Inovasi Tanaman Sirih Hutan sebagai Solusi Krisis Harga Minyak Atsiri Sereh Wangi”

oleh -342 views
oleh
342 views

Oleh.

Dr. Ir. Eka Candra Lina, SP. mSi

Inovasi Tanaman Sirih Hutan sebagai Solusi Krisis Harga Minyak Atsiri Sereh Wangi”
Krisis harga minyak atsiri sereh wangi telah menjadi perhatian serius bagi petani yang tergabung dalam Koperasi Laing Sepakat. Pada tahun 2023, harga minyak atsiri sereh wangi berkisar antara Rp. 150.000 hingga Rp. 168.000 per liter, dan ini tidak sebanding dengan biaya produksi, upah tenaga kerja, dan biaya lainnya. Petani sereh wangi menghadapi tantangan nyata dalam mendapatkan keuntungan dari penjualan minyak atsiri sereh wangi mereka.

Dalam situasi ini, Dr. Ir. Eka Candra Lina, SP., M.Si., IPM, seorang dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Andalas, muncul dengan inovasi yang menjanjikan. Beliau menemukan bahwa tanaman sirih hutan (Piper aduncum) dapat digunakan sebagai bahan baku pestisida nabati, mengubah tanaman yang selama ini dianggap sebagai gulma menjadi sumber potensial pendapatan ekonomi. Minyak atsiri yang dihasilkan dari buah tanaman sirih hutan dapat digunakan sebagai bahan baku pestisida nabati setelah melalui proses destilasi.

Tanaman sirih hutan tumbuh melimpah di Kota Solok dan Kabupaten Solok, Sumatera Barat, dan keterkaitan inovasi Dr. Ir. Eka Candra Lina, SP., M.Si., IPM dengan permasalahan petani sereh wangi di Koperasi Laing Sepakat menjadi solusi yang menjanjikan. Diperlukan pemberdayaan petani sereh wangi dalam memanfaatkan tanaman sirih hutan ini sebagai sumber tambahan pendapatan.

Eka Candra bersama LPPM Unand, melaksanakan program pemberdayaan dengan judul “Program Berkelanjutan Membantu Petani Sereh Wangi untuk Meningkatkan Pendapatan dengan Memanfaatkan Gulma Sirih Hutan (Piper aduncum) sebagai Bahan Baku Pestisida Botani.” Kegiatan ini melibatkan petani dari Koperasi Serba Usaha Laing Sepakat dan petani dari Aia Dingin, Kabupaten Solok.

Materi tentang potensi tanaman sirih hutan dan cara pengolahannya disampaikan kepada petani oleh Dr. Ir. Eka Candra Lina, SP., M.Si., IPM, sementara teknik destilasi minyak atsiri sirih hutan dijelaskan oleh Bapak Ilham Yudha, SH., M.Kn yang berasal dari Gompong organic farm.

Kegiatan pemberdayaan ini berhasil meningkatkan pemahaman petani terkait potensi tanaman sirih hutan dan cara pengolahannya. Minyak atsiri yang dihasilkan nantinya akan dibeli oleh PT. Nanotech Asa Peduli, sebuah perusahaan startup, untuk digunakan sebagai bahan baku pestisida nabati. Ketersediaan bahan baku ini akan mendukung produksi dan komersialisasi pestisida nabati, yang merupakan alternatif ramah lingkungan dalam pengendalian hama, serta mendorong pertanian berkelanjutan dan produk pertanian yang aman untuk konsumsi dan produksi.

Keberhasilan program pemberdayaan dan implementasi inovasi dan teknologi ini diharapkan dapat menciptakan hubungan saling menguntungkan antara petani sereh wangi dan PT. Nanotech Asa Peduli. Ini adalah langkah positif dalam mengatasi krisis harga minyak atsiri sereh wangi dan mencapai pertanian yang berkelanjutan serta ramah lingkungan.(**)