BERDASARKAN informasi yang didapatkan melalui media sosial adanya dampak yang ditimbulkan oleh peralihan cuaca terhadap lingkungan di Kota Padang sangat mengkhawatirkan masyarakat.
Sebelumnya diinfokan dari Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, diperkirakan musim kemarau telah berakhir dan akan menuju musim hujan. Meski musim hujan diperkirakan akan melanda sebagian wilayah di Indonesia, masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap masa peralihan cuaca.
Salah satu wilayah yang terkena dampak peralihan cuaca adalah Kota Padang. Cuaca yang tidak menentu terjadi dengan pergantian antara musim kemarau yang panjang dan hujan deras, telah memperburuk masalah pencemaran lingkungan.
Ketika kemarau melanda, sebagian wilayah Kota Padang mengalami kekeringan sehingga membutuhkan air bersih. Akibat lainnya dari kemarau yang terjadi, banyak sungai di Kota Padang yang mengalami kekeringan.
Salah satunya adalah sungai Banda Bakali di Jalan Gurun Laweh, Kecamatan Lubuk Begalung dekat jembatan Marapalam, diperparah dengan banyaknya sampah yang menumpuk di berbagai tempat, terutama di saluran air dan sungai, tidak dapat terurai dengan baik karena kurangnya air.
Sehingga ketika hujan deras tiba, sampah-sampah ini terbawa arus dan menyebabkan penyumbatan di saluran air, memperburuk masalah banjir dan pencemaran. Siklus cuaca yang ekstrem ini membuat masalah pencemaran semakin sulit diatasi.
Penumpukan sampah yang terjadi selama musim kemarau menyebabkan bau tak sedap dan meningkatkan risiko penyakit bagi warga sekitar.
Limbah plastik, sisa makanan, dan sampah rumah tangga lainnya menumpuk di tempat-tempat terbuka, menciptakan kondisi yang tidak sehat dan merusak pemandangan. Warga seperti Dori Fandesa merasa prihatin dengan situasi ini.
“Ketika kemarau, sampah berserakan dan menimbulkan bau yang tidak sedap serta sangat mengganggu jarak pandang. Ini bukan hanya masalah kebersihan, tetapi juga kesehatan kami,” keluhnya.
Kondisi ini menuntut perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Saat hujan deras turun, sampah yang sebelumnya menumpuk terbawa oleh air dan menyumbat saluran drainase serta sungai.
Akibatnya, air tidak bisa mengalir dengan lancar dan menyebabkan banjir di berbagai wilayah. Seorang warga mengatakan hujan deras saat melewati jalan lintas Padang-Bukittinggi via jalur Lembah Anai di depan cafe IIBUMI sehingga mengakibatkan air meluap kebadan jalan dan mengalami banjir di beberapa titik.
Adapun sebagian wilayah Kota Padang yang rumahnya terendam banjir, menyalahkan penanganan sampah yang tidak efektif sebagai salah satu penyebab utama.
“Sampah yang dibiarkan menumpuk saat kemarau menjadi masalah besar ketika hujan tiba. Air meluap karena saluran tersumbat sehingga rumah terendam. Ini masalah yang seharusnya bisa dicegah,” kata seorang warga di daerah Gunung Pangilun.
Masalah pencemaran ini tidak hanya merugikan warga secara langsung, tetapi juga merusak ekosistem di sekitar sungai dan pantai.
Afdal dkk. (2016), menyebutkan bahwa kegiatan warga di sekitaran sungai menghasilkan limbah yang kemudian dibuang ke sungai seperti limbah rumah tangga, sisa olahan makanan, kegiatan perbengkalan dan perkapalan berupa minyak baik secara langsung maupun melalui saluran drainase yang mengalir ke sungai sehingga berpeluang penyebab adanya pencemaran air pada sungai.
Menurut seorang nelayan, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak pencemaran yang mengganggu mata pencahariannya.
“Sampah yang dari darat terbawa ke laut membuat hasil tangkapan ikan menurun. Kami benar-benar merasakan dampaknya,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam pengelolaan sampah yang lebih baik dan adaptasi terhadap perubahan cuaca.
Pendidikan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pembuangan sampah yang benar harus digalakkan, terutama di kalangan masyarakat.
Selain itu, infrastruktur pengelolaan sampah dan drainase perlu diperbaiki untuk mencegah terulangnya masalah ini di masa depan. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pencemaran di Kota Padang dapat diminimalisir, sehingga warga dapat hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan aman dari bencana banjir.(analisa)
Oleh: Nada Fitrati Humairah
Jurusan : Fisika Universitas Andalas
Dosen Pembimbing : Afdal, M.Si