Jembatan Baringin Dihondoh Air Bah, Kini Sudah Bisa Dilewati

oleh -1,068 views
oleh
1,068 views
Jembatan Gantung Beringin kembali mentereng dan bisa dilewati setelah dibangun kembali oleh PT Semen Padang. (foto: dok)

JEMBATAN gantung menghubungkan Kelurahan Baringin dengan Koto Lalang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, kini mulai dilewati warga, setelah pengerjaan jembatan selebar 2 meter dengan panjang kurang lebih 50 meter itu, dituntaskan PT Semen Padang pada pertengahan Desember 2017 lalu.

“Alhamdulillah, jembatan gantung Baringin sudah bisa kami manfaatkan. Sekarang akses kami ke Koto Lalang, termasuk ke Pasar Bandar Buat yang merupakan sentral ekonomi masyarakat Lubuk Kilangan, menjadi dekat,” kata Mawar, warga Kelurahan Baringin, Senin lalu.

Sebelum jembatan gantung  dibangun kembali, Mawar menuturkan bahwa warga yang ingin ke Bandar Buat dan Koto Lalang, terpaksa harus memutar lewat ke Simpang Patai (Padang Besi), begitu juga sebaliknya.

Namun bagi sebagian warga Baringin, khususnya siswa Sekolah Dasar yang tinggal di Pulau Jawi-jawi, mau tidak mau terpaksa harus menyeberang sungai, karena mayoritas anak-anak di Pulau Jawi-jawi bersekolah di SD Negeri 19 Baringin.

“Pulau jawi-jawi itu kan lokasinya berada di seberang Sungai Baringin. selama ini mereka lewat jembatan gantung, karena putus, makanya mereka terpaksa menyeberang. Tapi sekarang tidak lagi, karena jembatannya sudah dibangun Semen Padang,” ujarnya.

Sebagai warga Pulau Jawi-jawi Kelurahan Baringin, pekerja bangunan itu menyebut bahwa dirinya berterimakasih kepada Semen Padang, karena perusahaan semen kebanggaan masyarakat Sumbar itu selalu mengerti dan paham apa yang dibutuhkan masyarakat, terutama yang tinggal di lingkungan perusahaan.

“Seperti di Baringin ini contohnya. Apapun yang dibutuhkan warga, selalu dipenuhi PT Semen Padang. Misalnya warga ingin memperbaiki masjid dan mushalla, sehingga butuh anggaran. Diajukan proposal, Semen Padang langsung menurunkan bantuan,” bebernya.

Hal yang sama juga diungkapkan tokoh masyarakat Baringin, Jaswir Koto. Menurut pria 41 tahun itu, sebelum jembatan gantung Baringin selesai dibangun, tidak hanya anak SD, pelajar SMP yang tinggal di Baringin, juga terpaksa menyeberang sungai.

“Begitu juga sebaliknya, pelajar lainnya yang tinggal di Gurun Kudu, Bandar Buat dan Koto Lalang yang sekolah di SMP Negeri 38 Tarantang, juga menyeberang sungai untuk sampai sekolah. Kalau debit air besar, ya terpaksalah mereka memutar ke Simpang Patai,” bebernya.

 

Terina kasih PT Semen Padang, Jembatan Gantung Baringin kembali bisa dilewati warga. (foto: dok)

Direktur Keuangan PT Semen Padang Tri Hartono Rianto menyampaikan bahwa pembangunan jembatan gantung itu merupakan bentuk kepedulian dan perhatian PT Semen Padang kepada masyarakat lingkungan, serta bagian dari dharma bakti PT Semen Padang pada nagari.

“Semoga jembatan ini bisa memberi manfaat , tak hanya di sisi kelancaran transportasi, namun juga berdampak kepada perkembangan perekonomian masyarakat,” kata Tri.

Dengan telah rampungnya jembatan itu, Tri berharap kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga jembatan tersebut agar tidak cepat rusak.
Ia juga berharap kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelancaran operasional dan produksi PT Semen Padang, agar terus bisa berkontribusi bagi lingkungan.

Jembatan Gantung Baringin merupakan salah satu jalur alternatif masyarakat Baringin. Pada 11 Maret 2017, jembatan tersebut putus setelah diterjang arus Sungai Baringin yang meluap saat Kota Padang diguyur hujan selama dua hari.
Dua hari setelah jembatan itu putus, PT Semen Padang yang turut prihatin, kemudian menurunkan Tim Reaksi Cepat, Tim Sipil dan CSR perusahaan untuk membangun jembatan darurat menggunakan kontainer dan besi bekas. Pada 15 Maret 2017, jembatan darurat itu selesai dibangun.

Namun, pada awal Juni 2017, jembatan darurat tersebut kembali putus diterjang arus sungai. Oleh sebab itu, PT Semen Padang melalui CSR perusahaan kembali membangun jembatan gantung.
Pembangunan kembali jembatan gantung tersebut, ditandai dengan peletakkan batu pertama oleh Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah, Wakil Walikota Emzalmi dan Direktur Produksi PT Semen Padang Firdaus, pada 10 Agustus 2017.

Panjang jembatan yang dibangun adalah 50 meter, lebar 2 meter dengan kapasitas beban 400 kg. Sistem penggantung yang dipakai adalah kabel wire ropeIWRC 6 X 371,5 Inc dan besi beton BJDT40 diameter 19. Waktu pengerjaan jembatan ini adalah selama 92 hari.

Kepala Biro CSR Semen M Ikrar menyebutkan, untuk membangun kembali jembatan gantung Baringin, PT Semen Padang mengucurkan anggaran sebesar Rp400 juta lebih. Pembangunan jembatan tersebut, merupakan bagian dari program bina lingkungan, sekaligus bentuk kepedulian Semen Padang kepada lingkungan.(*rilis)