TdS 2018 Besok Mengaspal, Start Kota Bukittinggi

oleh -822 views
oleh
822 views
Rasseno Arya penggagas TdS ngopi bareng bersama media di Mahakam Resto Padang, Jumat 2/11 malam (foto: wanteha)

*Sempat 2010 Mau Ditiadakan*

Bukittinggi,—Ivent prestisius Sumbar yaitu Tour de Singkarak (TdS) 2018 Minggu besok mulai mengaspal dengan start Kota Bukitinggi.

TdS merupakan ajang balap sepeda bertaraf Internasional di Sumatera Barat (Sumbar), grand opening akan dilakukan Sabtu malam ini, di lapangan kantin Bukittinggi.

Sebanyak 20 tim dari 28 negara terdiri dari 15 tim internasional plus 5 tim nasional, memulai start menuju Kabupaten Sijunjung dengan jarak tempuh 140,5 kilometer.

“TdS punya karakteristik yang membedakan dengan iven balap sepeda internasional lainnya, di TdS lah olahraga dan pariwisata bersenyawa. Sehingga sejak digelar perdana 2009 lalu, TdS telah  menginspirasi banyak daerah di Indonesia dengan menggelar event serupa,”ujar penggagas TdS dari Kementerian Pariwisata Raseno Arya, Jumat 2/11 di Padang.

Kini TdS sudah untuk ke 10 digelar tapi mulai terasa kemeriahannya mengendur, dan itu terlihat dari promosi TdS yang menyusut dibandingkan TdS tahun-tahun sebelumnya, termasuk jumlah partisipan negara asing,  ada apa?

Raseno Arya saat berdiskusi dan ngopi bareng dengan beberapa wartawan mengatakan, tujuan TdS sebenarnya adalah mempromosikan wisata dengan olahraga sepeda yang mengenalkan wisata di Sumbar melalui Sports tourism.

Malah usai gempa 2009 kata Raseno Arya, putera asli Sumbar ini, TdS 2010 sempat muncul keinginan tidak dilanjutkan karena Sumbar belum pulih habis gempa Sumbar 2009, hotel-hotel banyak yang ambruk dan belum dibangun kembali waktu itu.

Raseno Arya (foto: google/womens-obsession)

Saya tetap, apa pun itu TdS dengan semangat promosi pariwisata Sumbar harus tetap lanjut, dan saya pun membujuk pemilik hotel untuk cepat merevovery bangunan hotelnya, termasuk mendata lintasan jalan yang dilalui pembalap,”ujar Raseno Arya buka kartu.

Bahkan kata Raseno Arya, dia sempat memohon kepada Menteri Pariwisata supaya TdS tetap lanjut.

‘Ya Saat itu hampir menangis, saya minta ke pimpinan di Kemenpar agar TdS tetap bisa berlanjut dan digelar di kampung saya ini,” ujarnya.

Berkat lobi yang gigih, akhirnya TdS tetap terselenggara pada 1 Juni hingga 6 Juni 2010 kala itu. Dan citra wisata Sumbar usai gempa tetap terjaga hingga saat ini.

Dikatakan Raseno Arya, Sumbar dianugerahi potensi pariwisata yang besar untuk dijadikan destinasi dan sangat diharapkan kepada pemerintah daerah untuk mengelola potensi tersebut.

“Sumbar booming harus melalui Sports Tourism untuk mudah mengenalkan daerah wisatanya,”ujar Alumni Unand ini.

Jalur dan spot-spot tempat finish TdS destinasi yang menarik bagi Wisatawan, seperti di Lembah Harau, tempat yang indah yang alami dan salah satu lokasi Geopark di Sumbar bahkan sudah dikenal di luar negeri.

Dukungan pada TdS tidak bisa mengandalkan dari pemerintah Sumbar saja, harus ada dukungan dari pemerintah pusat.

“TdS harus dipertahankan terus sebab event tersebut sudah mendunia, jadi harus didukung oleh pemerintah daerah maupun pusat,” harap Raseno Arya.(w)