elaktabilitasnya.

Sementara Ardyan SH, MH yang merupakan Politisi dari partai Nasdem membahas koalisi partai dalam pemenangan Anies Baswedan sebagai calon presiden dalam PILPRES pada Pemilu 2024 mendatang, di mana ia berpendapat terutama soal penentuan Cawapres dengan menggunakan survey sama halnya ketika menentukan siapa yang akan menjadi Capres, di mana juga koalisi Indonesia bersatu mendukung Anies Baswedan untuk menjadi capres dalam Pemilu tahu 2024 nantinya.

Penyampaian materi dari akademisi Universitas Andalas dibuka oleh Dr. Aidinil Zetra, MA yang menyampaikan pandanganya secara teoritis yang berkaitan dengan arah koalisi menjelang PILPRES 2024, di mana terdapat impilikasi dari koalisi ini terhadap demokrasi di Indonesia.

Rakyat membutuhkan adanya koalisi yang betul-betul didasarkan atau didekatkan oleh ideologi yang jelas jadi Manifesto partai yang memiliki keseragaman dan kemiripan dalam mengusung kebijakan-kebijakan untuk kepentingan rakyat dan perdebatan yang terjadi tidak lagi perdebatan hal-hal yang oportunistik tetapi juga perdebatan yang terkait dengan kebijakan-kebijakan apa yang akan diusung oleh masing-masing koalisi,”ujar Aidinil.

Prof.Dr. Asrinaldi, M.Si materi berkaitan dengan realitas koalisi dan PEMILU di Indonesia. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih Cawapres bagi partai politik adalah kuatnya karakter dari figure yang dipilih.

“Cawapres merupakan kunci pemenangan pada Pilpres nantinya, pilihanya adalah orang yang terkenal dan memiliki pembiayaan, jika kedua pilihan tersebut tidak terpenuhi maka partai politik perlu meninjau kembali untuk berkoalisi dengan partai tersebut,” ujar Prof Asrinaldi.(adr/ar)