Padang, - Pagi (11/12/2025) di halaman SMK Negeri 2 Padang bergerak seperti pasar ide yang baru dibuka. Siswa dari berbagai jurusan memperlihatkan hasil karya terbaik mereka dalam Pameran Unjuk Karya Proyek Kreatif Kewirausahaan, sebuah agenda tahunan yang kini semakin matang. Acara ini kembali menghidupkan suasana Simpang Haru dengan energi wirausaha para pelajar.
Sejak awal, panitia merancang pameran ini agar lebih terstruktur. Karena itu, pengunjung langsung menemukan alur yang jelas, mulai dari stan kuliner, stan digital bisnis, hingga stan rekayasa perangkat lunak. Produk terbaru yang mencuri perhatian tahun ini adalah Lavamogi, camilan manis racikan siswa yang terus mendapatkan respons positif dari setiap pengunjung.
Lavamogi diposisikan sebagai produk unggulan. Camilan ini tersusun dari biskuit yang dipadukan dengan cairan manis bertekstur lembut. Variannya bervariasi, seperti cokelat, stroberi, hingga nenas. Keunikan rasa membuat produk ini cepat menjadi magnet di tengah pameran.
Walau proses produksinya dilakukan oleh siswa, kualitasnya dipastikan tetap memenuhi standar sekolah. Bahan utama diolah secara higienis, dan kemasan dirancang dengan desain yang lebih kekinian. Dengan begitu, produk ini menjadi lebih siap menghadapi pasar luar sekolah.
Program wirausaha siswa ini memperoleh dukungan dari pemerintah pusat. Dana bantuan sebesar seratus juta rupiah dialokasikan untuk kegiatan kewirausahaan, dan setengahnya digunakan khusus untuk pengembangan Lavamogi. Dukungan tersebut membuka ruang gerak yang lebih luas bagi siswa untuk berlatih mengelola produksi, pemasaran, hingga pembukuan laba.
Sebagian dari proses produksi memang masih dipantau oleh guru pendamping, tetapi siswa tetap menjadi motor utamanya. Harapannya, usaha ini tumbuh menjadi unit bisnis sekolah yang mampu menghasilkan profit jangka panjang.Untuk memperluas jangkauan pasar, pemasaran dilakukan lewat banyak jalur. Produk diuji di berbagai event seperti pameran, bazar, hingga Car Free Day. Selain itu, Lavamogi juga mulai dijual melalui media sosial yang dikelola siswa.
Sekolah bahkan sedang membangun sebuah coffee shop sebagai saluran penjualan tambahan. Ketika coffee shop tersebut selesai, produk kreatif siswa akan memiliki etalase tetap yang bisa dikunjungi masyarakat kapan saja.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 2 Sumbar, Yul Ardi, hadir dalam pameran tersebut. Ia memberikan apresiasi penuh kepada sekolah karena dianggap berhasil mengelola program kewirausahaan berbasis intervensi pemerintah. "SMK seharusnya bergerak aktif seperti ini agar siswa siap terjun ke dunia kerja maupun bisnis." ujarnya.
Pemerintah daerah juga memonitor perkembangan setiap badan usaha sekolah melalui audit rutin. Langkah ini memastikan tata kelola yang transparan.
Editor : Editor