Supardi: Payakumbuh Harus Menemukan Jati Dirinya

oleh -573 views
oleh
573 views

Ketua DPRD Sumbar, Supardi SH

PAYAKUMBUH, TRIBUN – Ketua DPRD Sumatera Barat, Supardi mengemukakan gagasan agar Payakumbuh menemukan jati dirinya sebagai sebuah kota yang nyaman bagi siapa saja. Kemajuan jaman, dan peradaban harus dibarengi dengan gagasan pembangunan.

“Kuncinya serius. Jangan setengah-setengah. Kota ini punya banyak potensi untuk menjadi kota yang maju. Tinggal lagi, apa yang akan jadi fokus,” terang Supardi saat menggelar diskusi terbatas dengan anak-anak muda Payakumbuh di Agam Jua, Senin (8/4/2024).

Payakumbuh kekinian, menurut Supardi terjebak pada fomo semata. Kota yang merasa takut tertinggal, tapi tidak memiliki konsep branding yang mumpuni.

“Kita (Payakumbuh-red) terjebak pada rasa cemas, tanpa melakukan sesuatu mampu membunuh rasa cemas itu. Akibatnya, semua dikerjakan secara acak kadut, tidak terarah. Ketika itu terjadi, saat itu pula Payakumbuh kehilangan jati dirinya sebagai sebuah kota,” ungkap Supardi.

Supardi takut, jika konsep jati diri Payakumbuh sebagai sebuah kota tak kunjung terkonsep, ketertinggalan akan menghampiri. Apalagi ketika nanti tol Padang – Pekanbaru selesai, sementara Payakumbuh belum juga menemukan fokus pembangunan.

“Payakumbuh harus cepat bergerak. Kereta pembangunan terus berjalan. Pilihannya cuma dua, tinggal atau ikut naik,” ungkap Supardi.

Supardi menyodorkan konsep integrasi untuk Payakumbuh. Yakninya, UMKM, pariwisata dan budaya. Integrasi tersebut mesti dibarengi dorongan dari pemerintah. Sejauh ini, pegiat UMKM, pariwisata dan budaya seolah berjalan sendiri. Dukungan belum full terlaksana.

“Integrasi tiga itu saya yakini akan membawa Payakumbuh pada kebaikan. Tinggal lagi mendudukan konsepnya. Sekarang harus kita akui, UMKM bertumbuh, pariwisata menggeliat, budaya yang belum tergali, persoalannya dimana posisi pemerintah? Dorongan seperti apa yang sudah dilakukan,” kata Supardi.

Kemajuan Payakumbuh tak bisa dipisahkan dengan Kabupaten Limapuluh Kota. Sebagai kakak kandung, Limapuluh Kota punya peranan, untuk saling memajukan. Misalnya, soal UMKM. Payakumbuh dan Limapuluh Kota ini adalah pusat UMKM di Sumbar. Terbanyak.

Sinergi keduanya akan menjadi kekuatan mahahebat. Wisata, destinasi terhampar di kedua daerah, tinggal bagi-bagi saja. Contoh, Limapuluh Kota menjual destinasi, pusat kulinernya di Payakumbuh. Tinggal lagi bagaimana menarasikan kolaborasi ini menjadi sebuah kekuatan branding.

“Kolaborasi menjadi kunci kemajuan. Payakumbuh dan Limapuluh Kota tidak bisa dipisahkan, baik secara culture, atau keseragaman UMKM,” papar tokoh politik Luak Nan Bungsu itu.

Supardi memastikan dirinya akan terus bergerak untuk menemukan jati diri Payakumbuh, sekaligus menjadi kota asalnya, sebagai kota yang terus berpacu dalam pembangunan. Segala upaya dilakukannya, gerbong telah pula dibuat. Supardi menerabas jalan pembangunan untuk Payakumbuh, kota perlintasan yang tak pernah mati. (*)