PeSoNa Taram 2022, Kuat Perhutanan Sosial

oleh -272 views
oleh
272 views
Gubernur Mahyeldi bersama Dirjen Perhutanan Sosial jadikan PeSoNa Taram semarak. (han)

Limapuluh Kota — Penyelenggaraan “Festival Perhutanan Sosial dan Konservasi Alam Kabupaten Lima Puluh Kota 2022 – PeSoNa Taram” digelar.

PeSoNa Taram merupakan serangkaian kegiatan dari Proyek Penguatan Perhutanan Sosial di Indonesia (Strengthening of Social Forestry/SSF) khususnya di Provinsi Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Lima Puluh Kota.

Proyek SSF punya berbagai kegiatan di antaranya berkaitan dengan percepatan akses perhutanan sosial, dengan adanya proyek SSF ini pendampingan intensif menjadi salah satu kunci dalam menjaga kelestarian hutan serta secara langsung dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha-usaha produk dan potensi yang dimiliki oleh Pemegang Persetujuan Perhutanan Sosial.

Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Dr. Bambang Supriyanto, M.Sc menyampaikan Perhutanan Sosial adalah program nasional yang dijalankan untuk bisa mewujudkan masyarakat yang sejahtera, negara yang adil dan Makmur, serta lingkungan hidup yang senantiasa terjaga, lestari dan kehidupan yang harmonis, seimbang dalam pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan.

“Direktorat Jenderal PSKL memiliki mandate untuk bisa mengembangkan seluas 12,7 Juta Ha Kawasa Hutan, untuk dikelola masyarakat, menjadi sumber penghidupan bagi peningkatan kesejahteraanya dan dengan tetap menjaga fungsi dan kelestarian hutan. Perhutanan Sosial sebagai program pengelolaan hutan lestari juga menjadi bagian dalam upaya mitigasi Gas Rumah Kaca (GRK) selaras dengan tujuan pencapaian FOLU Net Shink 2030,” katanya.

Gubernur Sumatera Barat (Mahyeldi Ansharullah, S.P.) mengutarakan bahwa Perhutanan Sosial merupakan bukti nyata bagaimana kelestarian, keberadaan hutan tetap terjaga dan masyarakat bisa terus bisa mendapat manfaat dari hutan tanpa merusaknya, pengutan masyarakat, pemberdayaan masyarakat harus terus dilakukan khususnya bagi masyarakat sekitar Kawasan hutan.

“Pengembangan usaha harus terus didorong dan dorongan membentuk Badan Usaha Milik Daerah dalam bidang pengembangan produksi hasil hutan menjadi bagian yang terus didorong oleh pemerintah daerah untuk bisa terus mendukung pengelolaan hasil hutan. Mengajak Pihak Bank melalui dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari mereka bisa menjadi bagian untuk terus bisa meningkatkan peningkatan modal bagi para masyarakat untuk terus mengembangkan bisnisnya,”ujar Mahyeldi.

Seperti halnya madu galo-galo di Sumbar, kata Mahyeldi menjadi salah satu komoditi yang terus akan didorong nantinya dan terus ditingkatkan yang sekarang baru beberapa ton.

“Diharapkan bisa sampai ratusan ton, harus bisa dihasilkan dan diproduksi masyarakat di sekitar Kawasan hutan di Provinsi Sumatera Barat,” ujar Mahyeldi.

Kegiatan Festival ini sengaja memilih Nagari Taram karena di Nagari Taram sudah menerima legalitas pengelolaan hutan dari Menteri Kehutanan RI dalam bentuk Hutan Nagari pada tahun 2017 seluas 800 Ha kepada Lembaga Pengelola Hutan Nagari Taram.

Untuk pengembangan usahanya LPHN juga sudah membentuk 3 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), salah satu diantaranya KUPS Wisata Kapalo Banda yang mengelola wisata alam dengan Kelas Platinum

Tujuan utama Festival di antaranya:

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Nagari Taram dan sekitarnya.

2. Menjadi sarana promosi wisata, produk hasil hutan, UMKM, Industri Kecil di Kabupaten Lima Puluh Kota.

3.Mengangkat antusias semua kalangan baik dari Kementerian, Pemerintah Daerah, LSM, Dunia Usaha, dan masyarakat pelaku Perhutanan Sosial untuk bisa mengenal dan mendukung Perhutanan Sosial.

Festival Perhutanan Sosial dan Konservasi Alam Kabupaten Lima Puluh Kota-PeSoNa Taram diharapkan bisa menjadi acara yang dilaksanakan secara rutin untuk bisa lebih mengenalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Lima Puluh Kota dan khususnya terkait Pariwisata, Produk UMKM terutama pada Nagari lokasi Kelompok Perhutanan Sosial .

Bupati Lima Puluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo, Festival Perhutanan Sosial dan Konservasi Alam-PeSoNa ini bisa menjadi kegiatan yang penting untuk terus dilakukan.

“Semua OPD di tingkat kabupaten harus sama sama mendukung perhutanan sosial, dari semua OPD terkait bisa menjadi bagian untuk terus meningkatkan potensi Kab. Lima Puluh Kota serta bisa terus mendorong ekonomi masyarakat. Festival ini bisa menjadi percontohan yang bisa dicontoh oleh nagari-nagari lainnya di Lima Puluh Kota,” tutup Bupati Limapuluh Kota. (han)