Mahyeldi-Adib Terkesan Dipaksakan, Andri : Upaya PKS Langgengkan Kekuasaan di Padang

oleh -803 views
oleh
803 views
Andri Rusta, Peneliti Spektrum Politika sebut Gerindra tak calonkan kader di Pilkada Padang, tamparan harga diri kader, Sabtu 12/8
Andri Rusta, Peneliti Spektrum Politika tak ada korelasi survey tinggi karena faktor kakak atau orang tua di Pilkada Padang, Selasa 5/8.
Padang,—Meski beberapa survey merilis elektabilitas ASN Kota Padang Adib Alfikri masih jeblok, tapi kartu truft ada sama Irwan Praytino yang note benenya kakak kandung Adib Alfikri.
“Sepertinya Irwan tetap memaksakan Adib berpasangan dengan Mahyeldi di Pilkada Padang 2018, mungkin bisa terujud karena faktor kedekatan Irwan Prayitno dengan Prabowo Subianto, Ketua Umum DPP Partai Gerindra,” ujar Peneliti Politik Unand Padang Andri Rusta, Selasa 5/9 diwawancarai lewat whatshap mesenger.
Dan jika benar terwujud pasangan Mahyeldi-Adib meski hasil survey Adib tidak menggembirakan ini tak lepas dari upaya PKS mempertahankan kekuasaan di Kota Padang.
“Bisa saja ini bagian roadmap politik PKS pertahankan kekuasaan di Kota Padang,”ujar Andri.
Soal Adib dipaksakan lewat kakaknya menurut Andri sebetulnya tidak ada korelasi dalam popularitas maupun elektabilitas Adib Alfikri.
“Sebenarnya antara Adib dan Irwan Prayitno tidak ada kolerasi hasil survey mestinya, karena banyak orang tidak tahu kalau Adib adalah adiknya Irwan,”ujar Andri.
Dan kalau hasil survey Adib Alfikri rendah seperti dirilis sebuah lembaga survey Senin kemarin, kata Andri Rusta wajar.
“Wajar rendah elektabilitasnya karena masyarakat pemilih Padang tak melihat prestasi kinerja Adib sebagai seorang pejabat penting di Kota Padang,”ujarnya.
Padahal Adib sudah jor-joran bersosialisasi dengan memanfaatkan media luar ruangan.
“Perlu dipahami, bahwa orang Padang sudah sangat cerdas dan nggak silau dengan baliho atau pencitraan sesaat saja, masyarakat Padang melihat trade record figur, tidak peduli dia anak siapa atau adik siapa,”ujarnya.

Dan kalau Mahyeldi berpasangan dengan Adib pada Pilkada Padang nanti, secara analisa logik memang kesannya dipaksakan.

“Agar kekuasaan PKS di Padang langgeng 10 sampai 15 tahun kedelan, mereka (PKS, red) pasti butuh wakil Mahyeldi yang bisa melanjutkan. PkS pasti tak mau rugi dengan mengasih wakil Mahyeldi ke kader partai lain,”ujarnya.
Sehingganya beredar empat nama yang diinginkan Mahyeldi sebagai wakilnya, nama itu . Adib, Badrul, Urwah dan Irsal.
Sekarang bagaimana dengan Gerindra yang Ketua Sumbarnya adalah wakil gubernur Nasrul Abit. Menurut Andri Rusta lewat statment analisisnya, Nasrul Abit jangan jadi anak manis dan manut saja kepada irwan Prayitno, demi harmonis hubungan atau  janji jadikan Nasrul Abit Cagub pada Pilgub Sumbar mendagang.
“Nasrul Abit selaku Ketua Gerindra Sumbar jangan manut ke Irwan Prayitno, harus dipilahlah mana jabatan Parpol dan jabatan Wagubnya,”ujar Andri.
Atau, Nasrul Abit kata Andri Rusta pasrah dan berikan kursi wakil kepada Adib atau orang lain bukan kader sendiri.
“Kalau ini dilakukan Gerindra, itu langkah mundur bagi Gerindra sendiri, selaku Parpol pemenang Pileg 2014. Belum lagi semua orang tahu kalau Gerindra untuk pencalonan Pilkada selalu terukur dan berbasiskan hasil survey, masak dukung orang yang surveynya rendah,”ujar Andri.
Dan dari pemahaman politik langkah pasrah melepaskan jabatan politik pada kader lain, kata Andri tak ada alasan atau logika atau pun pembenaran apapun bagi Gerindra.
“Sebagai pemenang Pileg 2014, Gerindra mestinya leading dan punya kader yang berkualitas. Saya yakin ada banyak kadernya kok, apalagi Pemilu 2019 nanti konstelasi pasti berubah,”ujar Andri.
Dan kata Peneliti di Spektrum Politika pada 2019, PKS akan sama Gerindra koalisi, karena politik indonesia sangat cair.
“Tidak ada sejarahnya  di Indonesia koalisi permanen, paling banter bertahan lima tahun,”ujarnya.(rian)