Ratusan Angkot Padang ‘Serbu’ Kantor Gubernur Sumbar

oleh -974 views
oleh
974 views
Demo angkot kembali terjadi di Padang, Senin 11/12. (foto: wanteha)
Demo angkot kembali terjadi di Padang, Senin 11/12. (foto: wanteha)

Padang,— Sejak menjelang siang tadi Angkutan Kota (Angkot) berbagai trayek di Padang serbu Kantor Gubernur Sumbar.

Ratusan Angkot memarkir kendaraannya di halaman kantor gubernur tak ayal akibat mogok Angkot terjadi penumpukan penumpang di berbagai titik di Kota Padang.

Tapi soal mobilitas penumpang Senin 11/12, pihak Polres dan Kodim Padang telah mengantisipasi dengan menurunkan kendaraan mereka untuk membaw penunpang ke tempat mereka beraktifitas.

Ratusan Pengusaha Angkot Serta sopir dan kernet rela tidak menarik atau menambang demi kejelasan masa depan mereka di mana mereka Sekarang Mengeluhkan dengan Keberadaan angkutan berbasis on-line yang beroperasi sekarang ini.

Dengan belum jelasnya Status Hukum Angkutan Tranportasi Online di Kota Padang dan keluarnya Permenhub no 108 tahun 2017 tentang ketentuan Hukum terhadap Transportasi online tidak pernah di tegakkan oleh aparat atau instansi yang berwenang.

Ketika ditemui beberapa Sopir dan pengusaha angkutan kota mereka begitu tampak kecewa dan kesal tidak ada nya keberpihakan pemerintah terhadap mereka .

Uncu dan Feri salah satu dari sekian sopir angkutan trayek Belimbing Pasar Raya mengatakan sangat verdampak dengan pendapatan keseharian dengan Adanya angkutan berbasis online ini.

“Bagaimana kami bisa hidup kalau seperti ini terus di mana biasanya pendapatan keseharian sebelum ada transparansi online sudah payah ditambah dengan keberadaan mereka jauh menurun lagi,”ujar Jon.

“Biasa sehari hari kami bisa mengumpulkan uang antara 350-450 / hari diluar setoran dan bersih bisa dibawa pulang minimal 100 ribu tapi sekarang ini sudah sangat sulit bisa mencapainya,” ujar Uncu menambahkan .

Dan sekarang tidak bisa membawa pulang uang dengan adanya transportasi berbasis online ini untuk mencapai setoran aja syukur bisa dikatakan hanya paling banyak dan rata rata Rp 250 ribu.

“Apa yang bisa lagi kami bawa pulang,” ujar Feri yang punya anak tiga di rumahnya.
“Jadi sekarang ini kami hanya bisa mengumpulkan uang buat pulang hanya Rp 50 ribu saja, Pak Gubernur dengarlah derita kami ini,”ujarnya.(wanteha)