SILATNAS IKA UNAND, Andrinof Chaniago : Potensi PE Indonesia Bisa 7%

oleh -793 views
oleh
793 views
Andrinof Chaniago (dua dari kiri) optmis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia bisa 7 persen, pada Panel Diskusi dalam rangka Silatnas IKA Unand, Sabtu 6/7 di Garuda Plaza Hotel Medan.(foto:dok/humas)

Medan,—Benang merah penekanan Pakar Ekonomi sekaligus Komisaris Utama BRI Andrinof Chaniago di Panel Diskusi pada Silaturahmi Nasional (Silatnas) IKA UNAND di Medan adalah optimis ekonomi Indonesia.

Menurut Andrinof perang dagang antara Cina dan Amerika seharusnya menjadi pintu bagi Indonesia untuk bercermin. Persoalan yang terjadi di antara kedua negara besar itu kata Andrinof harus dijadikan pembelajaran dan membuat Indonesia  introspeksi diri.

Andrinof Chaniago menjadi narasumber pada panel diskusi digelar Ikatan Alumni Universitas Andalas (IKA Unand) dengan tema ; “Ekonomi Indonesia Pasca-Pemilu, Mengantisipasi Perang Dagang dan Dinamka Revolusi Industri 4.0”, Sabtu 6/7 di Medan.

“Selama ini, kita selalu berteriak-teriak anti-Cina di media-media sosial. Tapi kita lupa, bahwa Cina itu telah menjadi sebuah kekuatan ekonomi baru dunia, di samping Amerika. Untuk itu, saatnya kita menyelami apa masalah kita sesungguhnya,”ujarnya.

Pada beberapa puluh tahun, sehingga Cina menjadi raksasa ekonomi dunia kata Andrinof karena Cina berhasil membangun kekuatan ekonomi tadi.

Di Cina ada kestabilan politik, birokrasi yang ketat (tersentralisasi), etos kerja yang kuat, dan penegakan hukum (law enforcement) yang tegas, membuat Cina menjadi terdepan saat ini.

“Sementara di kita, masalah pelayanan birokrasi masih lamban dan penegakan hukum lemah, sehingganya menimbulkan ekonomi biaya tinggi, dan kadang menghambat investasi yang masuk,”ujar mantan Menteri Bappenas ini.

Pembangunan industri di Cina disiapkan cukup lama secara sistematis, sehingganya bisa kompetitif. Inilah, lanjut Andrinof, harus dilakukan Indonesia. Jangan terlena dengan fintech semata, tetapi industri manufaktur harus mendapatkan perhatian yang serius.

“Saya berkeyakinan, secara potensi pertumbuhan ekonomi kita bisa mencapai 7  persen, seperti halnya, Vietnam dan India. Pasar besar, deposit SDA masih banyak, maka secara potensi kita bisa tumbuh 7 persen. Tapi kenapa kita tidak bisa mencapai itu?,”tanyanya.

Turut menjadi narasumber lainnya, Dekan FE dan Bisnis UI Ari Kuncoro, Pakar Ekonomi / Guru Besar Unand Prof. Syafruddin Karimi dan Bambang Riznanto dari Kementerian Perindustrian, serta dimoderatori Ketua Harian DPP IKA Unand Surya Tri Harto yang juga salah seorang Senior Manager PT. Pertamina. (rilis: isa/humas-ikaunand)