Mantap FDB Jadi Narasumber di FGD SKSG UI “Pilar Budaya Ketahanan Kota Pariaman

oleh -1,058 views
oleh
1,058 views
FDB saat jadi narasumber di FGD Kota Pariaman, paparannya sarat cuitan dan narasi positif untuk. Ketahanan Budaya, Selasa 27/6-2023. (dok)

Pariaman,— Nilai budaya solidaritas, kerjasama dan gotong royong dikenal dengan tradisi badoncek diterapkan Walikota Pariaman Genius Umar dalam meningkatan partisipasi pembangunan publik.

Menurut Febby Dt Bangso atau keren dipanggil FDB harus menjadi model dan contoh baik bagi kepala daerah lainnya di Sumatera Barat bahkan di Indonesia.

Demikian FDB menyampaikan saat menjadi narasumber  di FGD SKSG UI “Pilar Budaya Ketahanan Kota Pariaman, Selasa 27/6-2023.

FDB juga akui, mengajak perguruan tinggi dalam bentuk research dengan mengandeng SKSG UI adalah langkah tepat bagi pemerintah Kota Pariaman untuk Kajian Ketahanan Daerah.

“Juga bermanfaat mengukur kebijakan dan pembangunan yang telah dibuat , visi misi tapi ini juga penting untuk RPJM Transisi di Kota Pariaman agar Pembangunan dan Kerja Kerja Baik yang sudah On the track bisa berkelanjutan,” ujar FDB dihadapan Wako Pariaman Genius Umar kemarin.

Febby Dt Bangso selaku Ketua Umum Persatuan Dosen Pariwisata Indonesia (Perdosparin) mengajak para ninik mamak dan LKAM serta bundo kanduang yang hadir pada FGD Pilar Budaya Ketahanan Kota Pariaman, SKSG Universitas Indonesia perlu ditambah perhatian pemangku adat agar dalam menentukan masa depan anak kemenakan menuju kehidupan berikutnya melalui perkawinan.

“Jangan sampai hilang fungsi mamak dan bapak, yang telah digantikan oleh rois dan murobbi akhir-akhir ini , dalam hal ini harus didorong kebijakan-kebijakan berpihak agar nilai-nilai budaya ini tidak tergerus. Ini menjadi tanggung jawab kita semua, guru – guru ulama dan tuo silek agar tradisi yang ada ini terus terpelihara, untuk ketahanan daerah, ‘kana manganaan’, ‘kok takalok ado nan manjagoan’,”ujar FDB.

Karena saat ini  kata FDB, terlihat ada degdradasi pemahaman ilmu agama, jangan bisa baca adat sedikit sudah dianggap orang siak atau orang alim.

“Saya setuju gerakan kembali ke surau mengaji dan dikaji serta belajar silat tuo langkah nan ampek perlu mendapat perhatian khusus bagi ninik mamak pemangku adat dan tentu saja pemerintah daerah,” ujarnya.

FDB yang alumni Lemhanas RI ini juga menyampaikan guru-guru suluak di surau juga harus menjaga regenerasi dakwah jangan sampai para ustad yang baru ini menjadi ustad pemilik kunci surga yang gampang mengharam kafirkan.

“Karena ini jauh dari nilai nilai budaya dan agama yanng di dalam adat basandi syarak dan syarak basandi kitabullah Adat Mangato Syarak Mamakai,” ujar Febby.

Menanggapi paparan direktur Jaringan Kota Pusaka , Febby Dt Bangso yang saat ini menunggu jadwal sidang terbuka promosi doktor pariwisata dengan disertasi Ketahanan Pariwisata , lebih lanjut menyampaikannya berita viral belakangan ini di media sosial oleh Dosen Institusi Teknologi Bandung (ITB), Myra P Gunawan, yang mengkritik industri pariwisata di Indonesia.

Salah satu yang disinggungnya adalah destinasi wisata super prioritas. yang mana pariwisata menjadi agenda politisi tanpa kajian akademik

“Perlu Dukungan dan Kebijakan Politik dengan Menggunakan Kajian Akademik ini seharusnya seperti yang dilakukan pariaman pada FGD hari ini , mengundang narasumber dari Jaringan Kota Pusaka dan Bekerjsama dengan UI dan meminta informasi oleh walikota ke PT Kereta Api dan Perpustakaan di Leiden University,”ujar FDB.

Semoga saja kata Febby hasil kajian ini menjadi refrensi untuk pembangunan Kota Pariaman berkelanjutan dengan ekonomi biru dan hijaunya. FDB Juga berharap Penangkaran Penyu yang dikelola oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Barat diserahkan saja ke Pemko Pariaman.

“Pengelolahannya agar bisa menjadi pariwisata hijau yang berkelanjutan dengan mangrove di desa Apar Kota Pariaman,” ujar FDB. (adr)