Keren Zigo.. Serahkan Rp 55 Juta untuk Masjid Khairul Hidayah

oleh -240 views
oleh
240 views
Zigo Safari Ramadhan, bantu masjid Rp 55 juta, kerenn.. (kampai)

Padang aro – Warga Jorong Koto Tinggi Nagari Lubuk Gadang Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan menyampaikan beberapa harapan terkait pembangunan di daerah kepada Tim Safari Ramadhan (TSR) tim 3 Pemda yang dipimpin Ketua DPRD Zigo Rolanda.

Hal ini diutarakan oleh Kepala Jorong Koto Tinggi, Ilwan Susandra saat kunjungan TSR di Masjid Khairul Hidayah. Kamis (6-4- 2023)

Dia mengatakan saat ini kondisi masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai petani mempunyai persoalan-persoalan di sektor pertanian.

“Kami punya persoalan yang kompleks di sektor pertanian. Semoga dengan kehadiran bapak-bapak dari TSR Pemkab Solsel hari ini bisa menjadi ‘suluah dalam kegelapan’ (penerang dalam gelap),” katanya

Kemudian, ia berharap tersambungnya akses jalan yang terputus antara Jorong Koto Tinggi dan Jorong Timbulun.

“Akses antara Koto Tinggi dengan Jorong Timbulun terputus dan sampai sekarang belum bisa terhubung,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa Koto Tinggi menjadi salah satu ruas jalan alternatif menuju Kerinci Jambi.

“Dan sampai saat ini untuk peningkatan akses jalan di Kota Tinggi sudah mendapatkan dukungan dari masyarakat. Pasalnya sudah terlaksana 85 persen pembebasan lahan yang disetujui masyarakat untuk peningkatan akses jalan,” ujarnya.

Kemudian bahwa di Jorong Koto Tinggi memiliki sebanyak 262 Kepala Keluarga (KK) dari 1.014 jiwa.

Pihaknya juga berharap terkait pemekaran Nagari di Lubuk Gadang karena memiliki sebanyak 19 Jorong sehingga sulit melakukan pembangunan jika berharap dari alokasi dana desa. “Harapan Kami, segara dilakukan pemekaran nagari di Lubuk Gadang induk ini,” katanya.

Terakhir pihaknya berharap Jorong Koto Tinggi tetap menjadi tujuan TSR Pemda Solsel untuk tahun-tahun selanjutnya dan daerah ini terdapat satu Masjid dan satu Musala di Koto Tinggi. “Semoga Koto Tinggi tetap menjadi tujuan TSR kedepannya,” harap dia.

Menanggapi itu, Ketua DPRD Solsel, Zigo Rolanda mengatakan bahwa Jorong Koto Tinggi menjadi salah satu prioritas.

Mulai dari pemekaran nagari sampai terkait pembebasan lahan untuk akses jalan.

“Insyaallah karena sudah 85 persen pembebasan lahan kedepan jangan ada lagi penolakan atau masyarakat yang mempersulit,” ujar Zigo.

Sehingga, kata Zigo, dengan sirkulasi kendaraan semakin ramai di Koto Tinggi sekarang tidak lagi menjadi jalan alternatif tapi menjadi ruas jalan utama.

“Dampaknya, sektor perekonomian masyarakat akan menggeliat. Sebab, setiap ada kegiatan keramaian di RTH Padang Aro maka akses jalan dialihkan ke Koto Tinggi,” sebutnya.

Dan terkait persoalan pemekaran nagari, pihaknya mengaku ikut menjadi pengagas memekarkan nagari yang awalnya 3 Nagari dan minta jadi 5 nagari untuk dimekarkan.

“Tujuannya tentu untuk mempermudah pengurusan administrasi masyarakat. Pastinya apabila sudah mencukupi persyaratan bisa dimekarkan,” katanya.

Dia mengakui bahwa dengan jumlah penduduk di Nagari Lubuk Gadang sekitar 18.000 orang dengan 19 Jorong tentu tidak cukup jika hanya mengharapkan dana desa.

“Insyaallah setelah Pemilu 2024 dan Pilkada baru kembali bisa diproses untuk pemekaran nagari,” katanya.

Selanjutnya, terkait akses jalan yang terputus bahwa untuk pembangunan jembatan tersebut dibutuhkan dana sekitar Rp 6 miliar, karena tidak bisa dibuat pakai box cover karena lebar lebih 6 meter.

“Proaktif masyarakat diminta dan jangan mendengar isu yang tidak benar terkait pembangunan daerah. Apalagi Koto Tinggi berada dipusat kabupaten,” ujarnya.

Zigo menambahkan bawah semua bisa diwujudkan karena kekompakan antara Bupati dan Wakil Bupati serta lembaga DPRD.

“Selain itu Pemkab Solsel juga konsen terkait Peningkatan SDM bidang pendidikan salah satunya melalui bantuan seragam gratis,” sebutnya.

TSR Pemda Solsel juga menyalurkan sumbangan dengan total Rp55 juta, terdiri dari Rp30 juta ditambah 10 Al-Quran.

Kemudian bantuan BAZNAS Solsel Rp15 juta untuk biaya pendidikan bagi 17 orang siswa di nagari ini.

Terakhir, bantuan konsumtif warga lanjut usia (Lansia) Rp10 juta untuk 20 orang.(kampai)