Harga Bawang Anjlok, Petani Solok Tagih Janji Mentan

oleh -830 views
oleh
830 views
Petani bawang merah Solok diusung Senator DPD RI Nofi Chandra bertemu Menteri Pertanian di Jakarta, Senin 29/5
Petani bawang merah Solok diusung Senator DPD RI Nofi Chandra bertemu Menteri Pertanian di Jakarta, Senin 29/5

Padang,—Niat petani bawang merah asal Solok curhat (mengadu) masalah sekaligus menagih janji Menteri Pertanian soal harga bawang akhirnya kesampaian.

Rombongan petani Kabupaten Solok itu bertemu Menteri Pertanian difasilitasi Senator DPD RI asal Sumbar Nofi Chandra, Senn 29/5 di Kantor Kementerian Pertanian Ragunan Jakarta.

“Pak Menteri ketika itu bahkan mencanangkan Kabupaten Solok sebagai lumbung Bawang untuk wilayah Sumatera. Sejak itu animo masyarakat menanam bawang semakin tinggi. Bahkan tumbuh eforia,” ujar perwakilan petani Solok, Hafis memukai curhat ke Mentan Andi Amran Sulaiman.

Perwakilan petani  mengadu soal harga bawang merah  Solok yang anjlok, karena ketika Menteri Pertanian berkunjung ke Kabupaten Solok Desember 2016 lalu, telah memotivasi petani untuk mengerakkan budidaya Bawang Merah.

Hafis mengaku dirinya terbang ke Jakarta bersama Edwar, petani Bawang Merah di kawasan Alahan Panjang setelah dibantu penuh oleh anggota DPD-RINofi Candra, pihaknya mengaku puas karena  diterima langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

“Kami menyampaikan keluhan ke Pak Menteri, karena beliau telah mencanangkan Kabupaten Solok menjadi sentra bawang Sumatera. Bersama Bulog, ketika itu,  mereka bersedia menampung bawang dari petani, tanpa melihat jumlah, dengan harga Rp 15 ribu. Karena alasan itu,  kami menagih Pak Menteri agar  benar-benar menampung produksi petani,” kata Hafis.

Ditambahkan rekannya, Edwar,   anjloknya harga bawang merah di Solok sudah terjadi dalam tiga bulan terahir. Petani di Solok merugi karena harga jual yang rendah,bahkan kini berada dikisaran antara Rp 11 ribu sampai Rp 12 ribu saja.

“Dengan harga tersebut, petani sudah sangat dirugikan.Bahkan kalau Bulog hanya memberi  yang tipe Jumbo, tipe besar, sementara rata-rata bawang petani itu yang tipe sedang, tipe menengah, Petani menjadi terpukul,”ujarnya.

Havis dan Edwar serta ratusan petani bawang di Solok mengharapkan Menteri Andi Amran Sulaiman  bisa mengatasi masalah itu, sehingga harga bawang merah kembali normal. Kalau harga bawang sudah ditetapkan, ia berharap agar dievaluasi.

“Kami menyampaikan kepada pak Menteri, mohon harga bawang ini dijaga, karena kami hidup dari bawang,” tutur Edwar melalui jaringan pribadinya.

Sementara curhat petani terkait harga bawang anjlok, Senator DPD RI asal Sumbar, Nofi Chandra didampingi Ketua Komite II  DPD-RI, Parlindungan Purba, menginginkan agar persoalan harga bawang dapat segera ditindaklanjuti. Komite II DPD-RI yang membidangi masalah Pertanian, mendesak  pemerintah agar dapat berkoordinasi untuk  menjaga harga pangan.

“Kita sangat serius mengadvokasi petani. Karena itu kita mohon pada pemerintah untuk koordinasi, khususnya Bulog untuk ketahanan pangan di Indonesia,”ujar Nofi Candra yang dikonfirmasi melalui telepon genggamnya.

Dari hasil petemuan dengan Menteri pertanian,  Bulog, Komite II DPD dan perwakilan Petani Bawang,  Nofi Candra mengaku puas karena ada keinginan  Bulog untuk menyerap bawang merah. Dissampaikan Nofi, Menteri Pertanian Andi Amran mengakui produksi bawang merah Solok melimpah, namun sayangnya petani  kesulitan dengan rendahnya harga tersebut.

“Pak Menteri bahkan mengaku Solok adalah salah satu Kabupaten yang diusung sebagai sentra produksi bawang merah. Karena itu beliau sangat consent terkait stabilitas harga bawang ini, “ jelas Nofi Candra.

Dari curhat petani bawang itu, diharapkan semua janji-janji soal harga yang akan dihandel Bulog ditindaklanjuti.

“Pak Menteri  menegaskan harga di bawah Rp 15 ribu/kg, harus diserap Bulog,” tegas Nofi Candra.(wandi)