Provinsi Sumatera Barat secara geografis terletak pada garis 00 54’ Lintang Utara sampai dengan 30 30’ Lintang Selatan serta 980 36’ sampai dengan 1010 53’ Bujur Timur dengan total luas wilayah sekitar 42.297,30 Km2 atau 4.229.730 Ha.
Salah satu gunung api aktif yang berada di Sumatera Barat adalah Gunung Marapi yang terletak diantara Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam dan Kotamadya Padang Panjang.
Berdasarkan catatan PVMBG, gunung dengan ketinggian 2891 mdpl (meter diatas permukaan laut) sudah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad 18 berdasarkan data PVMBG tahun 2014 (Saputra, 2024).
Daerah sekitar kaki Gunung Marapi memiliki banyak potensi wisata yang telah dikembangkan oleh pemerintah daerah dan masyarakat lokal.
Selain pemandangan panorama, Gunung Marapi juga menawarkan atraksi lainnya, seperti air terjun, kawah, dan keanekaragaman hayati yang kaya. Namun pada tahun 2023 telah terjadi erupsi Gunung Marapi yang menimbulkan dampak kerusakan lingkungan atau objek wisata setempat serta terdapat korban jiwa dalam peristiwa ini.
Masyarakat sekitar Gunung Marapi yang terdampak akibat bencana alam ini terpaksa menghentikan aktivitas pariwisata sehingga menurunkan penghasilan warga setempat.Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi dan menganalisis potensi wisata alternatif yang dapat dikembangkan setelah terjadinya erupsi Gunung Marapi di nagari Aie angek dan nagari Batu palano.
Kegiatan ini diawali dengan melakukan survei dan pengamatan di lapangan sebanyak 5 kali pada kedua nagari untuk mendapatkan penilaian terhadap kerusakan lingkungan dan pengamatan biodiversitas.
Melakukan studi kelayakan dengan menganalisis potensi keuntungan ekonomi dan menilai dampak lingkungan dari pengembangan ekowisata.
Penyusunan rencana atraksi alternatif ekowisata di kawasan Gunung Marapi bertujuan untuk mengoptimalkan potensi wisata alam pasca erupsi, dengan mengedepankan konsep ekowisata berbasis konservasi dan pemberdayaan masyarakat lokal.