Ulah Dosen Politeknik ATI Padang, Kini Warga Duo Kota Bisa Produksi Maggot

oleh -289 views
oleh
289 views
Dosen Politeknik ATI Padang lakukan Pengabdian Masyarakat di Duo Koto Agam,. memotivasi warga olah sampah dengan Maggot. (dok)

Agam, — Di daerah Kabupaten Agam, tepatnya di Nagari Duo Koto, Kecamatan Tanjung Raya, juga menjadi mencanangkan diri sebagai desa wisata yang termasuk baru dan masih dalam tahap perkembangan.

Meski masih baru, tetapi Desa Wisata Nagari Duo Koto memiliki potensi wisata yang cukup bervariasi dan termasuk unik. Potensi wisata yang ada seperti Linggai Park, Batu Gadang, Surau Gadang, Air Terjun Kacau Resort dan ditambah wisata pemandangan yang bisa dilihat di sekitar wilayah hulumambu.

Wisata lainnya juga ada seperti Wisata Kuliner, Wisata Kuliner yang ada juga tidak kalah hebatnya, kulinernya lebih dominan pada olahan danau maninjau seperti Rinuak, Bada (Ikan Kecil), Ikan dan Keripik. Sebagai desa wisata, tentu akan banyak menghasilkan sampah dan perlunya suatu pengelolaan dengan menggunakan teknologi sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru sebagai desa atau nagari wisata yang ada di Kabupaten Agam.

Untuk itu, Politeknik ATI Padang melalui program pengabdian kepada masyarakat (PKM) memberikan pelatihan kepada warga masyarakat yang terdiri dari ibu-ibu, remaja, pemuda dan tokoh masyarakat serta pengelola bank sampah sarok pintar di daerah setempat untuk pengelolaan sampah berkelanjutan pada Bank Sampah melalui teknologi Biokonversi Black Soldier Fly (Maggot) untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.

“Kabupaten Agam memiliki masalah sampah yang disebabkan oleh bukan saja karena ketidakmampuan pemerintah dalam
penanganan sampah akan tetapi juga disebakan karena peran serta masyarakat yang masih kurang,” ujar Ketua program PKM Politeknik ATI Padang, Candrianto, Minggu 26/9-2021.

Kata Candrianto fakta sampah di Agam dapat dilihat melalui data Jakstrada pada 2020, nilai dari pengurangan dan penanganan sampahnya adalah 2,29 persen dan 23,59 perseb (DLH Agam,2020).

“Untuk itu diperlukan pelatihan bagi masyarakat terutama di nagari Duo Koto. Dengan adanya pelatihan pengelolaan sampah melalui teknologi Maggot ini diharapkan sampah tidak lagi bermasalah dan Maggot sebagai salah satu solusinya untuk meingkatkan pendapatan masyarakat yang memiliki peluang besar,”ujar Candrianto.

Tim pengabdian masyarakat Dosen Politeknik ATI Padang terdiri dari Candrianto, ST.M.Pd, selaku ketua PKM, Isra Mouludi, S.Kom, Miratul Hasni, SH.M.Pd, Ridha Luthvina, MT dan Wahyu Amalia, MT dan didampingi oleh mahasiswa.

Pada kegiatan ini, para peserta dibagi atas kelompok-kelompok kecil dan masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk ikut bagaimana mempraktikkan cara pengolahan sampah sampai mendapatkan bibit maggot ini.

Peserta yang hadir sangat banyak dan diluar target, namun tim PKM tetap memberdayakan seluruh peserta karena semakin antusiasnya banyak sekali pertanyaa-pertanyaan yang diajukan. s

Salah satunya kalau Maggot ini berhasil bisakah rakyat kecil ini menjadi orang kaya dan kemana harus memasarkannya.

“Bisa apabila bapak dan ibu serius dan bersungguh-sungguh, Insyaallah doa kita dijabah oleh Allah, SWT, Aamiin,” ujar Candrianto diaambut riuh tepuk tangan dari seluruh peserta buat dosen Politeknik ATI Padang.

Wali Nagari Duo Koto, Indra Syafri mengatakan dia sangat bersyukur, bangga dan berterima kasih kepada dosen-dosen Politeknik ATI Padang karena telah memilih nagarinya sebagai tempat pelatihan pengolahan sampah berkelanjutan dengan menggunakan teknologi maggot.

“Dengan program ini saya berharap dapat meningkatkan partisipasi warga dan juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di nagari duo koto dan saya berharap kepada Politeknik ATI Padang untuk menjadikan nagari Duo Koto sebagai daerah binaannya. Sekali lagi kami menggucapkan terima kasih dengan adanya penyerahan bantuan peralatan yang cukup mahal untuk pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi maggot ini.”ujarnya.

Pada kegiatan PKM Politeknik ATI Padang fi Nagari Duo Koto itu juga hadir dan dibuka langsung Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Agam diwakili Ir. Azwir, M,Si selaku Kepala Bidang pengendalian sampah dan Bahan Berbahaya Beracun.

Azwir mengatakan bahwa pengelolaan sampah yang ada di Agam sudah dilakukan dan dengan menggunakan teknologi maggot yang diinisasi dosen Politeknik ATI Padang cukup bagus apalagi menggunakan teknologi dan peralatan yang sudah disumbangkan kepada warga di sini. (rls/atipdg)