Performa Ciamik Ranah Minang dan tiga ‘Dewi’ Sumbar Jamu Menparekraf Sandi Uno

oleh -302 views
oleh
302 views
Ilhamsyah. (writer)

Oleh : Ilhamsyah Mirman (Ranah Rantau circle/RRc-Sub koordinator Kemitraan TP2 Dewi Sumbar)

KEHEBOHAN selama dua hari penuh (5-6 Juli 2022) menjelajahi sepertiga Sumatera Barat memberi semangat maju menggelora. Tak kurang 6 (enam) kabupaten/kota Pariaman, Tanah Datar, Bukittinggi, Sijunjung dan Kota Padang disinggahi dalam kunjungan kerja Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno kali ini.

Visitasi ADWI 2022

Agenda utama jajaran lengkap mas Menteri adalah visitasi desa wisata yang masuk kategori 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Program kolaborasi pusat-daerah yang mampu mengguncang ranah Minang.

Suntikan kreativitas dan sugesti bangkit menjadi manusia unggul dengan membangun kolaborasi memanfaatkan teknologi digital menjadi tema acara bertajuk Kabupaten/Kota ‘KaTa’ sebagai aktivitas pendamping. Memotivasi para pelaku UMKM.

Apa, siapa dan bagaimana jalannya penyambutan ketiga Desa Wisata (Dewi) sungguh menarik untuk dianalisis. Green Talao Park (GTP) Ulakan, Padangpariaman, desa terindah Pariangan di kabupaten Tanah Datar serta taman Geopark Nasional nagari Silokek di kabupaten Sijunjung.

Paling tidak suasana di empat kategori memperlihatkan variasi gradasi perspektif yang berbeda. Kreativitas seniman dan pembawa acara, bentang alam dan suasana penyambutan, serta aspek partisipasi masyarakat maupun dukungan para pengambil kebijakan.

Sandiaga Uno. (dok)

Presentasi

Kita mulai dari pembawa acara di tiga Dewi Sumbar. Sebagai tukang hidang, maka figur, style pengantar dan materi hantaran bisa menjadi suguhan pembuka yang membuat hadirin dan dewan juri tertarik makan batambuah.

Walinagari Ade Idris tampil diawal dilanjutkan Ady Kurniawan (pegiat pariwisata/milenial) mempresentasikan potensi GTP. Irwan Dt Malin Basa (dosen/akademisi) mempresentasikan nagari Pariangan setelah didahului pengantar oleh Walinagari Edison. Sedangkan di Silokek, justru Walinagari Mardison didampingi Ketua Pokdarwis Rubis Prisusanto yang tampil mempresentasikan keunggulan daerahnya.

Membandingkan ketiganya, secara materi relatif sama menarik dengan mengedepankan ciri khas masing-masing sesuai aspek penilaian juri ADWI.

Meski untuk Dr. Irwan cenderung memperlihatkan prestasi ke’aku’annya. Sementara Ady dan Walinagari Silokek sebagai warga ‘asli’, amat menguasai materi dan tampak fokus menjiwai apa yang menjadi jualannya.

Namun untuk penampilan, intonasi dan mimik sepertinya milik Ady sang milenial. Penguasaan dan keterlibatan intens di hampir semua tahapan GTP membuat tampil lepas dan sangat percaya diri. Padahal dari segi jumlah orang dan suasana kehirukan, agak crowded.

Keunggulan masing-masing Dewi

Selanjutnya, bak desain sutradara level piala Oscar. Setingan waktu, bentang alam dan suasana lingkungan serta prosesi penyambutan Mas Menteri di ketiga duta kita ini sangat bervariasi. Saling mengisi.

Panas berdantang ditingkahi ombak laut GTP. Pagi ceria beraroma sejuk lutut gunung Merapi Pariangan. Satunya lagi, cuaca temperamen panas hujan perbukitan batu Silokek. Ketiga latar ini membuat jalannya acara jadi menarik untuk di pelototi.

Meski tari galombang nuansanya mirip, namun musik pengiring dan kalangan pelaku seni yang terlibat menyambut tamu memiliki perbedaan. Keseruan melihat para seniman unjuk kebolehan patut diacungi jempol.

Meski apresiasi khusus pada Silokek dengan kreativitas seniman dimulut goa basurek, kekompakan bocah tari dulang ameh dan penampilan Mak Solok, sang maestro talempong kayu.

Sandiaga Uno (dok)

Prosesi Penyambutan

Kehadiran Wakil Gubernur Audy Joinaldy dan Bupati Padangpariaman Suhatri Bur beserta ninik mamak dan masyarakat saat presentasi, kunjungan objek wisata hingga makan bajamba di GTP. Termasuk sambutan tokoh agama di komplek makam Syech Burhanuddin memakan waktu tiga jam. Melebihi alokasi waktu yang direncanakan.

Gubernur Mahyeldi dan Wakil Bupati Tanah Datar Richi Aprian serta ketua Pokdarwis Devi di Pariangan menjamu rombongan. Keunggulan bentang alam pegunungan ciamik benar-benar tereksplore maksimal. Tidak percuma peran Nagari tuo dan posisi desa terindah sedunia disandang. Sekalipun demikian, waktu yang tersedia, termasuk agenda selfie dan dialog dengan wartawan, nyaris persis rancangan.

Agak unik di Silokek. Bupati Sijunjung Benny Dwipa menyambut Menparekraf tanpa pimpinan propinsi, namun didampingi eksekutif salah satu bank besar di tanah air. Porsi istimewa pihak swasta ini justru menunjukkan banyaknya tangan terlibat bersama membesarkan Geopark.

Sayangnya hujan yang turun di penghujung acara membuyarkan rangkaian acara, sehingga kurang kesempatan bagi para tamu menikmati suguhan alam dan mendapatkan pengalaman berpetualang alam perawan. Tidak sampai dua jam, alias kurang dari waktu yang tersedia.

Partisipasi Publik

Yang juga menarik disampaikan sebagai bahan evaluasi sekaligus upaya perbaikan kedepannya adalah aspek keterlibatan pemangku kepentingan lokal. Dalam hal dukungan aparat birokrasi, meski ada sedikit berbeda, namun secara umum relatif sama. Kontras sekali kalau ditelisik respon masyarakat.

GTP, karena memang di jalur akses publik serta penduduk ramai, maka secara kuantitas partisipasi masyarakat dari berbagai kalangan cukup besar. Demikian pula dalam skala yang sedikit berbeda, karena letak geografis dan akses yang terbatas serta jumlah penduduk tempatan tidak terlalu banyak. Bisa disimpulkan antusiasme yang sama ditunjukkan Silokek.

Kondisi di lapangan tentu menjadi PR besar yang harus dicarikan solusi agar desa sebagai ujung tombak pariwisata yang memberi manfaat bagi seluruh masyarakat jadi nyata hendaknya.

Penutup

Apapun itu, ketiga Dewi telah berperan vital menjadi etalase menyambut tamu istimewa. Kehadiran Dirjen, Staf Ahli, Direktur, media, pelaku ekonomi dan team kreatif jajaran Kemenperkraf merupakan kesempatan emas yang jarang berulang.

Maka sudah selayaknya salam dua ampu jari untuk semua yang telah membawa prestasi ini. Sekalipun masih banyak pekerjaan kedepan, namun harapan mudah-mudahan gapaian hasil terbaik ADWI 2022 selayaknya dipanjatkan. Semoga. (analisa)