Bukittinggi,—Pantauan Staf Khusus Mendes PDTT H Febby Dt Bangso terkait BUMNag di Sumbar adalah kurang optimal.
Padahal untuk maju dan menjadi BUMNag percontohan nasional menurut Febby, BUMNag harus bisa membuka diri bekerjasama dengan BNI maupun perguruan tinggi.
“Jangan malu untuk bekerjasama untuk kemajuan usaha,”ujar Febby dihadapan 140 peserta undangan BUMNag/BUMDes se-Sumbar pada kegiatan Workshop Kementerian Desa PDTTT di Hotel Pusako Bukittinggi, Senin 16/7.
Febby Dt.Bangso mengakui, dalam rangka pemanfaatan dana desa di Sumbar, saat ini personel pendamping desa masih banyak mengalami kekurangan.
Febby juga akui kalau selama ini dirinya ikut memantau perkembangan BUMNag/BUMDes di Sumbar dan setelah dievaluasi, banyak dari wali nagari atau kepala desa yang menjalani dana desa tersebut.
“Saya menilai visi dan misi serta pemahan wali nagari perlu dilakukan penguatan melihat manfaat dari BUMNag, sekarang masih banyak yang tidak bersinergis, padahal BNI siap berikan upgrading manajemen usaha, ada Perguruan Tinggi maupun wartawan yang siap siap suport promosi dari BUMNag,”ujar Febby.
Febby menekankan untuk menunjang program BUMNag ini, Kemendes PDTT jauh sebelum ini teelah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi seperti Unand, UNP, BNI, dan wartawan.
“Jadi kalau ragu atau tidak tahu, tanyakan saja jangan malu, asla untuk majunya BUMNag di Sumbar ini,”ujar Febby.
Kemendes PDTT kata Febby mengajak kepala dinas untuk membantu mana saja BUMNag yang layak menerima dan bakal dijadikan percontohan, tak lupa juga pada media untuk bisa melihat Perkembangan BUMNag/BUMDes.
“Mulailah pemetaan BUMNag/BUMDes dari awal dan manfaatkan dana desa yang disalurkan dengan sebaik-baiknya bertanya pada institusi lain maka yakinlah bisa berhasil,”ujar Febby.(wanteha)
