Selain dari kalangan politisi, beberapa akademisi dan pengusaha juga dipanggil untuk berdiskusi.
Satryo Soemantri Brodjonegoro dan Yassierli, dua akademisi terkemuka, terlihat hadir, menandakan Prabowo juga memperhatikan masukan dari dunia pendidikan dan penelitian untuk mendukung program kerja pemerintahannya.
Kolaborasi Politik dan Profesionalisme
Dari nama-nama yang hadir, terlihat jelas bahwa Prabowo tidak hanya mengutamakan kekuatan politik, tetapi juga profesionalisme.
Beberapa nama dari sektor pemerintahan dan ekonomi seperti Sri Mulyani (Menteri Keuangan) dan Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian) juga tercatat hadir.
Keberadaan mereka memberikan sinyal bahwa Prabowo menginginkan kabinet yang mampu menjaga stabilitas ekonomi nasional serta menghadapi tantangan global.
Di sisi lain, sejumlah tokoh agama seperti Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal) dan Abdul Mu'ti (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah) juga hadir, menunjukkan perhatian Prabowo terhadap aspek spiritual dalam pemerintahannya.Dengan waktu yang semakin dekat menuju pelantikan, Prabowo tampaknya tidak ingin membuang waktu dalam membentuk pemerintahan yang solid.
Pemanggilan para tokoh ini menjadi indikasi bahwa kabinet Prabowo-Gibran akan mengedepankan sinergi antara politik, ekonomi, dan moralitas bangsa.
Rencana besar ini diharapkan akan membawa Indonesia ke arah kemajuan yang lebih signifikan dalam berbagai sektor. (***)
Editor : Redaksi