Aktifis Perempuan, Edriana Noerdin : Khususkan Bantuan Buat Ibu dan Anak

oleh -2,087 views
oleh
2,087 views
Edriana Noerdin minta ada penanganan khusus perempuan dan anak-anak di daerah bencana (foto: facebook)

Jakarta,—Nestapa dialami Sulawesi Tengah akibat gempa bumi dan tsunami telah mengundang duka cita mendalam seluruh Indonesia bahkan dunia.

Kisah duka, video evakuasi merebak diberbagai ruang media, baik televisi  maupun sosial media. Dan setiap bencana dipastikan korban lebih banyak perempuan dan anak-anak.

Bahkan menurut data Women Reseach Institute, ternyata setiap bencana alam proses penanganan korban sangat rawan dialami oleh perempuan dan anak-anak. Kaum ibu yang selama ini mempunyai “tanggung jawab” yang diberikan oleh masyarakat, begitupun secara naluriah mereka juga merasa bahwa perlindungan pada anak menjadi tanggungjawabnya, maka secara fisik dan mental seorang ibu akan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

“Sehingga itu proses penanganan dan distribusi bantuan di daerah bencana, sesaat setelah terjadi, pihak berkompeten mestinya, harus secara khusus menyediakan bantuan bagi ibu-ibu dan anak. Suply makanan yang baik dan bergizi wajib diberikan kepada ibu-ibu terutamayang hamil dan menyusui dan juga kepada anak-anak yang masih dalam masa tumbuh kembang,”ujar Direktur Women Reseach Institute Edriana Noerdin, Selasa 2/10.

Dan bila proses penangan lama, menurut perempuan satu-satuya Tim Sinkronisasi Anies-Sandi pasca Pilkada DKI Jakarta dulu, dan kini maju sebagai Caleg DPR RI dari Partai Gerindra Dapil Sumbar 1 untuk Pemilu 2019,  ibu-ibu hamil dan anak-anak yg tidak mendapatkan makanan bergizi akan berdampak pada pertumbuhan anak tersebut nantinya.

“Begitu pun bantuan selimut, pakaian dan kebutuhan alat reproduksi perempuan seperti celana dalam, pembalut wanita itu juga wajib disedikan karena perempuan rawan terkena penyakit pada alat reproduksi bila tidak bersih,”ujarnya.

Edriana Noerdin mengatakan sekarang terjadi pada barak-barak pengungsian atau penampungan masih dicampur antara laki-laki, perempuan dan anak-anak.

“Dampaknya tentu perempuan dan anak-anak lebih sering terpinggirkan bila harus bersaing dengan laki-laki untuk mengakses bantuan-bantuan tersebut,”ujarnya.

Bila ditempat penampungan keluaga tetap ingin tinggal bersama antara ibu, bapak dan anak, kata Edriana juga harus dipastikan tetap ada batasan agar tidak terjadi pelecehan- pelecehan terhadap perempuan dan anak perempuan, seperti yang sering dikeluhkan oleh orang-orang yang selama ini hidup ditempat penampungan.

“Seharusnya pendidikan peringatan dini berkala secara khusus harus diberikan kepada perempuan dan anak karena mereka adalah orang-orang yang akan selalu berada di sekitar rumahnya bila bencana terjadi,”ujarnya.

Untuk mengurangi jumlah korban maka kata aktifis perempuan ini, pemerintah wajib menyediakan alat peringatan dini dan memeriksa secara berkala bahwa alat tersebut berfungsi dengan baik. Setelah itu penyebaran informasi dan pendidikan pada masyarakat harus dilakukan secara berkala agar masyarakat siap menghadapi ancaman bencana gempa dan tsunami untuk menghindari korban yang banyak seperti di Donggala dan Palu.(wan)