Pedagang Dipaksa Sewa Kios Rp 5 Juta, Mahyeldi Jangan Picingkan Mata

oleh -1,108 views
oleh
1,108 views
Soal dugaan pedagang dipaksa sewa kios di pasar raya, Andre Rosiade desak Wako tidak picingkan mata, Kamis 28/9.
Soal dugaan pedagang dipaksa sewa kios di pasar raya, Andre Rosiade desak Wako tidak picingkan mata, Kamis 28/9.

Padang,—Pasar Raya Padang mulai rancak terutama di depan bioskop Raya Theater, jalan bagus dan trotoar cantik, menjadi prestasi hebat dari Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah.

Tapi jangan memuji Mahyeldi setinggi langit dulu, karena berembus kabar kalau pedagang dipaksa sewa kios Rp 5 juta di pasar yang rancak itu.

Baa lo kami ka manyewo sabanyak tu pak, modal kami manggaleh ko modal kaki limo nyoh (bagaimana pula kami bisa menyewa sebanyak itu, modal dagang kami hanya modal kaki lima),”rintih seorang pedagang di Pasar Raya, Kamis 28/9.

Tahukah praktek begituan oleh Mahyeldi atau Walikota pura-pura tidak tahu ulah bawahannya, ups untung ada kritisor yang disebut maju sebagai Cawako dari Partai Gerindra berpasangan dengan Maidestal, politisi PPP langganan DPRD, Andre Rosiade. Dia dengan lantang minta Walikota untuk membersihkan praktek yang buat pedagang kecil merana.

“Walikota, buya Mahyeldi jangan picingkan mata, baca koran Pos Metro terbitan Kamis langsung bertindak dong, baru namanya pemimpin responsif,”ujar Andre Rosiade kepada www.tribunsumbar.com, Kamis 28/9 via whatshap messenger.

Menurut Andre semangat pasar itu adalah tempat berusahanya para pedagang di Padang. “Kalau sudah dibikin rancak jangan prakteknya ciluah (tidak benar) pula, kasihan pedagang kecil yang modalnya minim,”ujar Andre.

Andre Rosiade mengatakan dia bicara lantang dan keras mengkritik walikota bukan untuk memerosotkan popularitas dan elektabilitas Mahyeldi sebagai calon incumbent.

“Saya mengkritik untuk kebaikan dan percepatan dan itu tidak di media saja tapi langsung ke buya Mahyeldi sudah saya sampaikan, supaya ada respon dan percepatan untuk kebaikan seluruh masyarakat Padang,”ujar Andre.

Dan Walikota dikritik kata Andre oke-oke saja, bahkan dia tidak keberatan dikritik, yang panas itu orang sekeliling Mahyeldi.

“Soal Buya Mahyeldi, Andre sangat memahami kedewasaan berdemokrasinya, yang sering ‘kebakaran jenggot’ orang-orang yang dekat Mahyeldi saja, tapi biarlah saya tidak akan surut untuk mengkritik asal untuk kebaikan Padang, kota yang menjadi kampung halaman saya,”ujar Andre yang berkiprah di politik nasional juga  merintis usaha di ibukota negara. (erwan)