Untuk Majukan Padang Pariaman, Perantau dan Masyarakat Harapkan Epyardi Asda

oleh -780 views
oleh
780 views
Epyardi Asda
Epyardi Asda bersama sahabatnya Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur bertemu dengan perantau dan masyarakat dalam acara pulang basamo di Nagari Malay V Suku Timur, Kecamatan Batang Gasan, Kabupaten Padang Pariaman, Minggu (14/4/2024). (Foto : Ist)

Padang Pariaman, – Bupati Solok, Epyardi Asda tak hanya menjadi tumpuan harapan masyarakat Kabupaten Solok. Di Padang Pariaman, ia diharapkan oleh perantau untuk membangun kabupaten tersebut.

Hal itu disampaikan oleh perantau dan masyarakat di Nagari Malay V Suku Timur, Kecamatan Batang Gasan, Kabupaten Padang Pariaman, Minggu (14/4/2024). Mereka menyampaikan aspirasi tersebut dalam kegiatan temu perantau dan masyarakat dalam rangka pulang baso

Epyardi Asda bersama sahabatnya Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur, bertemu dengan perantau dan masyarakat dalam acara pulang basamo. Epyardi diajak oleh Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur, menghadiri kegiatan tersebut.

Suhatri Bur atau yang disapa Aciak mengatakan, kedatangan Epyardi dan dirinya merupakan bentuk kecintaan kepada masyarakat yang tinggal di ujung perbukitan itu.

“Saya bangga abang Epyardi bisa hadir ke sini bersilaturahmi dengan perantau dan masyarakat kami. Seperti ini lah kondisi masyarakat kami. Kompak antara perantau dan ranah,” ucapnya.

Kekompakan masyarakat Padang Pariaman itu, kata Suhatri, tentu bentuk keinginan dalam membangun kampung halaman. Meski begitu kata Suhatri, warga tentu punya harapan agar kampung halamannya bisa didukung oleh pemerintah daerah baik kabupaten, provinsi dan pusat.

“Tentu dengan gaya abang Epyardi Asda, hubungan baiknya dengan pusat bisa membantu kami di sini. Dengan keinginan abang Epyardi Asda untuk melakukan perubahan seperti yang telah ia lakukan di Kabupaten Solok, juga bisa dilakukan untuk Sumbar,” kata Suhatri.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa ia mengetahui betul karakter Epyardi. Bahkan ia mengungkapkan sang kapten rela uang pribadinya habis untuk membangun kampung halamannya.

“Abang Epyardi itu saya tahu uangnya habis untuk membangun kampung halamannya. Dan tidak banyak kepala daerah yang melakukan seperti ini. Apalagi soal pendidikan agama, saya tahu ia sudah lama membangun Ponpes yang disediakan gratis untuk santrinya,” tutur Suhatri.

Suhatri mengatakan bahwa masyarakat Malay V Suku Timur dan para perantau kompak, siap mendukung Epyardi Asda untuk melakukan perubahan dengan gayanya yang tegas dan tampil apa adanya.

“Kami masyarakat Malay V Suku Timur yang juga ini menjadi kampung saya dan perantau, siap mendukung Epyardi Asda menjalankan dan melakukan perubahan di kampung halamannya dan Sumbar,” ucap Suhatri.

Seperti diketahui, Suhatri dan Epyardi Asda adalah dua orang sahabat. Suhatri sering berkunjung ke Kabupaten Solok baik dalam urusan pemerintahan dan sebagai seorang teman. Begitu juga Epyardi yang telah beberapa kali berkunjung ke Piaman.

Epyardi Asda yang memperoleh dukungan tersebut merasa senang dan bangga karena mendapat teman, sahabat, dan guru baru di Padang Pariaman. Baginya, menjadi diri sendiri lebih baik dan bisa diterima orang dari pada dicap munafik.

“Alhamdulilah saya senang bisa bertemu dan menjalin silaturahmi dengan masyarakat dan para perantau Malay V Suku Timur. Ini lah saya apa adanya, kata orang saya pemarah, iya saya marah sama orang yang punya jabatan tapi semena-mena kepada warganya. Tapi silahkan cek dan buktikan apa pernah saya marah kepada masyarakat kepada rakyat saya, tidak. Bagi saya di Kabupaten Solok siapa yang mengganggu warga saya apalagi ia pejabat saya akan hadapi,” ucapnya.

Hal itu terjadi karena Epyardi pernah mendapat nasehat dari Ustad Abdul Somad saat berkunjung ke kediamannya di Singkarak. Pada waktu itu, kata Epyardi, UAS menyampaikan, gunakan kekuasan itu untuk membela agama.

“Waktu itu UAS menyampaikan kepada saya langsung. Pak bupati gunakanlah kekuasaan (kepala daerah) untuk membela agama (Islam) dan menjadi pemimpin muslim sejati. Kata-kata ini selalu terpatri di hati saya. Saya memang tegas, soal agama saya juga punya Ponpes, dan ini sudah lama untuk membantu mereka yang ingin belajar agama secara gratis,” tutur mantan kapten kapal itu.

Dalam pertemuan itu sejumlah tokoh seperti pengurus LKAAM Sumbar, politisi, ulama, tokoh perantau dan masyarakat berdiskusi dengan Epyardi Asda. Tak mau kalah sejumlah ibu-ibu dan bundo kanduang ikut mengabadikan kegiatan tersebut dengan foto bersama bupati Epyardi Asda. (*)