Wagub Sumbar Tutup Acara Festival Pesona Taram

oleh -206 views
oleh
206 views

Limapuluh Kota — Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldi hadir dalam acara Hari Ke-2 Festival PeSoNa Taram dalam Sambutan Penutupannya mengutarakan bahwa Provinsi Sumatera Barat harus menjadi lokasi percontohan Perhutanan Sosial Nasional, Perhutanan Sosial bisa menjadi bagian wadah kolaborasi seperti kolaborasi antara Dinas Kehutanan dengan Dinas Pariwisata menyuguhkan keindahan alam melalui Pariwisata.

“Pengembangan agroforestry, silvofishery atau Silvopastura bisa menjadi bagian kolaborasi antara Dinas Kehutanan dengan Dinas Pertanian dan Peternakan serta masih banyak lagi. Acara Festival PeSoNa ini juga bisa menjadi acara yang harus Sustain dilakukan untuk bisa memicu daerah-daerah lain untuk melakukan hal yang sama, lebih mengenalkan potensi dari daerahnya masing-masing dan terus mengembangkan potensi yang dimiliki oleh tiap daerah,” ujarnya.

Penyelenggaraan “Festival Perhutanan Sosial dan Konservasi Alam Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2022 – PeSoNa Taram” merupakan serangkaian kegiatan dari Proyek Penguatan Perhutanan Sosial di Indonesia (Strengthening of Social Forestry/SSF) khususnya di Provinsi Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Lima Puluh Kota.

Proyek SSF memiliki berbagai kegiatan diantaranya berkaitan dengan percepatan akses perhutanan sosial, dengan adanya proyek SSF ini pendampingan intensif menjadi salah satu kunci dalam menjaga kelestarian hutan serta secara langsung dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha-usaha produk dan potensi yang dimiliki oleh Pemegang Persetujuan Perhutanan Sosial.

Sebelumnya Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Dr. Bambang Supriyanto, M.Sc menyampaikan bahwa Perhutanan Sosial adalah program nasional yang dijalankan untuk bisa mewujudkan masyarakat yang sejahter, negara yang adil dan Makmur, serta lingkungan hidup yang senantiasa terjaga, lestari dan kehidupan yang harmonis, seimbang dalam pembangunan ekonomi, sosial dan lingkungan.

“Direktorat Jenderal PSKL memiliki mandate untuk bisa mengembangkan seluas 12,7 Juta Ha Kawasa Hutan, untuk dikelola masyarakat, menjadi sumber penghidupan bagi peningkatan kesejahteraanya dan dengan tetap menjaga fungsi dan kelestarian hutan. Perhutanan Sosial sebagai program pengelolaan hutan lestari juga menjadi bagian dalam upaya mitigasi Gas Rumah Kaca (GRK) selaras dengan tujuan pencapaian FOLU Net Shink 2030,” katanya.

Kemudian dalam sambutanya Pak Gubernur Sumatera Barat (Mahyeldi Ansharullah, S.P.) mengutarakan bahwa Perhutanan Sosial merupakan bukti nyata bagaimana kelestarian, keberadaan hutan tetap terjaga dan masyarakat bisa terus bisa mendapat manfaat dari hutan tanpa merusaknya, pengutan masyarakat, pemberdayaan masyarakat harus terus dilakukan khususnya bagi masyarakat sekitar Kawasan hutan.

“Pengembangan usaha harus terus didorong dan dorongan membentuk Badan Usaha Milik Daerah dalam bidang pengembangan produksi hasil hutan menjadi bagian yang terus didorong oleh pemerintah daerah untuk bisa terus mendukung pengelolaan hasil hutan. Mengajak Pihak Bank melalui dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari mereka bisa menjadi bagian untuk terus bisa meningkatkan peningkatan modal bagi para masyarakat untuk terus mengembangkan bisnisnya,” ujar Mahyeldi.

Dalam Penyampaian Laporan Kegiatan yang disampaikan Oleh Kepala Dinas Kehutanan Yozarwardi U.P, S.Hut, M.Si. Festival Perhutanan Sosial dan Konservasi Alam Kabupaten Lima Puluh Kota-PeSoNa Taram, atau Festival semacam ini diharapkan bisa rutin diselenggarakan untuk bisa lebih mengenalkan potensi-potensi yang dimiliki Nagari-Nagari di Provinsi Sumatera Barat khususnya Nagari Lokasi Kelompok Perhutanan Sosial.

“Festival menjadi salah satu bagian untuk bisa mengenalkan produk-produk yang sudah diusahakan oleh para KUPS. Kegiatan Festival Perhutanan Sosial dan Konservasi Alam Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2022-Pesona Taram menjadi acara festival pertama dari adanya Proyek SSF di Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Lima Puluh Kota,” ujarnya.

Kegiatan Festival ini sengaja memilih Nagari Taram karena di Nagari Taram sudah menerima legalitas pengelolaan hutan dari Menteri Kehutanan RI dalam bentuk Hutan Nagari pada tahun 2017 seluas 800 Ha kepada Lembaga Pengelola Hutan Nagari Taram.

Festival Perhutanan Sosial dan Konservasi Alam Kabupaten Lima Puluh Kota-PeSoNa Taram diharapkan bisa menjadi acara yang dilaksanakan secara rutin untuk bisa lebih mengenalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Lima Puluh Kota dan khususnya terkait Pariwisata, Produk UMKM terutama pada Nagari lokasi Kelompok Perhutanan Sosial.

Seperti yang dikatakan oleh Bapak Bupati Lima Puluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo, Festival Peerhutanan Sosial dan Konservasi Alam-PeSoNa ini bisa menjadi kegiatan yang penting untuk terus dilakukan.

“Semua OPD di tingkat kabupaten harus sama sama mendukung perhutanan sosial, dari semua OPD terkait bisa menjadi bagian untuk terus meningkatkan potensi Kab. Lima Puluh Kota serta bisa terus mendorong ekonomi masyarakat. Festival ini bisa menjadi percontohan yang bisa dicontoh oleh nagari-nagari lainnya di Lima Puluh Kota,” tutup Bupati Limapuluh Kota. (Han)