Pesan Mak Etek Zuhrizul Usai Tiga Desa Wisata di Sumbar Raih Juara ADWI 2023

oleh -204 views
oleh
204 views

PADANG-Kerja keras pemberdayaan dan pengembangan desa wisata di Sumbar kembali membuahkan hasil. Sebanyak lima desa wisata tahun ini berhasil meraih Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2023.

Tiga dari lima desa wisata tersebut meraih juara 1 ADWI, yakni Desa Wisata Lawang di Kabupaten Agam kategori Homestay dan Toilet Terbaik; Desa Wisata Muntei di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada kategori Daya Tarik Pengunjung dan Desa Wisata Terbaik Kategori Berkembang diraih Desa Wisata Kampung Adat di Kabupaten Sijunjung.

Sedangkan dua desa wisata lagi meraih juara harapan, yakni Desa Wisata Nyarai di Kabupaten Padangpariaman kategori Daya Tarik Pengunjung dan Desa Wisata Kubu Gadang di Kota Padangpanjang kategori Desa Wisata Maju.

Penghargaan bagi desa-desa wisata tersebut diserahkan pada ajang malam apresiasi ADWI 2023 yang digelar Kemenparekraf di Gedung Sasono Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta yang dihadiri Gubernur Sumbar Mahyeldi, Minggu malam (27/8/2023).

Ketua Tim Pengembangan dan Pendampingan Desa Wisata (TP2 Dewi) Sumbar Muhammad Zuhrizul mengapresiasi kerja keras dan keseriusan pokdarwis dalam mengelola desa wisata didukung pemerintah daerah dan pegiat wisata yang tergabung dalam Tim TP2 Dewi Sumbar sehingga diapresiasi oleh Kemenparekraf.

“Kita berharap setelah ini promosi dan perhatian dalam bentuk melengkapi kebutuhan sebuah destinasi serta usaha ekonomi kreatif masyarakat di desa tersebut semakin ditingkatkan. Tentu saja harus komit dan diwujudkan pemerintah dan pemerintah daerah dengan mengalokasikan anggaran yang memadai. Artinya, kita bahagianya tidak hanya ketika meraih juara, tapi berkelanjutan,” ujar Zuhrizul.

Dengan adanya perhatian yang konsisten, Zuhrizul optimistis desa-desa wisata bakal berkembang, semakin dikenal dan banyak dikunjungi wisatawan. “Dampaknya tentu saja masyarakat dan pemerintah daerah juga yang akan merasakannya. Jadi, jika ada infrastruktur untuk akses ke desa wisata yang kurang, ayo segera dilengkapi.oleh pemda. Begitu juga jika toiletnya masih pas-pasan dan bau, ayo bikin yang bagus sesuai standar sebuah destinasi wisata,” tandasnya.

Lebih lanjut Zuhrizul menyampaikan bahwa desa wisata bukan hanya mengelola objek wisata di suatu desa atau nagari. Lebih dari itu, desa wisata merupakan sebuah ekosistem yang melibatkan berbagai aspek yang saling terkait, mulai dari infrastruktur hingga pengembangan ekonomi lokal.

Salah satu elemen penting dalam konsep desa wisata adalah adanya fasilitas homestay. Homestay memberikan pengalaman bagi wisatawan untuk merasakan bagaimana kehidupan sehari-hari di desa.

Dampaknya menghasilkan pendapatan bagi masyarakat setempat yang menyediakan homestay yang layak huni. Begitu juga masyarakat yang berusaha di bidang kuliner dan produk-produk ekonomi kreatif.

“Selain itu, program menginap dan beraktivitas di desa juga dapat membantu memperkenalkan budaya lokal dan tradisi kepada para wisatawan. Menciptakan pengalaman yang jauh berbeda dan lebih menarik dibandingkan berkunjung ke kota,” kata Zuhrizul.

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), kata, Zuhrizul, juga memainkan peran krusial dalam memajukan desa wisata. Dengan mendukung UMKM lokal, seperti kerajinan tangan tradisional, makanan khas daerah, dan produk-produk lokal lainnya, desa wisata mampu menciptakan lapangan kerja tambahan dan merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Keberhasilan UMKM ini nantinya dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Tapi, itu semua sangat membutuhkan komitmen atau campur tangan dari pemerintah daerah. Jika desa wisata maju, tentu pendapatan asli daerah pun meningkat,” tegas Zuhrizul.(*)