Genius Umar didapuk sebagai salah satu narasumber UNESCO Inclusive Lifelong Learning Conference

oleh -71 views
oleh
71 views

Bali–UNESCO menggelar Inclusive Lifelong Learning Conference (Konferensi Pembelajaran Seumur Hidup Inklusif), yang dilaksanakan di Bali, 3-6 Juli 2023. Untuk Lokakarya paralel sesi 5 pada hari ini, Rabu (5/7/2023), Wali Kota Pariaman, Genius Umar didapuk sebagai salah satu narasumber dengan tema “Aktor lokal untuk pembelajaran dan pendidikan orang dewasa yang inklusif”.

Acara ini dibuka sekaligus Peluncuran kampanye #ImALifelongLearner oleh Bapak Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, dan dihadiri oleh Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Republik Indonesia, Ms Stefania Giannini, Asisten Direktur Jenderal Pendidikan UNESCO, Ms María Brown Pérez, Menteri Pendidikan, Ekuador, Mr Daniel Baril, Direktur Jenderal, Canadian Institute for Cooperation in Adult Education (ICÉA) dan Ketua Dewan Pengurus UNESCO Institute for Lifelong Learning (UIL) dan Ms Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja.

Institut Pembelajaran Seumur Hidup UNESCO, mendukung kebijakan dan membangun kapasitas dalam pembelajaran sepanjang hayat, membentuk wacana global dan mendukung mitra nasional dan regional dalam mewujudkan pendidikan dan pembelajaran sepanjang hayat.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas Negara Anggota UNESCO di bidang pembelajaran sepanjang hayat, dengan fokus pada ekosistem pembelajaran, keterampilan untuk hidup dan bekerja, dan pembelajaran inklusif,” ujarnya.

Genius menuturkan UNESCO Institute for Lifelong Learning (UIL) melakukan ini melalui dukungan kebijakan, penelitian dan pandangan ke depan, pemantauan, peningkatan kapasitas, jaringan dan advokasi. Publikasinya merupakan instrumen penting untuk menyebarluaskan pengetahuan dan menginformasikan kebijakan, ucapnya.

“Lifelong Learning is very important to improve the quality of life of or people i fully support inclusive lifelong learning (Pembelajaran Seumur Hidup sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup orang dan saya mendukung penuh pembelajaran seumur hidup inklusif ini),” tukasnya.

Lebih lanjut Genius mengatakan, sebagai pemerintah daerah, dirinya membuat kebijakan yang memungkinkan untuk semua orang dapat belajar seumur hidup dan membuat berbagai program yang efektif, dan kita juga berkolaborasi untuk mendorong inisiatif pembelajaran sepanjang hayat ini dengan berbagai lintas sektor, ulasnya.

“Kita mempunyai program Wajar (Wajib Belajar) 12 Tahun, dimana pendidikan gratis dari SD, SMP sampai SMA/SMK, lalu ada Saga Saja (Satu Keluarga Satu Sarjana), dengan mungkuliahkan anak-anak kurang mampu kuliah di kampus-kampus vokasi terbaik di indonesia. Kita juga ada Sekolah dibalik jeruji, dimana anak yang bermaslah dengan hukum dapat belajar di balik jeruji, dengan bekerjasama dengan Kementerian Hukum dan HAM serta Lapas di Pariaman,” ungkapnya.

Pemerintah Kota Pariaman juga menyediakan Bus Sekolah gratis untuk antar jemput anak-anak ke sekolah di Kota Pariaman. Kita juga membuat kebijakan Kesehatan gratis, dimana Kota Pariaman telah mendapat penghargaan UHC (Universal Health Coverage) dengan 99,6 % warga Kota Pariaman sudah diasuransikan di BPJS Kesehatan.

“Kota Pariaman juga telah menerima manfaat kartu prakerja, dimana sebanyak 8.043 orang generasi muda kita, telah memanfaatkan kartu prakerja ini dari tahun 2020-2022 kemaren. Kita juga mengirim pemuda pemudi Kota Pariaman, untuk pelatihan vokasi ke lembaga yang kita tunjuk, dengan demikian kita dapat menciptakan SDM yang handal dan tangguh, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk dapat bersaing di dunia global saat ini,” tutupnya.

Pada Lokakarya paralel sesi 5 pada hari ini, Genius Umar bersama dengan narasumber lainya antara lain Mr Kevin Evans, Direktur Australia Indonesia Centre (AIC), Mr Alex Howells, Spesialis Program Asisten, Keterampilan Sepanjang Hidup UIL, Ms Hasnawati Saleh, Koordinator Partnership for Australia Indonesia Research (PAIR), The Australia-Indonesia Centre dan Mr Zain Azly bin Abdul Rahman, Koordinator Partnership for Australia Indonesia Research (PAIR), The Australia Indonesia Centre. (J)